🍼 42 : Hey, Senorita.. 🍼

4.8K 496 110
                                    

🌴🌴🌴🌸 TITI 🌸🌴🌴🌴

Emang susah mencari kerjaan di jaman now. Apalagi buat aku yang belum lulus kuliah.

Yang punya ijazah S2 aja banyak yang menganggur kan?

Ih, kok aku jadi pesimis? Semangat, Titi!

Meski aku berusaha menyemangati diri sendiri, namun ditolak melulu bikin mentalku down juga.

Bagaimana kehidupan kami kalau aku gak sesegera mungkin dapat kerja? Chocho kan bergantung sama aku, kasihan kalau dia menderita bersamaku.

Mana uang belanja kami makin menip.. eh! Aku baru sadar, perasaan uang belanja kami kok masih ada saja ya? Atau lebih banyak?

Masa bisa uang beranak-pinak?!

Ck, kayaknya otakku dah error nih gegara suntuknya diriku.

Siang ini aku baru saja menerima penolakan kesekian kalinya dari kantor perusahaan hrd yang kudatangi.

Sambil melepas penat, aku membeli es lilin di tepi jalan.

"Pak, mendoannya sekalian empat deh," kataku pada si bapak penjual es.

Sepertinya ini adalah menu makan siangku.. es lilin dan mendoan goreng. Ngirit.

Aku minum es lilin sambil melihat iklan lowongan kerja di koran.

Tin! Tin!

Suara bel mobil yang begitu kerasnya membuatku terkejut hingga plastik mendoan yang kupegang terjatuh ke tanah. Aku menatap nanar mendoanku yang tergeletak diatas tanah dengan butiran pasir yang mengelilinginya.

Apa aku harus puasa siang ini?

Ck, ini gegara mobil sialan itu!

Dengan geram kudekati dan kuketuk kaca jendela mobil itu.
Perlahan kaca jendela rayban itu mulai turun.

"Pak, ngapain sih ngebel orang seperti itu?! Tahu enggak gegara bel sialan itu mendoanku jatuh. Itu jatah makan siangku! Sekarang ganti.."

Aku terdiam ketika melihat siapa orang di balik kemudi mobil itu.

"Mas Aro!" Desisku kaget.

"Titikoma, masuklah. Makan siang bersamaku. Aku harus mengganti jatah makan siangmu kan?" Sindir Mas Aro.

Pipiku merona malu karenanya.

"Ah, Mas Aro. Tak usah. Aku tak punya banyak waktu. Setelah ini aku harus.. ehm, ada janji meeting. Eh, interview dengan beberapa kantor."

Tentu saja itu bohong. Belum ada panggilan interview lagi untukku. Menggenaskan..

Aku hanya beralasan untuk menghindari keluarga Edison yang menakutkanku.

"Ayolah, sebentar saja. Bagaimana kalau makan di resto meksiko tak jauh dari sini?"

Dan..

Disinilah aku berada, di resto Meksiko 'Senor Taco'. Makan berdua bersama Mas Aro.

Dia menatapku yang dengan lahap menghabiskan buritoku yang keempat!

Bah! Padahal tadi aku sempat sok jual mahal mengaku sudah kenyang..

"Titi, senang melihatmu penuh semangat seperti ini," cetus Mas Aro dengan senyum dikulum.

"Mas Aro muji atau nyindir?"

"I'm serious. I mean.. aku senang kamu terlihat baik, tak tertekan atau menderita dalam.. ehm, pelarian kalian. Bagaimana dengan Chocho?"

"Dia baik saja. Pagi tadi dia baru pergi berlibur bersama Mas Gino."

24. My Baby (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang