39 | Paskibra (2)

282 23 5
                                    

           JARI jemari Arga mulai menari lincah di atas keyboard laptop miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           JARI jemari Arga mulai menari lincah di atas keyboard laptop miliknya. Ekstrakurikuler Paskibra memang sudah diharuskan aktif mulai awal tahun pembelajaran baru ini. Jadi, tugas Arga sebagai sekretaris Paskibra adalah mendaftar dan merekap semua anggota paskibra baik kelas sepuluh maupun sebelas.

           Ia kini tengah duduk di sebuah mimbar kecil yang senantiasa digunakan untuk upacara bendera setiap hari senin. Di sampingnya sudah ada Rivan yang dengan sibuk pula membuat catatan kecil untuk memberi materi ekstrakurikuler Paskibra pertemuan kali ini.

            "Ga, gue laper banget, nih. Tadi istirahat belum makan pula!" gumam Rivan mengeluhkan perutnya yang terus menerus mengeluarkan bunyi.

     "Terus, hubungannya sama gue apa?"

          Rivan menghentikan kegiatan menulis catatannya, dan menghadap Ada yang juga sibuk menatap layar laptop. "Yah, Ga. Kali ini aja lo bayarin gue lagi, ya. Pagi tadi nyokap lupa bawain gue uang saku!"

         "Ya elah, Lo gak lihat gue lagi sibuk begini? Bentaran lagi juga udah mulai nih ekstrakurikuler," sahut Arga sekenanya.

        "Ya ampun, Lo gak kasihan liat gue udah kurus begini, kagak ada nutrisi ap—"

       "Ambil tuh!"

        Ucapan Rivan berhenti karena tiba-tiba Arga langsung memberinya uang selembar lima puluh ribu. Rivan dengan senang hati langsung berlari meninggalkan Arga dan mengucapkan terima kasih sebelumnya.

         Arga hanya memutar bola mata kesal karena tak heran sahabat tengilnya itu tak ada malu untuk memohon seperti itu. Beberapa menit kemudian, Arga yang tengah sibuk itu langsung dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita cantik dengan pakaian paskibra miliknya.

         Tak semena-mena, Kirey langsung mengambil duduk di sebelah Arga tanpa meminta persetujuan. Arga yang sudah menyadari hanya diam tak ingin mengurusi.

        "Hai, Ga. Udah lama ya kita gak bincang-bincang gini. Gue telepon lo sering lo reject sih. Kan jadi jarang ngobrol," resah Kirey sambil memandang Arga.

       "Langsung ngomong lo mau apa kesini? Gue masih banyak kerjaan. Mending lo buat barisan dulu buat anak-anak paskibra yang baru dan lama bareng sama Gadang. Bisa, kan?"

        Nada suara Arga biasa-biasa saja. Namun intonasinya menekankan kepada Kirey seolah-olah ia tak nyaman bila harus berbasa-basi terlebih dahulu.

        "Iya, maaf. Gue cuma mau tanya kabar lo."

        Arga mengalihkan pandangannya dari layar laptop. "Seperti yang lo lihat, that's fine. Gue baik-baik aja, kan?"

Blacksweet [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang