Chapter II

2.5K 308 15
                                    

"Yohan ah, hey! Bangun!" Sihoon mengguncang pundak Yohan yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja itu pelan. Sebenarnya Sihoon tidak tega untuk membangunkan Yohan apalagi setelah melihat gurat lelah dari wajah pemuda itu, namun kelas sudah berakhir dan Sihoon yakin Yohan pasti mempunyai jadwal latihan Taekwondo yang tidak boleh dilewatinya begitu saja.

"Ya! Yohan ah!!" Sihoon sedikit kehilangan kesabarannya dan menjambak rambut pemuda itu cukup kuat agar terbangun. Astaga, padahal ia hanya tidur telungkup di meja saat sesi perkuliahan, tapi kenapa bisa senyaman ini sih tidurnya?

"Agh!" kepala Yohan sontak tersentak akibat tarikan Sihoon dan ia pun terbangun. Ia mengusap kepalanya pelan sambil mengerucutkan bibirnya kesal, "kenapa kau kasar sekali sih, Sihoon ah.." rajuknya kemudian.

Sihoon menghela nafasnya dan melipat tangannya di dada, "aku sudah membangunkanmu dengan lembut ya! Kau saja yang tidak bangun bangun dan minta dikasari begitu!" 

Wajah Yohan pun langsung berubah, ia terkekeh pelan dengan muka sedikit bersalah, "hehe, maafkan aku ya.. aku mengantuk sekali.." ujarnya yang disusul oleh tangannya yang menutup mulutnya karena menguap.

"Hum, ya sudahlah, yang penting aku sudah membangunkanmu," Sihoon mengangkat bahunya dan membenarkan letak tas di bahunya, "aku akan pulang sekarang. Kau ada latihan kan? Aku sarankan lebih baik kau beli kopi dulu di mini market agar tidak ketiduran lagi." 

Sihoon terkekeh pelan di akhir kalimatnya. Setelah mengusap pelan rambut Yohan dan berpamitan, ia pun pergi meninggalkan kelas.

Yohan kembali mengusap matanya yang sebenarnya masih terasa berat sebelum merapikan peralatan kuliahnya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah dirasa tak ada yang tertinggal, ia pun beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas yang telah kosong tersebut.

"Sihoon benar, sepertinya aku harus beli kopi dulu.." gumamnya lalu menutup mulutnya yang menguap, lagi.























"Selamat sore, Pak," Hangyul memasuki mini market tempat kerja paruh waktu barunya itu disertai dengan sebuah senyuman lebar dan tundukan hormat. 

Pria baruh paya yang tengah memeriksa lembaran-lembaran uang di kasir tersebut mendongakkan kepalanya dan membalas senyuman Hangyul, "sore, nak!" jawabnya lalu kemudian memperhatikan jam tangannya dan mengangguk puas, "bagus, bagus. Kau datang tepat waktu."

Hangyul tersenyum semakin lebar mendapatkan pujian pertamanya di pekerjaan ini, "terima kasih, Pak." 

Sang pria paruh baya, Seokhoon, kemudian mengambil sebuah rompi dari balik kasir dan memberikannya pada Hangyul, "ini seragammu. Aku percayakan mini market ini padamu sampai nanti pagi ya. Kau tau apa yang harus dilakukan kan? Atau ada yang ingin kau tanyakan terlebih dahulu?"

Hangyul mengambil rompi tersebut dan menggelengkan kepalanya, "tidak ada, Pak. Saya sudah mengerti semuanya," jawabnya lantang disertai senyuman.

Seokhoon menganggukkan kepalanya lalu melepas rompinya, "baiklah kalau begitu. Aku akan pulang sekarang. Jaga kepercayaanku ya, anak muda?" tanyanya lalu menepuk pundak Hangyul dengan tatapan serius.

"Baik, Pak! Percayakan pada saya!" Hangyul menjawab lantang disertai acungan jempolnya. Tak lupa senyum lebar yang terpasang di wajahnya.

Seokhoon kembali menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar dari mini market tersebut, meninggalkan Hangyul sendirian dalam mini market tersebut. Ia pun segera berjalan menyusuri mini market untuk memastikan semua barang berada pada tempatnya sebelum ia berdiri di belakang kasir dan sedikit merapikannya.

Klining!

Lonceng penanda pelangganan masuk terdengar. Hangyul mendongakkan kepalanya dan tersenyum ramah terhadap seorang pemuda yang masuk, "Selamat datang!" sapanya ceria. Pemuda itu terlihat tidak mendengar sapaan Hangyul dan langsung berjalan menuju lemari pendingin dimana kopi-kopi instan berjejer dengan rapi di sana.

It's A Lot More Than A Taekwondo • YohangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang