IV

10.3K 904 99
                                    

Up Sabtu sore di percepat untuk malam ini.
Mumpung ada sinyal.
Karena Author tinggal di hutan yang sinyalnya lagi hobi menghilang. 😆

_______________________________________

Mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, menyetrika, merawat tanaman, menyapu, bersih-bersih, sudah menjadi hal yang biasa bagi Nara setiap harinya di rumah. Namun, untuk bersih-bersih dan beres-beres rumah sebesar rumah Rain ini adalah hal yang baru untuk Nara.

Melihat rumah Rain dari luar saja rasanya sudah merinding karena penampakan pagarnya yang tinggi. Lalu saat masuk, terlihat fasad bagian depan rumah yang megah. Pilar yang besar, foyer yang luas. Tentu sudah kebayang bagaimana luas dan besarnya ruangan-ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Dan apa yang sudah dibayangkan Nara memang benar adanya.

Nara bahkan sampai hampir tak bisa bernafas saat melihat megahnya rumah Rain. Desain rumah mewah yang mengadopsi konsep modern tropis. Namun tetap tak meninggalkan kesan klasik kontemporer yang elegan. Sangat terlihat bahwa interior rumah Rain dibangun dengan spesifikasi terbaik. Juga tak ketinggalan banyak furnitur mewah yang menghiasi ruangan.

Beruntungnya, di rumah besar tersebut Nara tak benar-benar mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian. Ada tukang kebun yang membantu untuk mengurus merawat tanaman dan beres-beres bagian luar rumah. Kang Narjo namanya. Jadi Nara hanya bersih-bersih dan beres-beres di bagian dalam rumah saja.

Hanya mengerjakan bagian dalam rumah saja Nara sudah sangat kerepotan dan kelelahan. Tidak terbayang olehnya jika dia juga harus mengerjakan tugas yang diluar rumah. Bisa-bisa seminggu kerja langsung stroke dadakan. Ini baru tiga hari Nara berada di rumah Rain, tapi seluruh tubuhnya terasa seperti remuk. Karena Rain selalu menyuruhnya untuk melakukan ini itu yang sebenarnya bukan bagian dari pekerjaannya.

Seperti memindah-mindahkan barang-barang yang berat. Mengambil barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Atau mengambil sesuatu yang bahkan Rain sendiri bisa lakukan karena hanya berjarak beberapa centi dari tempatnya duduk. Alhasil Nara kecapean bolak balik antara mengerjakan pekerjaan rumah sambil melayani panggilan-panggilan Rain untuk melakukan hal-hal yang tidak penting sama sekali._____

Pagi ini seperti biasa setelah memasak untuk sarapan pagi, Nara langsung mengerjakan tugas beres-beres dapur. Rain, Jennie dan Kenward terlihat sedang menikmati sarapannya di depan meja makan. Baru beberapa menit Nara istirahat untuk minum, dia sudah mendengar teriakan Rain dari meja makan. Kontan Nara langsung berlari kecil menghampiri Rain.

"Ya Bu,, ada apa,,?" Tanya Nara setelah berdiri di dekat Rain.

"Itu air putihnya ganti,, saya mau air putih yang hangat." Perintah Rain.

"Baik Bu,," Nara mengangguk dan bergegas ke dapur mengambil air putih hangat untuk menggantikan air minum Rain sebelumnya.

"Ini Bu,," Nara meletakkan air minum hangat di atas meja. Rain pun meraih gelas itu.

"Hssh,,!" Sentaknya tiba-tiba sambil kembali meletakkan gelas itu di atas meja dengan sedikit hentakan cukup keras. Membuat bukan hanya Nara yang kaget, tapi juga Jennie dan Kenward. Keduanya sama-sama menghentikan makannya dan melihat ke arah Rain.

"Saya bilang apa tadi?? Hangat. Bukan panas! Ini panas! Kamu sengaja? Mau membuat lidah saya melepuh??" Bentak Rain.

"Mma,,af Bu,, te,, tt,,tapi itu tadi takarannya udah pas. Sudah ss,,seperti yang biasa saya buat untuk minuman,, teh anda." Jawab Nara terbata karena rasa takut dan nelangsa.

"Tapi ini kepanasaaan!" Geram Rain kesal.

"Ambil lagi sana yang benar." Perintah Rain lagi.

"Rai,,," Sergah Jennie menatap Rain.

RAINARA (GXG_End_)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang