keadaan Jimin jauh dari kata baik!
Duduk memeluk kedua lututnya di atas tempat tidur, menangis sedari pagi, dan terus-terusan menggumamkan hal random. Pandangannya sangat jelas menunjukan kekosongan, menatap satu titik yaitu jari-jari kakinya.
Menatap bagaimana jari-jari itu basah karena air matanya, bahkan tanpa dia sadari, jari-jari tangannya mulai berdarah karena sedari tadi dia gigiti.Jimin sakit! Dan dia butuh obatnya. Obat yang paling bisa menenangkan dia. Obat yang hanya ada satu di dunia, Jungkooknya. Dia ingin sekarang juga memeluk lelaki itu, menangis dan mencurahkan semua ketakutan yang hinggap dalam dirinya, berharap agar ketakutan itu bisa pergi hanya dengan sentuhan hangat obatnya.
Tetapi, bagaimana dia bisa memeluk Jungkook jika untuk bertahan di tempat ini rasanya Jimin tidak sanggup lagi? Merasa jika dirinya benar-benar tak punya harapan untuk bisa meraih kehidupan normalnya seperti dulu. Bahkan untuk berharap Jungkook datang dengan senyum dan membawanya keluar dari neraka ini rasanya sangatlah mustahil untuk dijadikan ekspetasi.
Sebenarnya, Jimin hidup cukup baik di tempat ini. Dia bisa beristirahat cukup di tempat istirahat yang layak, dia juga bisa makan dengan cukup, dan hidupnya terasa normal seperti pada umumnya. Meski Jimin tahu jika lelaki itu sangat jahat, tapi tak sekalipun dia bermain fisik terhadapnya.
Menurut kalian, siapa yang harus Jimin percaya?
Apakah Soyeon yang selama ini selalu ada untuknya, menjadi adik yang sangat menyayangi dirinya, dan menjadi satu-satunya orang yang membela dia di depan ayah?
Atau dia harus percaya pada perkataan orang asing itu? Lalu bagaimana dengan segala pengakuan yang dia buat? Tentang Minji, lalu Jungkook yang dengan terang-terangan dia katakan hanyalah korban, serta akar masalah dalam hidupnya! Siapa yang harus Jimin percaya?
Memikirkan itu membuat perasaan dalam diri Jimin semakin ditutupi ketakutan dan emosi. Ya! Lagi-lagi tubuhnya bergetar takut saat dia mulai memikirkan hal-hal menyakitkan dan membuat dia down! Mental Jimin semakin hancur dengan kehadiran lelaki asing itu!
Bahkan ketika pintu kamar tersebut dibuka dan menampilkan seseorang yang seketika membuat Jimin menyembunyikan wajah takutnya! Benar kan? Mental Jimin semakin rusak!
"hy sayang.." Jimin semakin takut dan mulai terisak saat lelaki itu bersuara. Bagi orang lain, itu terdengar biasa saja. Tapi bagi Jimin, itu seperti bisikan maut! Bukan! Bukan seperti! Tapi itu adalah bisikan maut. "mau bertemu bocah malang itu?"
"j-jangan.." jimin mengangkat perlahan wajahnya dengan susah payah untuk bisa membalas tatapan dari Taehyung. Ketahuilah satu hal, Jimin menangis dan menggigiti jari-jarinya dengan tubuh bergetar! "jangan sakiti Jungkook lagi.."
Jimin menggigiti bibirnya dengan kuat, berusaha menahan isakan agar tak dipandang lemah.
"tidak.." tubuhnya semakin bergetar takut kala Taehyung mulai berjalan mendekatinya, dan berdiri tepat di samping sambil tersenyum mengerikan. "aku tidak akan menyakitinya lagi.. Dia kan adik tiriku!"
Mendengar kata 'tiri' barusan membuat getaran dan rasa takut yang keluar dari dalam tubuh Jimin medadak hilang begitu saja. Seolah kata itu menekan rasa takutnya, hanya saja digantikan dengan tatapan tajam mengerikan dari wajah Jimin. Sangat mengerikan!
"eoh? Aku belum bilang yah?" Jimin mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat Taehyung terkekeh ringan, seolah itu adalah bahan becandaan. "Jungkook adik tiriku! Dan ketahuilah, aku menyakitinya dulu karena terpaksa. Dia yang memaksa aku untuk menyakitinya karena dia sangat bodoh terlalu ikut campur.."
Sejujurnya, Jimin mulai takut lagi. Bukan! Bukan takut yang semakin membuat mentalnya hancur. Tapi ketakutan yang hanya ditujukan pada Jungkook seorang! Rasa takut akan kenyataan baru yang akan segera menyapa telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʟᴏᴠᴇʟʏ ʟᴜɴᴀᴛɪᴄ ʙᴏʏ (✓)
Fanfiction[sequel The Fvcking Hoodie Guy] Jungkook = sexy nerd Jimin = sweet psycho © sLMyyy, August 2019