I

24.3K 1K 113
                                    

Selamat malam 😃
Selamat bertemu lagi dengan Author amatiran di story yang baru.
Happy reading 😁

_______________________________________

Lagi-lagi Nara termangu di tepian ranjangnya menatapi dan meratapi sebuah kacamata hitam yang berada di atas meja kamarnya. Kacamata itu terlihat patah dibagian gagangnya, juga sebelah kacanya terlihat bolong. Sedangkan kaca yang sebelahnya lagi juga terlihat retak. Yang jelas, kacamata itu rusak dan tak bisa dipakai lagi. Dan karena kacamata itulah tidur malam Nara jadi tak bisa nyenyak lagi.

Dua hari yang lalu sepulang dari kerja, tepatnya di hari pertamanya masuk kerja, Nara mengendarai motor maticnya sambil berusaha merogoh ponsel yang bergetar di dalam saku celananya. Namun, baru beberapa detik Nara melepaskan tangan kirinya menuju ke saku celananya, tiba-tiba dari balik mobil yang terparkir dipinggir jalan muncul seorang wanita yang hendak menyeberang jalan sambil sibuk menelepon tanpa menoleh.

Alhasil Nara terkejut dan tak dapat terhindarkan laju motornya yang agak kencang sukses menabrak dan menyeret wanita itu. Nara memang sempat mengerem, namun cukup telat dan wanita itu akhirnya jatuh dengan sukses di atas aspal. Naasnya kacamata yang tadi terlihat nangkring di atas kepala wanita itu ikut jatuh lalu terlindas oleh ban depan motor Nara. Saat itu Nara memang ikut terjatuh, namun dia sama sekali tak terluka. Sedangkan wanita itu, dibagian lengan juga telapak tangan kanannya yang bening dan mulus itu tergores cukup parah oleh panasnya dan kasarnya jalan aspal.

Jika tidak ada orang-orang disekitar mereka yang melihat juga menolong, mungkin Nara sudah tamat di terkam oleh wanita itu. Bahkan selama diobati di klinik terdekat, wanita itu terus saja ngomel dan mendamprat Nara habis-habisan. Nara bahkan hanya bisa terus menunduk dan sesekali berkata maaf. Namun semakin sering Nara mengucapkan maaf, maka semakin sering juga wanita itu mengulang bahwa masalah ini gak akan selesai begitu saja hanya dengan kata maaf dan tanggung jawab Nara membiayai pengobatannya.

Karena Nara juga harus mengganti kacamata milik wanita itu. Dan masalahnya, kacamata itu bukan kaca mata biasa yang dijual cukup terjangkau di toko-toko kacamata pada umumnya. Namun kacamata yang rusak karena terlindas oleh ban motor Nara itu adalah kacamata branded yang harganya sama seperti harga satu unit sepeda motor. Nara bahkan sampai melongo tak percaya saat wanita itu menyebutkan nominal harga dari kacamata miliknya.

Wanita itu menyita KTP Nara saat di klinik. Dia merebut paksa tas Nara dan mengacak-acak isinya lalu mengambil KTPnya. Padahal wanita itu baru saja selesai diobati lengan dan telapak tangannya, tapi gerakan tangannya begitu kasar, tak kalah kasarnya dengan kalimat dampratan yang keluar dari mulutnya. Nara hanya mampu terpekur dan tercekat tak percaya saat KTPnya sudah berada digenggaman wanita itu.

Setelah pulang,
Nara sempat berpikir bahwa wanita itu menipunya. Bisa saja itu kacamata KW yang harganya cuma ratusan ribu. Namun setelah dia coba cek bersama Vania, sahabatnya, ternyata kacamata tersebut memang kacamata ori yang bahkan harganya jauh lebih mahal beberapa ratus ribu dari yang disebutkan wanita itu. Hasilnya tiap malam Nara selalu susah tidur tiap kali melihat kacamata itu. Kacamata belasan juta yang harus dia ganti dalam waktu hanya dua minggu saja!

Bagaimana mungkin Nara tak akan stres. Sedangkan dia sendiri baru mulai bekerja beberapa hari ini. Itu pun gaji perbulannya tidak sampai dua juta. Jadi sangat tak mungkin rasanya dia bisa mengganti kacamata itu dalam waktu dua minggu saja. Bahkan mungkin setahun pun belum tentu dia bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Karena tentunya uang gaji yang ia dapatkan juga tak sepenuhnya akan dia tabung. Pasti akan dia ambil beberapa lembar untuk keperluannya sendiri sehari-hari. Rasanya benar-benar sangat mustahil Nara bakal bisa mengganti kacamata itu dalam waktu sesingkat itu juga.

Nara memang sudah tak bersekolah, jadi tak membutuhkan biaya untuk sekolah lagi. Karena tahun ini dia genap menginjak usia 25 tahun. Namun, dia juga bukan orang berada yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu dalam sekejap mata. Papanya hanya seorang pensiunan guru yang sekarang memiliki usaha toko ATK yang tak terlalu besar. Abangnya juga hanya seorang karyawan biasa yang harus menafkahi keluarga kecilnya yang masih tinggal serumah juga dengan Nara dan Papanya. Sedangkan Ibunya sudah meninggal dunia puluhan tahun silam saat Nara masih kecil.

RAINARA (GXG_End_)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang