ICHA menggeleng, mencoba menghapus flashback tadi pagi. Perkataan Mamanya begitu menusuk ke dalam otak Icha. Ia benar benar bingung.
"Baik anak anak, sambil berfikir, kalian boleh beristirahat dahulu," ucap panitia MOS sambil berlalu meninggalkan ruangan MOS. Icha meremas rok nya kuat kuat. Ia bingung, sungguh bingung.
"Woi Cha, ngapain bengong? buruan istirahat. Tadi aja berisik minta ampun," ucap Letta kesal melihat perubahan sikap Icha. Icha bangkit dari tempat duduk nya yang beralaskan tikar.
"Gue itu bingung Ta, tadi pagi Nyokap bilang gue harus milih satu Ekskul." Icha benar benar lemas pagi ini. Padahal tadi pagi Ia begitu bersemangat.
"Kalau lo gak mau buat Nyokap kecewa, lo harus ngikutin kemauan Nyokap lo Cha. Gak semua ekskul itu ngebosenin, ngrepotin. Beda Cha," ucap Letta sambil menyapu pandangannya ke arah sekitar.
"Dek, mau nyoba ekskul seru gak? Abang ada penawaran khusus nih bagi anggota baru." Entah darimana datangnya cowok itu, tiba tiba Ia menyodori sebuah lembaran penawaran Ekstrakurikuler.
"Abang-Abang mbuahmu biasa aja kali Arga," celetuk seorang lelaki disamping Arga, cowok yang mengedarkan lembaran tadi kepada Letta.
"Diem lo kutil, jadi gimana Dek? minat?" tanya Arga lagi kepada Letta. Sedangkan Letta merasa bingung sekaligus bimbang. Bagaimana tidak? Arga adalah cowok humoris, tinggi, tampan, dan... yang unik adalah : kulitnya.
Letta membalikkan badannya dan berbisik kepada Icha yang sedari tadi menundukkan kepalanya. "Cha lo mau atau enggak ama nih ekskul? " cecar Letta karena gemas dengan Icha yang sedari tadi diam.
Icha memandang Letta Serius. "Coba liat!" Icha menarik paksa kertas di tangan Letta. "Untung gak sobek, main tarik tarik aja lo," cerocos Letta sebal dengan tingkah sahabatnya itu.
Icha memandang lekat kertas yang tertera tulisan "Ekstrakurikuler Pasbar". Ia membaca dengan seksama setiap kata dalam penawaran di lembaran itu.
"Gimana Dek? " Arga yang sedari merasa bosen dengan keadaan langsung berbicara. Icha membalikkan tubuhnya, Ia sudah mantap dengan jawaban ini.
"Jadi, gue milih ekstr-" ucapan Icha terhenti saat menatap kakak kelas nya itu. Rambut acak acakan, postur tubuh yang pas, wajah yang tampan, dan kulit yang memesona. Ia menjadi gugup untuk menjawab pertanyaan kakak kelas nya itu.
"Gimana Dek?" ulang Arga. Ia merasa heran dengan Adik kelas nya ini. "Yes or No?" tambah Rivandra, sahabat Arga.
"I-yaa-ka-kak..." Letta yang melihat Icha berucap seperti orang gugup hanya bisa menahan tawanya. "Kalo lo mau, bisa daftar ke kelas gue. Kelas XI IPS 5. Satu lagi, jangan panggil kakak, panggil aja 'gue-elo'," ucap Arga panjang lebar.
"Yaelah, panjang amat ngomongnya? kek pidato aja lo Ga," celetuk Rivan.
"Ma-u nany-a bol-eh? " tanya Letta terbata bata. Sedangkan Icha ? lebih dominan memandang Arga lebih lama.
"Tanya aja? mau tanya apaan sebelum gue pergi," ujar Arga memasang senyum lebar. Membuat semua cewek melting karenanya.
"Yang ikut esktra pasbar itu lo atau ini? " kali ini Letta berbicara tak tergagap gagap. "Oh kalau itu gue ikut ekskul pasbar. Jabatan gue cuma sekretaris Pasbar aja sih. " Arga menepuk bahu Rivan keras. Hingga membuat cowok itu kesakitan.
"Gue pergi dulu!" Arga pergi menarik Rivan dari hadapan mereka berdua. Letta dan Icha melongo tak percaya bisa bertemu dengan kedua cowok itu. Icha membuyarkan lamunannya. Ia baru sadar bahwa tak ada Cowok itu dihadapannya.
"Dia siapa namanya Ta? gue belum tanya kan? "
=================
"Lo suka kan sama dia Ga?" Arga yang sedang menikmati semangkuk bakso itu tersedak. Bagaimana tidak? pertanyaan ngaco yang datang dari mulut Rivan membuat Ia ingin menampar mulut itu menggunakan sandal jepit.
"Lo kenapa batuk batuk Ga? lo sakit?"pertanyaan polos itu keluar dari mulut Aksa Delvin, cowok polos dengan poni di depan dahi. Bisa dikatakan dia sedikit jenius. Sedikit. Inget!
"Pertanyaan lo gak penting amat," semprot Arga. Ia merasa jenuh lama lama disini bersama 3 cowok gila. Kini Arga dan ketiga temannya sedang berada di kantin sekolah. Peserta MOS? sudah lama menduduki tempatnya semula.
"Arga kok jatuh cinta, bukan Arga kali tu," celetuk sobat Arga, Adrian Arshad. Memang, Arga yang famous di SMA Andromeda terkenal tampan sekaligus jenius. Pernah Ia memenangkan Perjuaraan Cerdas cermat dan Basket ball.
Arga memang humoris, dibalik sifatnya, Ia bertekad tak ingin berpacaran. Ia lebih fokus ke ekstrakurikuler nya. Berbanding terbalik dengan Icha.
"Lo semua brisik tau gak? gue cabut!" daripada menambah keramaian dikantin, Ia lebih memilih meninggalkan sahabatnya itu.
=============
Arga duduk termenung di sebuah bangku taman yang kosong. Kini pikirannya penuh dengan wajah cewek itu. Berkulit putih, rambut yang tergerai, dan... postur tubuh yang pas itu memenuhi pikiran Arga.
"Apa iya gue jatuh cinta? "
=============
Hallo,
Wadoh si Arga jatuh cinta tu, Kalo si Icha kek nya melting. Kalo elo? wkwkkw :)
maap baru update. Tunggu chapter berikutnya...
Salam,
Zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blacksweet [SELESAI] ✅
Teen Fiction[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA ADA PART YANG DIPRIVAT] SELESAI MEMBACA JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN BERUPA KOMENTAR DAN VOTE SANGAT BERHARGA BAGI AUTHOR🥺🙏💚 BERHENTI UNTUK PLAGIAT! INI CERITA ASLINYA⚡✨ SEDANG DALAM PROSES : • Re...