29 | Kebohongan

440 37 2
                                    

              MOTOR sport dan besar itu mengebut cepat di jalanan lepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              MOTOR sport dan besar itu mengebut cepat di jalanan lepas. Seorang cowok, yang mengendarai, mengenakan helm full face itu tengah fokus menatap jalanan di depannya yang sangat padat.

           Sudah berulang kali, Ken menekan tombol klakson, namun, tetap saja motor dan mobil itu tak kunjung berjalan mulus. Sedangkan seorang cewek yang dibonceng oleh Ken, tengah resah sambil berulang kali menempelkan ponselnya di telinga.

          "Ken, bisa cepetan dikit, gak? Ini Kak Arga udah siuman, dan gue harus udah sampai," keluh Icha khawatir, sekaligus panik.

           "Gue udah berusaha, tapi kondisi yang gak mendukung. Gue usahain ngebut biar cepet sampai," tegas Ken sambil memegang erat kemudi sepeda motor.

            Jalanan masih ribut dengan klakson dan bunyi dentuman motor. Namun, Icha masih diam karena khawatir dengan kondisi Arga yang sudah siuman.

           "Akhirnya jalanan udah lenggang," jeda Ken sambil menancap gas kemudi untuk segera tiba di Rumah Sakit.

            Setibanya di Rumah Sakit, Icha langsung berlari meninggalkan Ken yang tengah meletakkan helm miliknya. Ken menarik senyum masam. Dadanya terasa sesak sejenak, sebelum sebuah pernyataan menamparnya.

            Sebegitu dekatnya, ya, lo sama Kak Arga, Cha? Lo gak tau perasaan gue saat lihat lo ngejar Kak Arga, Cha.

          Kenyataannya, lo memang gak pantes, buat cowok lemah kayak gue!

==================

           Letta mulai lega saat mendengar berita dari sang Dokter bahwa Arga sudah mulai membaik dan keluarga Arga boleh masuk untuk melihat kondisi pasien.

          Letta dan Aksa mulai masuk ke dalam dan mendapati Arga tengah mencoba meraih gelas kaca yang berada di atas nakas. Namun, dengan cepat Letta meraih gelas itu dan menyerahkannya pada Arga.

          "Kalau mau minta apa-apa, bilang, dong, Kak!" ucap Letta yang khawatir karena kondisi Arga yang belum pulih dengan sempurna.

            "Ma-aka-sih, Ta," jawab Arga mengeluarkan suara baritonnya. Letta tersenyum sambil meraih bangku yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

            Aksa yang sedari tadi diam memandang Arga dengan penuh kesalahan karena tidak merawatnya selagi sakit itu, akhirnya mencoba membuka topik percakapan.

          "Rivan sama Icha lagi ke area kemah, buat ngabarin kalau—-"

             Uhuk...uhuk...

Blacksweet [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang