Blacksweet [SELESAI] ✅

36 | Terkejut

              "GUE udah di depan rumah lo, nih. Buruan keluar, bawel!"

           Sebuah voice note yang dikirim oleh Ken mengisi gendang pendengaran seorang Icha. Kini ia tengah sibuk mengucir rambutnya menjadi kucir kuda. Dengan dress sederhana berpadu rok putih yang sangat elegan dengan dress yang dilapisi jaket pink miliknya, membuat kesan simple di mata orang.

           Ia dengan cepat menyambar tas mininya, dan segera turun dari tangga menuju ruang keluarga untuk berpamitan kepada Kelvin dan Desta. Ya, hari ini adalah Hari Minggu, dimana semua orang berkumpul di rumah.

          "Mah, Icha pergi dulu, ya. Mau ke toko buku," pamitnya sambil berlalu pergi karena sang mama sedang sibuk memasak.

          "Iya, Nak. Jangan lama-lama, ya. Jangan terlalu siang juga!"

           "Siap, Ma."

             Setelah memastikan bahwa ia sudah berpamitan dan menutup pintunya rapat-rapat, ia segera menghampiri Ken yang sudah duduk di atas motor birunya.

       "Emang, cewek harus lama gitu, ya, acara dandannya?"

          Icha berkacak pinggang, "gue udah baik mau nemenin lo ke toko buku. Kalau lo gak mau ya, udah. Gue masuk lagi, nih," ancam Icha sambil berlalu pergi.

           Namun, dengan cepat Ken meraih pergelangan tangan Icha. Cewek itu terhenti begitu saja seolah-olah seluruh tubuhnya tak bisa digerakkan saat sebuah suara menyentuh hatinya.

          "Maafin, gue, princees. Gue gak bakal kasar, lagi, nyonya. Ayo, Non naik!"

            plakk!

          "Aduh, sakit, kali. Lo kira tabokan lo itu gak tabokan maut?" tukas Ken.

         "Lo sih. Manggil gue campur aduk, nyonya, nona, princess. Dasar raja buaya!"

         Jawaban Icha hanya di balas cekikikan kecil oleh Ken. Icha dengan muka ogah-ogahan naik ke atas motor cowok itu dan membiarkan cowok nyebelin ini membawanya pergi entah kemana.

==================

              Jari jemari lentik milik Icha menyentuh perlahan sebuah rak buku yang sudah tersusun rapi beberapa buku disana. Dipegangnya sebuah buku kuno yang terlihat sangat antik terpajang di rak buku sebuah Toko buku terkenal di Jakarta. Icha memang pribadi yang lebih menyukai sastra kuno daripada genre cerita yang lain.

             "Buku, apa, tuh?"

            Icha tersentak saat tiba-tiba sebuah suara menyapa dirinya. Padahal ia sedang berimajinasi jika ia hidup seperti cerita 'bumi manusia'. Tapi seorang cowok di sampingnya itu membuyarkan segalanya.