"Atuuyy," panggil Yuna agak pelan setelah mengetuk pintu kamar Yuta.
"Masuk," sahut Yuta dari dalam kamar.
Yuna ngebuka pintu kamar Yuta pelan lalu ngintip sedikit.
"Abang udah tidur ya?"
"Belum, knp na?"
bohong, batin Yuna, suara Yuta yang serak setiap bangun tidur gabisa bohong di telinga Yuna.
"Mau tidur disini," kata Yuna sambil masuk ke dalam kamar.
Yuta ngegeser badannya kepinggir biar Yuna muat tidur di sebelahnya.
"Abis nonton film hantu ya lu?" tebak Yuta, karena emang biasanya Yuna tiba - tiba minta tidur bareng cuma kalo abis nonton film horror doang.
Yang di tanyain cuma cengar - cengir sambil naik ke tempat tidur trus tiduran.
"Kalo AC nya kedinginan matiin aja, gue mau tidur" Yuta balik badan ngebelakangin Yuna trus lanjut merem.
Yuna ngangguk trus narik selimut yang dipake Yuta.
"Ambil selimut di lemari sono ah," omel Yuta sambil nahan selimutnya biar ga ditarik Yuna lagi.
"Gamau ihh dikit doang nutupin kakii, pelit bgt sih," omel Yuna balik.
Yuta yang ngantuk + males ribut cuma buang nafas kasar trus merem lagi.
Habis nyelimutin kakinya, Yuna nyalain hp buat ngechat temennya di Whatsapp.
Mata Yuna langsung terbelalak melihat chat Dohyon yang terakhir.
Tapi sebelum Yuna kena serangan jantung mendadak, Dohyon melanjutkan kata - katanya.
Yuna matiin hp nya trus ngehela nafas pelan.
Sebenernya Yuna masih kepikiran sama yang di lihatnya tadi.
'Kak Jeongin genggam tangan cewe lain.'
Walaupun emang Yuna yang nolak ajakan Jeongin buat jadian, bukan berarti Yuna ga sayang sama Jeongin.
Ntah kenapa memang waktu itu hati Yuna ga berani ngambil resiko buat bilang "iya" waktu Jeongin confess ke dia face to face.
Lebay kalo difikir - fikir, tapi memang segampang itu otak Yuna berfikir terlalu over dan hati Yuna patah.
Air mata keluar dari ujung matanya dan mengalir ke telinga karna Yuna tidur telentang.
Yuna nutup mata pake lengan kanannya, nyoba buat tidur, berusaha berhenti untuk overthinking.
"Tidur na, udah malem," kata Yuta tiba - tiba mengagetkan Yuna yang langsung buka mata lalu ngusap air matanya.
Yuta nge balikin badannya ke arah Yuna.
"Wanna share some curahan hati?" tanya Yuta sambil tersenyum kecil mandangin wajah Yuna di hadapannya itu dalam gelap.
Yuna diem, ga lama ganti posisi jadi miring ke arah Yuta. Matanya memandang kosong ke arah wajah Yuta yang terlihat samar dalam gelap.
"i feel so upset," kata Yuna lemah.
"i know," jawab Yuta lembut.
Tangan Yuta terangkat buat menyibakkan rambut Yuna yang nutupin mukanya lalu menyelipkan nya dibalik telinga Yuna.
"Gue ketemu dia pas lu buru - buru keluar gramed,"
"You what?" tanya Yuna kaget.
"Kenapa?" tanya Yuta balik mendengar pertanyaan terkejut adiknya.
"Abang ada bilang apa sama dia?"
"Gue bilang, makasih udah buat adek gue kecewa, dasar cowo tolol bisa - bisanya bikin adek orang nangis, kalo bukan anak kecil udh abis lu sama gue, gitu," jelas Yuta dengan nada datar.
"DEMI APA LU BILANG GITU?!" teriak Yuna langsung duduk dari posisi tidurnya.
"Hahahaha kaga lah dodol percaya aja lu, pengen nya sih bilang gitu, tp gue buru - buru keluar nyamperin lu yg ngilang jd ga sempet ngomong gitu dah ke dia," jawab Yuta ngeles.
"Ih gila dah gue kalo lu ngomong gitu ke dia," Yuna balik tiduran dengan posisi telentangnya tadi.
"Emang knp kalo gue bilang gitu?" tanya Yuta sambil meletakkan tangannya di bawah kepalanya.
"Dia ga salah, gue yang salah udah nolak confess dia, kalo lu marah - marah gitu kan gue malu, masa gue yang salah dia yang marahin," Yuna ngelirik Yuta dari ujung matanya, kesal.
"Ya gapapa, kalo emang dia beneran sayang sama lu dia pasti usaha sampe bener - bener bikin hati lu luluh,"
"Bukan nya malah nyari yang baru. Mau dia alesan lu udah nolak dia atau mau nyari pelampiasan juga intinya dia ga serius sama lu karna lebih milih orang lain daripada lu," lanjut Yuta.
Yuna diem sambil natap langit - langit kamar Yuta yang ditempelin bintang, bulan, matahari yang glow in the dark.
"Salah ga sih kalo gue berharap dia masih ada rasa sama gue?" tanya Yuna, lebih kepada dirinya sendiri.
"Salah kalo lu terlalu berharap dari sesuatu yang lu tau itu ga mungkin, sesuatu yang dipaksakan atau berlebihan pasti akhirnya ga bagus," jawab Yuta sambil benerin selimut di badan Yuna sampai dadanya.
"Bang, i wish i got a husband that exactly like you," Yuna ngedeketin badannya ke arah Yuta trus meluk Yuta.
"U have all of me, you don't need another me," kata Yuta sambil memeluk Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
°yu sibling°
Humor"dek, apapun yang terjadi, selalu inget ya dek, gue sayang sama lo," ㅡ Yuta, 2019 "bang please deh, kita cuma mau naik wahana di dufan bukan loncat dari gedung" ㅡ Yuna, 2019