Chapter VIII

1.3K 233 31
                                    

"Bagus, Yohan! Akhirnya kau melakukannya dengan benar!"

Yohan menatap tak percaya pelatih yang tengah menepuk tangannya sembari tersenyum setelah ia baru saja melakukan tendangan sesuai dengan saran Hangyul sebelumnya.

Sang pelatih berjalan mendekati Yohan dan menepuk pundak pemuda itu beberapa kali, "kalau kau bisa terus berkembang seperti ini, mungkin kita bisa kembali melakukan kelas khusus mulai minggu depan."

Mata Yohan kembali membelalak kaget. Ia pun membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih berkali-kali pada sang pelatih.

Setelah beberapa kata penutup dari sang pelatih kepada para murid yang datang hari itu, latihan pun selesai. Para murid yang tadinya berbaris dengan rapi sontak berhamburan tidak tentu arah. Ada yang langsung mengambil tasnya, ada yang langsung ke kamar mandi, ada pula yang langsung berkumpul dengan teman-temannya.

Tak terkecuali Yohan. Ia termasuk golongan yang mengambil tasnya terlebih dahulu untuk mengambil sebotol jus apel yang dibelinya dari mini market tadi sore sebelum ia pergi ke tempat latihan. Masih teringat jelas bagaimana Hangyul menyemangatinya dan mengingatkannya tentang posisi yang benar saat ia membeli minuman tadi. Sebuah senyuman merekah di bibir Yohan setelah ia meneguk jus itu hingga menyisakan setengahnya saja.

"Yohan hyung!!! Kau hebat!" sebuah tepukan di pundak Yohan menganggetkan pemuda itu. Untung saja ia sudah selesai meneguk jusnya, kalau tidak mungkin ia akan tersedak.

Yohan memalingkan wajahnya dan penglihatannya langsung disuguhkan tiga pemuda yang setia menjadi temannya selama di klub ini. Siapa lagi kalau bukan Junho, Minhee dan Yunseong.

Minhee terlihat melihatnya dengan berbinar, "hyung kembali menunjukkan perkembangan! Sama persis seperti hyung yang kukenal dari dulu!"

Yohan terkekeh mendengar ucapan Minhee. Ia mengelus tengkuknya sedikit malu pada pujian teman-temannya itu, "terima kasih. Aku juga hampir tidak yakin bisa kembali berkembang, terima kasih sudah percaya padaku!"

Ketiga pemuda itu menganggukkan kepalanya, namun beberapa detik kemudian Junho terlihat mengubah ekspresinya menjadi sedih.

"Kalau hyung terus berkembang seperti ini, berarti minggu depan hyung kembali ke kelas khusus ya? Tidak bisa latihan bersama kami lagi?" tanya Junho yang kemudian membuat Minhee dan Yunseong ikut menatapnya sedih. Mereka baru sadar dengan kemungkinan itu.

Tatapan Yohan menjadi sendu, namun ia berusaha untuk tetap tersenyum. Ia mengusak rambut ketiga pemuda itu bergantian, "tidak usah khawatir. Aku akan main sesekali di waktu latihan biasa untuk menemui kalian, atau, bekerjalah lebih keras! Siapa tau kelas khusus nanti isinya bisa ditambah kalian bertiga, bukan hanya aku saja. Sepi juga sih latihan sendiri, hehe."

"Benar juga," Yunseong menganggukkan kepalanya, "kalau begitu bertahanlah di kelas khusus, hyung. Kami akan berusaha mengejarmu!"

Senyum Yohan melebar. Ia menganggukkan kepalanya antusias, "mari bertemu di kelas khusus!"

Setelahnya, mereka pun memutuskan untuk mandi dan mengganti baju mereka karena sudah tidak nyaman dengan tubuh mereka yang berkeringat dan lengket.

"Hyung, kami bertiga berencana akan makan pizza hari ini. Apa hyung mau ikut?" tanya Junho saat mereka tengah berjalan keluar dari tempat latihan secara beriringan. Minhee dan Yunseong menatap Yohan penuh harap untuk ikut acara mereka. Yah, kan kalau Yohan bisa ikut, uang patungan mereka juga bisa menjadi lebih sedikit, hehe.

Yohan berpikir sebentar. Sepertinya tidak ada salahnya untuk ikut ketiga temannya itu makan pizza, toh anggap saja ini merupakan hadiah dari dirinya kepada dirinya sendiri karena telah berkembang lagi. Ia pun menganggukkan kepalanya menyetujui sebelum matanya menangkap mini market tempat Hangyul bekerja. Sebuah senyuman pun muncul di bibir pemuda itu.













It's A Lot More Than A Taekwondo • YohangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang