Chapter 15 - Romance

3.2K 231 34
                                    

***

   "Sampai kapanpun kau tidak akan mengerti, Megan, tentang semua jawaban yang sudah ku berikan berkali-kali padamu."

   "Karena kau menjelaskannya dengan tidak jelas." bela Megan tidak ingin dianggap bodoh.

   "Bukan aku yang tidak jelas tapi karena kau tidak pernah tahu arti sebenarnya dari jatuh cinta."

   "Megan, tidak ada yang masuk akal jika mengenai cinta."

Dan di saat itulah seakan Tuhan tengah membukakan hati dan matanya yang selalu terhalang oleh ego dan logikanya, Megan sadar. Ia tahu harus melakukan apa.

***
HARAP VOTE SEBELUM MEMBACA UNTUK MENGHARGAI PENULIS! COMMENT SETELAH MEMBACA UNTUK SUPPORT PENULIS!!!
***

"Tidak perlu terlalu dipikirkan. Aku tidak ingin otakmu pecah hanya karena hal seperti itu." ucap Matt dengan nada bercanda sambil terkekeh melihat Megan yang tersadarkan dari lamunannya dan menatap kesal ke arahnya.

"Ish, dasar menyebalkan." gerutu Megan memanyunkan bibirnya. Matt yang merasa sangat gemas dengan ekspresi Megan lalu mencubit kedua pipi wanita itu.

"Matteo! Lepaskan!" seru Megan sambil berusaha menarik kedua tangan Matt dari pipinya.

"Hahaha, kau sangat lucu!" Matt tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya yang sakit.

"Kenapa kau selalu senang menyiksaku, sih? Pipiku sakit tahu!" kesal Megan sambil memegangi pipinya yang memerah dan menatap nyalang ke arah Matt.

"Maafkan aku, sayang. Sini biar aku sembuhkan." ucap Matt sambil berusaha menghentikan tawanya. Pria itu lalu mendekat dan mengecup kedua pipi Megan. Megan menegang, pipinya yang sudah merah akibat cubitan Matt semakin menjadi merah karena malu. Perlakuan Matt yang seperti ini sangat jarang pria itu lakukan, karena sadar bahwa Megan pasti akan merasa canggung jika melakukan hal-hal seperti itu.

"Sudah hilang sakitnya?" tanya Matt menatap Megan dengan senyum di wajah tampannya. Megan hanya bisa mengangguk sambil tersenyum kikuk.

   "Ayo, kita kembali. Acaranya akan segera selesai." ajak Matt. Keduanya lalu bangkit dari duduk dan di saat Megan membalikkan tubuhnya disaat itu lah matanya bertemu dengan sepasang mata biru yang menatapnya tajam. Dari tatapan itu Megan dapat melihat kekecewaan yang terpancar. Chris berdiri disana sebelum akhirnya membalikkan badannya dan berjalan menjauh.

***
   "Akhirnya kalian kembali juga!" seru Tamara, ibu Megan, saat melihat Megan dan Chris yang kembali duduk di meja mereka.

"Ada apa memangnya?" tanya Megan penasaran.

"Mom, ingin mengajak kalian berlibur." sahut Jessi, ibu Chris, dengan senang.

"Berlibur kemana?" kali ini Chris angkat bicara.

"Ke pulau mommy tentu saja." jawab Sean.

"Oh, hanya kesana. Itu sudah biasa." ucap Chris dengan cuek. Suasana hatinya sedang buruk saat ini.

"Itu tidak biasa. Daddymu membelikan sebuah pulau untuk mommymu adalah hal yang sangat romantis. Aku bahkan tidak pernah membelikan hal semewah itu untuk istriku." ucap Samuel yang langsung membuat Sean besar kepala. Pria berumur lebih dari setengah abad itu memasang wajah bangganya.

"Kau juga belum tentu bisa membelikan sebuah pulau untuk istrimu." ucap Sean meremehkan putranya sendiri. Keduanya memang jika sudah berdebat tidak ada yang ingin mengalah.

The Sweet JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang