2. KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN

584 36 0
                                    







Ucapan Candy beberapa hari yang lalu masih melayang-layang di kepala Alden. Begitu juga dengan ucapan Andi. Apa mungkin Alden terlalu pengecut? Atau memang tidak seharusnya Alden mengutamakan sifat Mara yang selalu menghindar dari banyak orang? Alden merasa gagal dalam hal sepele seperti itu. Sebelumnya Alden bisa dengan sangat mudah mendekati gadis mana pun selagi mereka adalah tipikal gadis yang mudah bergaul. Tetapi kali ini dengan Mara, Alden sendiri bingung mengapa justru ia yang terlihat ikut-ikutan introvert?

Ponse Alden berbunyi berkali-kali, tanda seseorang atau teman-temannya sedang asik gibah di group Whatsapp mereka. Sebagai seorang laki-laki, Alden dan teman-temannya terlihat seperti makhluk yang berbeda dengan wanita, tetapi pada dasarnya mereka juga suka sekali membicarakan orang lain. Terlebih keburukan orang yang sama-sama tidak mereka sukai.

Andi : Nilai sudah diupdate Pak Yogi, bro!

Jojo : Serius? Nilai lo?

Andi : Ya nggak dongsss... Tapi ngepas hehehe...

Randy : Ketawa aje lo, bau! Gue baru ngecheck nih. Nilai gue lumayan lah...

Jojo : Bentar, gue check dulu.

Putra : Ehem! Gue B+ dong! *smirk*

Ade : Si Putra setan emang nih! Lo nggak pernah kasih bantuan ke gue sih jadi nilai gue babak belur deh.

Putra : Wkwkwkwk sabar, De. Emang nilai lo digebukin siapa?

Randy : Jangan sombong, Put. Masih ada Alden Einstein di atas lo wkwkwk...

Andi : Se7!

Putra : Dih, tulisan lo macam apa dah, An? Makhluk alay.

Pak Yogi adalah dosen yang terkenal dengan sifatnya yang pelit. Pelit nilai. Juga tidak mengenal dispensasi. Absen bagus pun tidak menjadi penunjang di dalam ujiannya. Dan hanya mengenal satu kali ujian ulang, tidak ada tugas sama sekali untuk memperbaiki nilai.

Alden penasaran, ada berapa ratus mahasiswa yang dibuatnya menanggung penderitaan di kampus ini selama Pak Yogi bekerja sebagai dosen di kampus mereka? Sudah berapa banyak sumpah serapah yang diterimanya hingga detik ini?

Alden berlari menuju sebuah ruangan. Ia harus memeriksa nilai meskipun ia sangat percaya diri dengan hasilnya karena Alden merasa ujian yang diberikan Pak Yogi masih terlampau mudah baginya. Tetapi kaki Alden tiba-tiba berhenti melangkah saat ia melihat Mara sedang menatap sebuah layar komputer di ruangan itu. Perlahan Alden mendekatinya, sebisa mungkin ia tidak mengeluarkan suara apapun saat mengintip apa yang sedang Mara kerjakan.

Hasil akhir : C

Alden membulatkan kedua mata. C?? Mara di mata kuliah Pak Yogi dapat nilai C? Alden bertanya-tanya dalam hati. Baginya ini kurang masuk akal. Yang Alden tahu, Mara gadis yang cerdas. Mara juga sangat rajin mempelajari mata kuliah itu, Alden sering melihatnya membaca buku tentang apa yang mareka pelajari dari Pak Yogi.

Alden tersadar saat Mara menginjak kakinya ketika Mara melangkah mundur. Sontak Mara berbalik dan terkejut melihat Alden kini berada di hadapannya. Sebenarnya mereka justru sama-sama terkejut karena itu pertama kalinya mereka saling bertatapan dengan jarak yang cukup dekat.

"H-hai..." Mulut Alden menyapa Mara dengan spontan.

Mara menunjuk komputer. "Mau pakai?" tanya Mara pada Alden. Itu juga pertama kalinya Mara bertanya sesuatu pada Alden hingga membuat laki-laki itu sedikit salah tingkah.

"Eng... pakai saja duluan." Yang saat ini dibutuhkan Alden adalah tenang. Agar Mara tidak menyadari betapa jantung Alden sudah bekerja tidak beraturan saat mendengar suara berat Mara.

BETTER THAN BEFORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang