23|Sucide

5.2K 741 21
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambh semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Haechan berjalan gontai, bajunya lusuh matanya memerah hidungnya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan berjalan gontai, bajunya lusuh matanya memerah hidungnya juga. Air matanya terus mengalir, bekas tamparan ibunya barusan masih terasa perih dan membekas.

" Padahal uang itu untuk persalinanmu" Ucap Haechan sambil mengelus perutnya.

Uang haechan sudah di rampas habis oleh ibu dan adiknya, mereka memaksa Haechan mencairkan uang ditabungan Haechan, ia bekerja setengah mati untuk mencari uang itu kemarin. Dan mereka mengambilnya dengan mudah.

Haechan tidak bisa menolak, ia tidak mau durhaka pada orang tua, walaupun begitu tanpa ibunya ia tidak bisa lahir. Haechan menatap orang sekelilingnya yang menatap jijik Haechan.

Semua yang haechan punya di bawa oleh ibunya, termasuk ponselnya. Haechan tidak punya uang untuk pulang, bagimana ia memanggil mark? Haechan masih menatap sekitar yang seakan menghakiminya.

Bisikan demi bisikan terdengar membuat telinganya panas, ia meringis ketika seorang berkata.

" Kasihan ya, dia sedang hamil tapi depresi.. Aku yakin dia di buang suaminya" Ucap seorang.

" Hiks.." Haechan tesrisak, ia merasa dirinya hina.

Haechan menatap ke samping, ia berada di jembatan Sungai han sekarang ia melihat ke bawah yang cukup tinggi.

- - -

Mark baru saja pulang dari acara berbincangnya dengan Yangyang hendery dan Jeno, ia berniat pulang karena memang urusan kantornya sudah beres.

Sore itu sekitr pukul empat mark pulang, namun sebelum pulang ia mampir ke toko cincin. Membeli cincin untuk Haechan, ia yakin pada dirinya untuk melamar haechan menetapkan miliknya.

Sebenarnya ia sudah jauh-jauh hari ingin melamar haechan, namun ia ragu entah keraguan macam apa. Dan ketika yangyang berkata untuk menghabiskan waktunya bersama Haechan sebelum cakrawala menjemput maka Mark dengan seribu keyakinan memberanikan niatnya.

" Aku ingin cincin yang ini" Tunjuk mark pada cincin emas dengan berlian merah.

" Ah ya, ini dia" Ucap Pelayan. Mark melihan cincin indah itu, pasti sangat cocok di pakai oleh Haechan.

" Tolong bungkuskan, beri kotak berwarna merah"

" Baiklah" Mark mengeluarkan kartu debitnya dan memberiakannya pada pelayan.

Tak berapa lama pesanannya sudah berada di tangannya. Mark kembali melajukan mobilnya pulang. Ia menelfon haechan.

' Yeoboseyo?' mark menyiritkan kening ketika yang mengangkatnya bukan Haechan.

' Siapa kau?'

' Apa ini Mark oppa? Ini nomormu? Kenapa si pembawa sial itu memberi nama hubby kau siapanya? Diakan jalangmu'

Cakrawala [ Markhyuck ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang