Aku sudah bersiap menunggu Galih menjemputku di kos malam ini. Kami akan makan malam berdua. Ini adalah makan malam pertama setelah kami resmi menyandang status in couple, berpasangan.
Seperti biasa, aku berdandan simple casual. Aku jatuhkan pilihan pada kaos putih bergambar mini mouse yang dipadukan dengan jeans biru kesayangan dan menggunakan sandal santai. Aku siap pergi berdua dengan Galih.
Cowok itu menjemputku tepat jam 7 malam. Dia terlihat sangat charming dengan style barunya. Rambut gondrongnya tak terlihat lagi. Dia telah memotong rapi rambutnya, menyisakan poni yang tersisir rapi. Penampilannya makin berkarisma dengan kemeja kotak berwarna biru yang dipadu celana panjang hitam rapi dan sepatu kulit berwarna cokelat. Aku dibuat terkejut perubahan penampilannya. Dia bahkan tidak bercerita apa-apa.
Galih memang penuh kejutan. Dia mengendarai sepeda motor dengan pelan. Menikmati suasana malam. Malam ini kami sepakat untuk makan di tempat favorit yang tidak terlalu jauh jaraknya dari kos. Ya, hanya rumah makan sederhana dengan menu yang tidak mewah. Tapi, rumah makan itu sungguh memiliki konsep tatanan ruangan yang begitu indah. Pondoknya yang terbuat dari kayu jati dan lampu temaran di ujung pilar makin menambah keindahan siasana makan malam kali ini.
"Kok, Mas Galih enggak bilang-bilang kalau potong rambut?" tanyaku.
"Kalau bilang-bilang, enggak surprise dong namanya," katanya sambil tersenyum.
"Kenapa kok tiba-tiba berubah style seperti ini?"
"Pengin saja. Ada komentar?"
"Hmm... perfect," kataku singkat sambil tersenyum lebar ke arahnya.
"Perfect bagaimana?"
"Sempurna. Benar-benar sangat berbeda. Bukan Galih yang biasanya."
"Oh, iya? Terima kasih," katanya singkat sembari memegang tanganku.
Seperti dalam perjumpaan dan pertemuan sebelumnya, kami saling berbagi cerita. Tentang kuliah, band kami, dan kelanjutan hubungan kami. Galih selalu bisa menjadi advisor sekaligus motivator dalam setiap dialog. Selalu hangat dan menyenangkan berbincang dengannya.
Di sela obrolan, mataku menangkap yang berbeda di temnpat kami makan. Ada panggung kecil lengkap dengan alat musik akustik beserta sound system. Sepertinya, akan ada penampilan band akustik.
"Tunggu di sini, ya," kata Galih kepadaku.
Galih lalu meninggalkan meja makan, dan berjalan menuju panggung akustik tersebut. Dia tampak berbicara dengan salah satu player di sana. Galih lalu mengambil satu gitar akustik dan menempatkan stand mic di depannya.
"Ehem.... Selamat malam semuanya," katanya menyapa pengunjung.
Aku hanya duduk terdiam dan menunggu kejutan apa yang akan dia buat malam ini. Tampak beberapa pengunjung melihat ke arahnya. Mereka mulai memperhatikan Galih.
"Saya Galih. Galih Saputra. Malam ini adalah momen yang tidak biasa bagi saya. Malam perdana saya menjelma sebagai seorang pria baik-baik dengan dandanan rapi, dan ya, bisa dibilang terlihat sedikit ganteng daripada biasanya," katanya dengan santai.
Beberapa pengunjung tertawa mendengar kata-katanya. Celetukan itu tak ayal membuat semua pengunjung mulai memerhatikan Galih. Mereka menunggu penampilan yang akan disuguhkan oleh Galih.
"Izinkan saya, pada malam yang indah ini, membawakan satu buah lagu istimewa untuk Nona cantik yang duduk di meja ujung sana," katanya sambil menunjukku.
YOU ARE READING
HONEY
RomanceRambi memilih Bima demi kebahagiaan keluarga besarnya. Dia harus meninggalkan Galih dengan segurat kesedihan yang tidak terperi di hati Galih. Galih memohon bahkan menangis berharap Rambi kembali. Namun, Rambi telah menetapkan pilihannya untuk Galih...