**
Yuki perlahan membuka matanya , ia lalu teringat kejadian yang baru saja ia alami . Dia diculik orang orang berbadan besar ... seketika Yuki bangun dan melihat sekeliling .
Matanya mengamati dengan seksama , ruangan yang ia tempati saat ini lebih terlihat seperti sebuah hotel .
Jantungnya semakin terpacu kala ia melihat kearah jendela .
Pemandangan diluar jendela sangat indah .. matahari mulai menampakan sinarnya , hotel atau apapun ini berbatasan dengan pantai dan sepertinya pantai yang indah itu tidak ada di Jakarta .
" Ini dimana? Siapa yang nyulik gue? Jangan jangan Stefan??? " Ia memikirkan segala kemungkinan kemungkinan buruk hingga membuat dirinya semakin panik .
Tas dan jaketnya tidak ada disekitar ranjang , ia hanya memakai baju serta celana jeans kemarin bahkan sepatunya pun juga tidak ada .
Yuki berjalan ke arah pintu tapi terkunci , tentu saja .. sangat bodoh kalau menculik orang namun meninggalkan orang itu dengan pintu terbuka .
Yuki mencari telfon yang mungkin ada didalam kamar itu namun hanya colokan yang ia lihat .
Yuki mengatur nafas agar bisa berfikir lebih tenang , disaat ia menenangkan diri suara pintu terbuka membuatnya tersentak .
Secara refleks Yuki mengambil vas bunga yang ada disamping ranjang , bersiap untuk melakukan penyerangan pada orang yang masuk .
Disaat seorang pria masuk Yuki sudah mengambil ancang ancang untuk memukul namun gerakannya terhenti kala melihat senyum itu .
Senyum tanpa dosa dan tanpa beban .
" Rio??!?? "
" Sweetheart kamu mau menganiaya tunanganmu sendiri? " Rio semakin masuk kedalam dan menaruh koper disamping Yuki
" Jadi kamu?? " Yuki mengerutkan kening bingung
" Kejutan , kamu pasti kaget sekali ya? Saya sudah duga itu "
Yuki kesal bukan main , ia meletakkan vas bunga lalu menggantinya dengan bantal dan memukulkanya pada Rio berulang kali .
" Maksudnya apa hah?? Kamu mau bikin aku jantungan?!? Pake acara culik culik segala!! Jahat tau ga kamu "
" Oke oke stop maafkan saya .. saya tidak bermaksud menyakiti kamu sweetheart "
" Ishh gue masih sebel ... rasain " dan beberapa kali lagi pukulan bantal itu melayang namun Rio dengan sigap menarik Yuki hingga kini Yuki berada dalam pelukanya.
" Maafkan saya sweetheart , saya hanya ingin membuat kejutan . Kamu tau? Sekarang kita sedang berada di Bali .. sahabat kamu bilang kamu sangat ingin berlibur ke Bali setelah semua masalah selesai "
" Hikss.. jahat ... aku udah panik, kepikiran kalau semuanya bakalan kacau gara gara aku diculik , kepikiran mamah, yura , keluarga kamu dan kamu juga "
" Iya maaf " Rio mengusap punggung Yuki , menenangkan gadis itu
" Kamu sendiri yang bilang , ingin lamaran yang romantis . Jadi saya merencanakan acaranya disini "
" Jadi maksud kamu semua orang ada disini? "
" Hemm tentu sweetheart, kalau mau berdua saja juga boleh saya tidak akan menolak "
Yuki mencubit pinggang Rio
" Genit "
" Wajar saya genit ,saya terlalu rindu kamu " bisik Rio ditelinga Yuki

KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
ФанфикYuki Anggraini Kato gadis Ceria, penuh semangat, mudah bergaul, fashionable, sedikit angkuh dan ceroboh namun cerdas , owner dari salah satu situs belanja online di Ibukota . Yura Anggraini Kato gadis pendiam, disiplin, selalu mengikuti peraturan...