Prologue

9.8K 433 19
                                    

***

"Siapa namamu?" tanya seorang bocah lelaki berumur sepuluh tahun kepada seorang bocah perempuan yang sedang duduk sendirian di bawah pohon rindang.

"Lexi." jawab bocah perempuan tersebut sambil menunduk.

"Nama yang indah. Aku Luke. Kita bisa menjadi teman." ucap bocah lelaki bernama Luke tersebut. Lexi menatap Luke dengan binar kebahagiaan.

   "Luke, bagaimana jika aku pergi suatu saat nanti?" tanya bocah perempuan itu sambil menatap bintang di langit.

   "Kau tidak akan pergi ke mana-mana, Lexi." jawab bocah lelaki dengan rambut cokelat tua itu sambil menatap gadis kecil di sampingnya.

   "Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi nanti?" tanya gadis kecil itu kembali seolah ia memang akan pergi suatu saat nanti.

   "Kalau begitu aku akan mencarimu ke ujung dunia, dan tidak akan pernah melepaskanmu lagi." jawab bocah lelaki itu dengan sangat yakin.

   "Bagaimana jika kau tidak menemukan aku nantinya, Luke?" tanya gadis kecil yang sekarang mengalihkan pandangannya dari indahnya bintang lalu menatap bocah lelaki di sampingnya yang bernama Luke.

   "Itu tak akan terjadi, karena aku pasti akan menemukanmu." ucap Luke sambil menatap ke dalam bola mata berwarna biru di hadapannya.

   "Hei, sayang. Kau kenapa? Apa kau bermimpi buruk lagi, Chris?" tanya seorang wanita cantik sambil mengelap peluh yang membasahi wajah pria tampan yang terbaring gelisah di sampingnya.

   Pria tersebut hanya diam sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

   Shit, aku bermimpi dia lagi.

   Pria itu bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil sebuah tabung kecil yang di dalamnya terdapat pil-pil putih. Ia lalu segera memasukkan beberapa pil tersebut ke dalam mulutnya lalu meneguknya dengan segelas air putih. Wanita cantik yang sedari tadi menatapinya bergerak mendekat dan memeluk pria itu hangat membuat tubuh polosnya bersentuhan dengan punggung polos pria itu.

   "Kau tidak apa-apa? Apa kau ingin kit—"

   "Keluar." ucapan gadis itu terpotong oleh kata tajam yang keluar dari mulut pria itu.

   "Apa maksudmu, Chris?" tanya wanita itu takut-takut.

   "Aku bilang keluar dari kamarku, Camelia!" teriak Chris sambil menatap tajam wanita itu. Wanita tersebut hanya bisa menatap kecewa lalu memunguti pakaiannya di lantai dan pergi keluar.

   Apa kau bermimpi wanita itu lagi, Chris? Aku yakin memang dia yang kau mimpikan karena hanya dia yang bisa membuat kau mencampakkan ku.

***
"Tolong aku! Tolong!" teriak gadis kecil itu saat tubuh mungilnya ditarik paksa untuk memasuki sebuah rumah tua yang tak terurus.

   "Diam kau gadis kecil atau kau akan bunuh sekarang juga!" ancam seorang pria tua lalu melempar masuk gadis kecil itu ke dalam mobil.

   "Ku mohon lepaskan aku! Aku ingin pulang!" pinta gadis kecil itu sambil menangis.

   Pria tua itu menatap kesal ke arah gadis kecil itu ia lalu menamparnya hingga pipi gadis itu memerah dan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

   "Aku bilang diam! Urus dia aku tidak ingin mendengar suaranya lagi." titah pria tua itu kepada anak buahnya yang memiliki banyak tattoo di tubuhnya.

   Orang tersebut lalu mengeluarkan sebuah suntikan yang sudah berisi cairan yang tak tahu cairan apa itu. Ia berjalan menghampiri gadis kecil yang terduduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya. Gadis kecil itu mengetahui bahwa ia berada dalam bahaya.

   "Jangan! Jangan sakiti aku!" ucap gadis itu saat pria bertato itu mulai menyuntikan cairan tersebut ke dalam dirinya.

   Perlahan tapi pasti kesadaran gadis kecil itu mulai menghilang, tubuhnya melemas, pandangannya mulai kabur.

   "Tuhan tolong aku" ucap gadis kecil itu dalam hati sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya.

   Wanita itu terbangun dari mimpinya. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama tujuh belas tahun ini. Mimpi yang membuatnya merasa hancur ketika terbangun. Masa lalu yang sangat ingin dilupakannya.

   Wanita itu bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju ruang tamu. Ia menyalakan televisi lalu menonton sebuah acara.

   "Billionare muda, Christopher Ashton akan segera membuka resort terbarunya di Milan awal bulan depan—"

   Wanita itu mematikan televisinya saat melihat siapa yang ada di berita.

   Sepertinya kau baik - baik saja, Luke.

***

The Sweet JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang