Gue up karena besok gue ujian.. Tapi akan gue usahain buat tetap up meski dalam minggu ujian ;)
••••
"bagaimana?" suara Soyeon menyambut Jungkook ketika tangannya menutup pintu kamar. "kakak sudah tidur?"
Ketika pintu itu tertutup dengan meminimalisirkan suara, Jungkook membalikan badannya dan memberi satu anggukan pada Soyeon sebagai jawaban dari pertanyaannya.
"apa tidak apa-apa meninggalkan kakak sendirian di sini?" terlihat sedikit raut khawatir dari wajah Soyeon yang bisa Jungkook tangkap.
Sama halnya dengan wanita itu, Jungkook pun cukup khawatir dan tidak yakin meninggalkan Jimin sendiriran di rumah. Bukan apa-apa! Hanya saja, kesehatan dan mental Jimin tidak dalam keadaan baik saat ini.
Jungkook hanya tak ingin saat dia kembali ke apartemen nantinya namun disambut dengan pemandangan seperti yang lalu-lalu. Jimin dan darah adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan untuk saat ini!
"kita tak akan lama!" Jungkook melewati Soyeon kemudian berjalan ke arah pintu keluar setelah mengenakan hoodie hitam dan kaca matanya. Melihat itu, Soyeon segera menggerakan kakinya menyusul Jungkook yang berjalan terkesan buru-buru.
Malam ini mereka membuat janji dengan dokter yang merawat Jimin. Menurut pengakuan Soyeon, beberapa bulan terakhir Jimin tak menemui dokter itu lagi karena mengingat kesehatan dan mentalnya cukup membaik. Tapi entah kenapa terhitung seminggu lebih yang lalu mental Jimin memburuk lagi.
Bukannya Soyeon tidak tahu perihal kejadian yang menimpa Jimin beberapa hari yang lalu, hanya saja wanita itu merasa ada sesuatu yang menjanggal di sini. Entah apa itu, perasaannya tak enak!
Sambil membawa tubuh mereka keluar dari dalam apartemen, Jungkook dan Soyeon merapalkan dalam hati agar Jimin tak melakukan hal-hal aneh selama jauh dari pengawasan.
Jungkook memperhatikan keadaan sekitar, hujan lebat menyapa permukaan bumi, membasahi semuanya dan membuat suasana malam ini terkesan semakin menyeramkan.
"kau tahu bawa mobil?"
Jungkook mengalihkan pandangannya pada Soyeon. "entahlah, tapi mungkin aku bisa! Walau aku tak tahu pernah mengandarainya sebelumnya.."
Sementara mobil itu telah meluncur di jalanan basah Seoul, di dalam kamar Jimin tak tenang dalam tidurnya. Tubuhnya menggigil dibarengi keringat dingin di sekujur tubuhnya.
"Jungkook.. Aku takut," matanya terpejam erat merasakan sakit dalam tubuhnya, dan seolah sakit itu tengah mengejeknya yang lemah ini. "sendirian.."
•••••
Entah apa yang dia lakukan, tapi Jimin saat ini tengah berada di jalanan yang penuh dengan orang yang lalu lalang. Matanya menatap kosong ke jalanan di depan, mengabaikan tubuhnya yang basah kuyup diguyur hujan deras.
Pikirannya kini tengah berperang, antara memfokuskan diri mencari Jungkook karena saking takutnya di tinggal sendirian dalam gelap, atau mencoba menahan diri untuk tak menuruti perintah emosi. Karena saat ini, Jimin tengah mati-matian menahan diri dari segala ejekan emosi dalam dirinya.
Seolah-olah, ada berbagai macam topeng aneh yang berkeliaran di depan wajahnya. Topeng dengan berbagai macam ekspresi, bagaikan ekspresi yang selalu Jimin gunakan selama ini untuk menutupi kenyataan bahwa dirinya sakit! Topeng-topeng yang perlahan merubah segala macam bentuk ekspresi tersebut menjadi satu dan seragam, tertawa mengejek ke arah dirinya.
Pikiran Jimin kalut, seolah semua orang yang dia temui di jalan adalah perwujudan topeng-topeng tersebut, menatap aneh dan mengejek ke arahnya yang tengah bergetar takut saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʟᴏᴠᴇʟʏ ʟᴜɴᴀᴛɪᴄ ʙᴏʏ (✓)
Fanfiction[sequel The Fvcking Hoodie Guy] Jungkook = sexy nerd Jimin = sweet psycho © sLMyyy, August 2019