Chapter XVI

1.8K 214 45
                                    

Setelah kejadian Hangyul mengakui dirinya cemburu dengan kedekatan Yohan dan Yuvin serta Yohan yang diantar pulang oleh Hangyul dengan sepedanya, hubungan mereka kini menjadi lebih dekat. Setiap hari mereka selalu pulang bersama dengan sepeda Hangyul, sesekali menyempatkan diri untuk mampir dan makan sebelum benar-benar sampai di rumah Yohan. Terkadang mereka menghampiri Han's Cafe dan berbincang dengan Seungyoun, Wooseok maupun Seungwoo--pria berponi sang pemilik Han's Cafe. Di kesempatan lain juga mereka akan mengunjungi mini market tempat Hangyul bekerja paruh waktu dulu. Kini mereka memiliki dua pekerja paruh waktu baru yang berjaga secara bergantian. Dilihat dari mukanya, mereka terlihat seperti siswa SMA. Kalau tidak salah, nama mereka adalah Hyungjun dan Dongpyo.

Namun, meskipun hubungan mereka bisa dikatakan sangat dekat, tidak ada status pasti di antara mereka selain teman. Perlu dikatakan satu-satunya yang mengikat mereka adalah rasa cemburu dan rasa nyaman pada masing-masing, tidak ada kata-kata lainnya. Tentu hal ini terlihat membingungkan, namun untuk saat ini mereka terlihat tidak terganggu dan cenderung menikmatinya saja.

Terutama bagi Yohan. Ia tahu Hangyul sedang memperjuangkan mimpinya sekarang, jadi jelas tak ada waktu untuk memperjelas hubungan mereka. Jujur, dengan pengakuan Hangyul bahwa ia cemburu pada kedekatannya dengan Yuvin saja rasanya sudah menyenangkan. Untuk saat ini, itu saja sudah cukup. Ia tidak berani berharap lebih.

Sudah terhitung dua bulan mereka berlatih bersama. Jadwal tes beasiswa Hangyul sudah semakin dekat, begitu pula dengan jadwal dimulainya lagi perkuliahan Yohan. Semua terasa begitu cepat dan tak terasa. Hangyul berhasil menjaga kondisi tubuhnya sehingga kondisinya tetap sehat tanpa cedera sedikit pun. Tentu saja ini tidak lepas dari usaha Yohan yang tetap memerhatikan Hangyul dengan baik, memastikan pemuda itu istirahat dengan cukup dan tidak memaksakan dirinya terlalu jauh.

"Jadi tesnya itu besok ya?" tanya Yohan sesaat setelah ia menelan ayam goreng tanpa tulangnya. Mereka baru saja selesai latihan dan perut Yohan lagi-lagi berbunyi di tengah perjalanan setelah matanya tanpa sengaja melihat restoran ayam goreng. Mereka pun memutuskan untuk singgah sebentar dan menyantap ayam goreng di sana.

Hangyul menganggukkan kepalanya sembari mengunyah ayam goreng tersebut, "semua usahaku akan dinilai besok. Waktu benar-benar terasa begitu cepat."

Yohan ikut menganggukkan kepalanya. Rasanya memang begitu cepat. Dari awal Yohan merasa sangat frustasi dengan dua dunia yang harus ia seimbangkan, sampai saat ini ia bisa liburan dengan tenang karena berhasil menyeimbangkan keduanya. Semuanya terjadi berkat Hangyul. Masih bisa ia ingat dengan jelas pertama kali mereka bertemu di mini market beberapa bulan lalu, kini mereka bahkan sudah menjadi sedekat ini. Sekarang giliran Hangyul yang harus menggapai mimpinya.

"Aku yakin kau pasti berhasil," ujar Yohan sambil tersenyum. Tangannya mengambil daging ayam goreng kelimanya saat itu, "Yuvin hyung dan pelatih selalu mengatakan hal yang baik tentang latihanmu. Kau pasti berhasil, percaya padaku."

"Jangan berkata begitu, aku jadi merasa lebih terbebani," Hangyul terkekeh, "aku akan berusaha sekuat mungkin agar dapat berhasil. Terima kasih untuk segalanya, tolong doakan aku saja ya?"

"Hum! Pasti," Yohan menganggukkan kepalanya mantap dan menyantap ayam gorengnya dengan riang. Segala harapannya harus berhasil.














Hari ini adalah hari tes beasiswa jalur Taekwondo yang akan diikuti oleh Hangyul. Yohan tentu saja ikut menemani Hangyul mendatangi tempat tes tersebut. Meskipun ia tidak diperbolehkan masuk, namun ia tetap akan menunggu Hangyul sambil terus berdoa di depan ruangan tes.

Hangyul terlihat gugup hari itu. Tentu saja, siapa yang tidak akan gugup pada hari penting seperti ini, kan? Namun Yohan terus berusaha menenangkan pemuda itu sebelum tes dimulai. Syukurnya hal itu cukup membantu Hangyul. Sesaat sebelum ia memasuki ruangan, pemuda itu sudah terlihat lebih tenang dan percaya diri.

It's A Lot More Than A Taekwondo • YohangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang