Chapter IV

1.7K 270 22
                                    

"Sihoon-ah! Hari ini kau ada acara tidak?"

Sihoon terperanjat kaget saat Yohan tiba-tiba menepuk pundaknya dan berbicara dengannya dengan suara cukup keras. Pemuda itu terlihat cukup bersemangat hari ini, beda sekali dengan kemarin yang terlihat seperti mayat hidup.

"Umm.." Sihoon menunjukkan wajah berpikirnya sebentar dan kemudian terkekeh saat melihat muka Yohan yang menjadi lesu, "tidak ada kok, Yohan. Aku tidak ada acara apa-apa hari ini. Ada apa, hm?"

Senyuman cerah di wajah Yohan kembali begitu mendengar jawaban Sihoon, "bagus! Aku akan mentraktirmu sesuatu hari ini. Kau telah membantu banyak terkait akademik ku, aki ingin mengungkapkan rasa terima kasihku!"

"Astaga, kau tidak perlu segitunya," Sihoon menggelengkan kepalanya, "aku tidak membantu banyak kok. Hanya mengingatkanmu untuk mengerjakan tugas dan membantumu mengerjakannya sedikit. Tidak perlu sampai ditraktir begini."

Yohan menggelengkan kepalanya lalu menggenggam tangan Sihoon kuat, "aku tidak menerima penolakan, Sihoon ah! Pokoknya kau harus aku traktir hari ini. Ayo!"

Salahkan Yohan yang memiliki tenaga luar biasa hasil segala latihan Taekwondonya selama ini, yang jelas Sihoon mengikuti langkah Yohan murni karena ia terseret, bukan karena keinginannya sendiri.












Di sinilah mereka sekarang, sebuah restoran tteokbokki sederhana yang berada tidak jauh dari Produce University. Meskipun sederhana, restoran ini selalu ramai karena rasa tteokbokkinya yang khas dan diminati oleh berbagai kalangan. Terutama mahasiswa-mahasiswa Produce University.

"Ternyata mereka tidak berbohong ya tentang rasa tteokbokki restoran ini yang enak sekali," ujar Yohan di sela-sela kunyahan tteokbokki. Sedari tadi ia sibuk melahap tteokbokki tersebut hingga mulutnya penuh. Tidak lupa dengan matanya yang berbinar tiap kali ia berhasil menelan tteokbokki hasil kunyahannya.

Sihoon terkekeh melihat tingkah Yohan. Padahal pemuda itu tengah mentraktir dirinya, namun sekarang dia malah takjub sendiri dengan makanan traktirannya, "apa ini pertama kalinya kau mencoba tteokbokki di sini?"

Yohan mengangggukkan kepalanya cepat, "kau tak kan Sihoon ah.. aku menghabiskan waktuku dengan latihan Taekwondo jadi jarang sekali aku bisa berhenti sebentar dan makan-makan seperti ini."

Sihoon mengusak rambut Yohan pelan, "astaga, iya iya, makan yang banyak ya, Yohan-ah!" ujarnya lalu terkekeh, "ah benar juga. Tumben sekali kau tidak langsung latihan hari ini. Malah terlihat lengang dan bisa mentraktirku segala."

Perkataan Sihoon sontak membuat Yohan memelankan kunyahannya sebelum akhirnya berhenti. Pancaran matanya yang tadinya berbinar kini mulI meredup disertai dengan helaan nafasnya.

Ia memutuskan untuk menelan tteokbokki itu terlebih dahulu sebelum mulai berbicara, "kemampuan Taekwondoku sepertinya mengalami kemunduran dari waktu ke waktu. Pelatihku merasa kesal karena aku tidak dapat mencapai ekspektasinya, jadi ia memutuskan untuk berhenti mengajariku kelas khusus. Aku harus masuk kelas biasa yang diselenggarakan 3 kali seminggu sekarang."

Raut muka Sihoon melunak saat mendengar penjelasan Yohan. Ia meraih tangan pemuda itu dan mengusapnya pelan, "tidak apa-apa, Yohan ah. Aku tau kau atlet yang hebat. Dalam waktu singkat pasti kau bisa menunjukkan perkembangan lagi. Jangan patah semangat, okay?" ujarnya disertai senyuman manis.

Alih-alih terlihat tenang karena kata-kata Sihoon, raut muka Yohan justru semakin suram. Ia menelungkupkan wajahnya di meja dan berbicara pelan, "andaikan aku bisa, Sihoon ah. Menyeimbangkan akademik dan Taekwondo saja sudah susah, apalagi harus menjadi terbaik di keduanya.."

Melihat Yohan justru kehilangan semangatnya, Sihoon menjadi merasa bersalah akan ucapannya. Ia mengusap lengan pemuda atlet itu lembut dan sesekali menepuknya pelan, "kau pasti bisa Yohan-ah. Lakukan pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru. Semua butuh proses."

It's A Lot More Than A Taekwondo • YohangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang