B A T A S || 22

1.3K 220 12
                                    


     AGA membereskan gulungan kertas di meja dan menyimpannya dalam tabung hitam yang dia bawa hampir setiap hari. Dosen telah mengakhiri kelas hari ini dan artinya dia bisa istirahat cukup lama.

     "Ga nanti jangan langsung pulang, ngerjain tugas kelompok dulu." Adam mengingatkan yang membuat Aga mengerang frustasi. Adam menggelengkan kepalanya. "Tunda dulu kegiatan clubbing lo itu."

     "Lo kita gue clubbing doang! Gue mau istirahat kali! Mata gue bentar lagi jadi mata panda gara-gara nugas mulu," tukasnya yang di sambut tawa sekelas.

     "Lo kira gue kagak? Sudah lah jangan banyak alasan!" tukas Adam.

     Getaran di ponselnya membuat Aga berhenti menggulung kertasnya, dia melihat layar ponselnya. Sebuah pesan dari Ave.


Tukang ngomel:

Ga, kita perlu ngomong.

Aga:

Ngomongin apa?

Tukang ngomel:

Penting.


Jutek banget sih. Aga mengeluh dalam hati sambil mengetik balasan.


Aga:

Nggak bisa lewat telepon atau chat aja? Gue ada tugas kelompok.

Tukang ngomel:

Nggak bisa.

Lo bisanya kapan? Gue tunggu.

Aga:

Memangnya lo mau ngajak ketemu dimana?

Tukang ngomel:

Di Kafe Rembulan. Yang di belakang kampus itu lho.

Lo tahu 'kan?

Bisa sekarang Ga?


     Aga menatap pesan dari Ave kemudian menatap Adam. "Dam, gue ada urusan hari ini, kerja kelompoknya bisa diundur besok saja nggak?"

     Adam memelototi Aga. "Kagak. Hari ini semuanya sudah bisa, kalau besok nanti pada nggak bisa." Keputusan Adam sudah final. Tidak ada toleransi lagi.

     "Kalau gitu gue nyusul deh, gimana?"

     "Memangnya lo ada urusan apa sih? Urgent banget? Nggak bisa ditunda?"

     "Nggak. Ini prioritas nomor satu gue." Aga menjawab dengan tegas. "Kalau gue nyusul nggak pa-pa 'kan? Nggak makan waktu lama kok."

     Adam dan teman-teman sekelompok Aga hanya bisa saling pandang, namun akhirnya Adam mengangguk, "Oke. Kita tunggu di tempat biasa ya." Meski terlihat ragu, Aga tahu kalau itu artinya Adam mempercayainya dan dia harus datang secepatnya.

     "Thanks. Nanti gue traktir kalian makan malem!"

     Aga membalas pesan Ave.

Aga:

Oke. Otw.

     Aga bergegas menuju Kafe Rembulan, kafe yang terkenal keindahannya setiap bulan purnama. Biasanya setiap bulan purnama, bagian rooftop kafe akan full booked oleh orang-orang yang pacaran sambil nonton keindahan bulan purnama. Meski terbilang agak mahal, dengan view dan makanan yang cukup enak membuat sebagian orang rela merogoh kocek lebih.

BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang