L L BOY - 06

2.5K 374 30
                                    

"ahhh.. Tempat ini bau Jungkook.." ucap Jimin sambil memandangi seluruh bagian apartemen yang terlihat sederhana namun sangat nyaman.

Masih dengan senyum yang tercetak di wajahnya, Jimin memandangi tangannya yang terbalutkan perban putih dengan tatapan hangat seiring dengan desiran aneh yang terasa di sekujur tubuhnya.

"aku semakin menyukaimu, Jungkook.."

Melirik jam dinding, sekarang sudah menunjukan pukul 22:35. Itu artinya, Jungkook akan segera pulang dengan membawa rasa lelah yang tak terhitung jumlahnya. Karena hal itulah, Jimin telah memasak cukup banyak makanan malam ini, khusus untuk Jungkook.

Sebenarnya, bukan hanya Jungkook yang merasa lelah. Jimin pun demikian! Karena nyatanya, lelaki mungil itu baru menyadari tadi pagi setelah sarapan bubur jika apartemen Jungkook sangat menjijikan. Bungkusan mie instan, mie cup, cemilan, minuman botol, dan baju kotor bisa di temukan di segala sudut tempat. Memang tak semuanya salah Jungkook! Karena nyatanya, untuk mengurus dirinya sendiri saja dia tak bisa dan tak punya waktu, apalagi harus mengurus tempat tinggal.

Dan dengan sedikit terpaksa, Jimin yang harus membereskan semuanya.

Agak sedikit jengkel saat Jungkook tak kunjung menunjukan wajah tampan yang ngangenin itu! Jimin terus-terusan menghentakan kedua kakinya dan tak berhenti melirik jam dinding.

Namun itu tak berlangsung lama saat suara pintu yang diketuk menyapa indera pendengarannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Jimin langsung berlari kecil menuju pintu depan.

"Jungkook!! Akhirnya kamu pu--"

Bukan Jungkook! Melainkan seorang wanita mungil lengkap dengan senyum manis di wajahnya. Dan karena kehadiran sosok mungil yang sama mungil dengan dirinya itulah, Jimin seketika mematung di depan pintu.

"--lang!" jedanya sambil menatap dengan tatapan menghakimi dan menyelidik ke arah wanita mungil yang tengah menenteng rantang makanan. "siapa?" tanya Jimin dengan ketus.

"permisi kak. Jungkook oppa ada?"

Oppa?
Wajah Jimin semakin jengkel lengkap dengan kedua tangannya yang mengepal erat seraya menatap menghakimi ke arah mungil tak punya malu itu. Bisa-bisanya si mungil ini memanggil Jungkook dengan sebutan oppa!

"gak ada!" masih ketus namun tak membuat senyum di wajah wanita mungil itu luntur. Dan sialnya, Jimin harus mengakui jika senyum itu manis walau masih lebih manis senyumnya!

"kalau begitu," jedanya sambil menyodorkan rantang makanan ke arah Jimin. "tolong berikan pada Jungkook oppa.."

Dengan berat hati, Jimin mengulurkan satu tangannya untuk menerima rantang makanan itu namun tetap dengan tatapan tajam menghakimi.

"itu saja kan? Kalau begitu kau bisa pulang!"
Tahu kan bagaimana seorang Park Jimin? Tanpa menunggu jawaban dari wanita mungil itu, Jimin langsung masuk ke dalam dan menutup pintu sedikit kasar.

Tanpa menunggu lama, Jimin berlari ke arah dapur kemudian meletakan makanan itu di atas meja. Mengambil sebuah sendok, Jimin mencicipi makanan pemberian si mungil itu!
Ini semua Jimin lakukan demi Jungkook! Siapa yang tahu jika dalam makanan itu telah mengandung zat-zat mematikan?

'Sial! Ini enak!' batin Jimin.

Tak melanjutkan acara mencicipinya, Jimin mengambil rantang itu kemudian menaruhnya di tempar cuci piring. Sesaat setelah menaruh atau dengan kata lain membuang rantang makanan itu, Jimin menaikan sudut bibirnya membentuk senyum licik.

"Jimin?"

Tubuhnya refleks berbalik saat suara itu terdengar. Benar saja! Itu Jungkook lengkap dengan wajah lelahnya tengah menatap Jimin dengan tatapan bertanya.

ʟᴏᴠᴇʟʏ ʟᴜɴᴀᴛɪᴄ ʙᴏʏ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang