47 (2)

630 36 3
                                    

selama perjalanan luke terdiam ketika melihat sampingnya

lolita melamun

"mengapa melamun?"tanya luke sambil fokus ke jalan

ia menggeleng

"aku mau pulang"

"ya kita sedang dalam perjalanan"

"who's that girl?"

"what girl?"

"pacar baru mu?"

"perempuan yang mana?!" tanya luke mulai jengkel

"yang tadi bersama mu, yang mabuk kecil itu"

"astaga itu asisten ku"

"sejak kapan kau mempunyai asisten perempuan?"

"sejak calum sudah bukan menjadi partner ku lagi"

lolita terdiam tetap menatap lurus kejalanan

"perempuan itu cantik"

ucap lolita dan luke pun mengangguk

"mengapa kau menanyakan nya?"

"karna ia cantik, cocok untuk mu"

"kau bercanda"

"aku serius" lolita pun melirik luke dan luke lun tertawa

"im sorry for what i've done that day on the hospital i swear i didnt want to make any scene"

"just forget it, dad" jawaban lolita menohok hati luke

dad she said
batin luke teriak

"mengapa kau menyetir dengan kecepatan yang pelan?" tanya lolita bingung

"diamlah aku sedang membawa ibu hamil, aku harus extra berhati hati"

"kau berlebihan"

"aku serius"

dan tak terasa mereka tertawa bersamaan

"ia lebih cocok menjadi pasangan mu"

"siapa yang cocok?"

"assistant mu, kalian akan terlihat serasi"
ucap lolita sambil termakan sakit hatinya itu

"ide bagus"
jawaban luke membuat lolita sakit hati bukan kepalang

dan akhirnya perjalanan menjadi hening

"aku cinta new york malam hari" ucap luke sambil tetap menyetir dengan kecepatan yang stabil

"aku rindu LA" ucap lolita dan luke meneguk ludahnya

ia merindukan LA , apa mungkin ia merindukan apa saja kejadian yang terjadi di sana?

batin luke berbicara

"i miss my home, new york is so stressfull these days" lolita berbicara kepada luke dan luke mengangguk

"mungkin karna kau jalan semakin berat jadi kau merasa semua berat"

"kau tidak jelas" ucap lolita

luke pun tertawa lagi

tak tau mengapa

luke hanya ingin menikmati moment bersama lolita

sagey // luke hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang