14. Perhatian Semu

53.1K 3.9K 22
                                    

Ikhitiar itu untuk mereka yang pantang menyerah

About Heart

==

"Suster tidak mengalami cedera apapun. Hanya terdapat luka ringan di lengan dan kakinya. Jadi tidak perlu rawat inap," jelas dokter yang mengenal Hanin. Kebetulan sekali ia dibawa ke rumah sakit tempatnya bekerja. "Kalo begitu saya pergi dulu." Hanin mengangguk.

Kini Suster Winda, tengah membalut luka yang ada di tangan Hanin. "Kenapa bisa begini, Nin?"

"Namanya juga musibah mbak."

"Yasudah, kamu istirahat ya, nanti masalah cuti biar aku saja yang mengurus." Hanin mengangguk sebagai respon.

"Makasih ya mbak."

"Iya, sama-sama. Aku ke poliklinik dulu ya." Setelahnya Suster Winda pergi meninggalkan Hanin.

Tidak beberapa lama Suster Winda pergi, tiba-tiba seseorang masuk dengan wajah paniknya. Membuat Hanin yang sempat berpindah posisi harus terlonjak kaget.

"Mas Arya?" Hanin menatap tak percaya suaminya.

"Apa yang terjadi?" serobot lelaki itu bertanya. Ia langsung duduk di kursi samping bangkarnya.

"Mas tahu darimana Hanin di sini?" tanya Hanin balik.

Arya tak langsung menjawabnya. Ia malah menatap luka yang tadi diperban Suster Windi. "Tadi ada seseorang yang menelponku lewat ponselmu," jawab Arya akhirnya.

Memang benar tadi ada seseorang yang membawakan tasnya yang sempat dijambret dan berkata telah mengabari kerabatnya. Tapi yang tak Hanin sangka, Arya lah yang dihubungi olehnya.

"Bagaimana bisa seperti ini?" tanya Arya tanpa sadar menyondongkan tubuhnya seraya menyentuh perban di lengan kanan Hanin.

Gadis itu tak langsung menjawab, ia masih tergugu dengan reaksi Arya yang tiba-tiba. Ya ampun, mereka bahkan terlalu dekat. Hanin tak bisa bernapas leluasa.

"Euhm ... Tadi aku sempat dijambret, Mas."

Arya melotot seketika. "Bagaimana bisa?"

"Tadi aku akan pergi ke kantor Mas Arya, membawakan bekal seperti kemarin. Tapi aku malah kena jambret," jelas Hanin menunduk dalam. Bagaimana tidak, posisi mereka masih seperti tadi. Terlalu dekat. Dan Hanin merasa gugup.

Akhirnya Arya mendudukkan tubuhnya di kursi sampingnya lagi. Lelaki itu tampak mendesah kasar. "Lalu?"

"Untung ada warga yang mau menolong. Tapi musibah datang lagi, Hanin keserempet motor, Mas."

Seketika Arya meraup wajahnya kasar. Raut kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya. Melihatnya, Hanin masih dibuat tidak percaya. Ia terlalu terkejut dengan keberadaan Arya di sini. Apalagi memborbardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan akan sirat kekhawatiran. Bolehkah Hanin bahagia di tengah musibah kecil ini?

"Mulai besok, jangan pernah membawakan bekal lagi untuk saya," cetus Arya tiba-tiba.

Hanin menatap Arya seketika. Seolah tidak menyetujui apa yang tengah suaminya itu katakan.

"Lho kenapa, Mas?"

"Jangan membantah! Ini demi keselamatanmu." Hanin terdiam dibuatnya. "Lebih baik kamu istirahat."

"Mas, Hanin nggak apa-apa. Ini hanya lecet, bahkan dokter sudah bilang tidak perlu rawat inap," kata Hanin spontan.

Arya tampak diam. Memandang tubuh Hanin bagai mesin scan. Kemudian, lelaki itu menghela napasnya.

"Kalau begitu saya akan mengurus administrasinya dulu." mengatakan hal itu Arya pergi meninggalkan Hanin.

***

Mohon maaf, part ini dihapus untuk keperluan penerbitan.

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Silakan ikut Pre Order Novel About Heart, tanggal 26 Juli - 7 Agustus 2021

• Paket 1
Harga : 80.000
Buku, Pembatas, Ganci, Totebag.

• Paket 2
Harga : 99.000
Buku, Pembatas, Ganci, Totebag, Cermin Mini, Mini Notes, Pouch, Photocard.

Pembelian dapat dilakukan melalui Shopee @moccachinopublisher

Atau bisa juga melalui nomor whatsapp penerbit +62 819 5917 5954 via DANA, OVO, GoPay, dan Bank BRI

~AtikaFee

About Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang