EPILOG

3.5K 264 28
                                    



     AVE membuka pintu dengan tergesa-gesa. Dia mencari barang yang menghilang dari tasnya. "Bel, lo lihat kwitansi gue nggak?"

     Abel yang tengah membaca permintaan klien mengadahkan wajahnya untuk menatap Ave. "Kwitansi apaan?"

     "Kwitansi pesanan bunga gue. Gue lupa taruh dimana."

     "Ya mana gue tahu," Abel menggelengkan kepalanya melihat kesibukan Ave, "paling keselip nggak sih? Perasaan sudah lo masukin dompet dari jauh-jauh hari deh."

     "Bentar deh gue cek lagi."

     Ave membuka tasnya dan menumpahkan seluruh isinya di atas meja. "Ahh ini dia! Gue cari juga dari tadi."

     "Jam berapa sih wisudanya Aga?"

     "Jam 3. Duh, harus ngebut nih gue ke toko bunganya, kalau nggak nanti telat."

     "Hati-hati nyetirnya! Titip salam juga yak ke Aga."

     "Iyaa." Ave berjalan menuju pintu ketika suara Abel terdengar. "Jangan lupa undangannya."

     Ave mendelik sebal. "Undangan apaan? Sudah sana kerja dulu."

     Abel tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Dasar! Padahal sudah ngebet nikah tu anak."

-  B A T A S -

     Aga sudah kembali dari Kalimantan sekitar dua tahun yang lalu dan mengebut menyelesaikan sisa SKS dan menyusun skripsi. Proyek CSR Aga berhasil dan banyak pihak yang meliput Aga terkait proyek tersebut. Bahkan, para dosen pun tidak segan memberikan Aga nilai A untuk seluruh ujian akhir semester limanya. Meski tergolong mahasiswa tua yang lulus, namun tidak ada yang berani memandang rendah Aga karena Aga sudah melakukan hal baik yang bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.

     "Oalah ternyata itu toh Kak Aga. Ganteng banget ya! Sayang sudah lulus tahun ini," celetuk salah satu mahasiswi.

     "Iya. Sedih banget deh lihat dia di kampus jarang banget. Untung ya doi cuti kuliah, jadi kita kecipratan deh lihat karya surgawi kayak gitu."

      "Bener banget! Eh tapi dia sudah punya pacar belum sih?"

     "Kayaknya sudah deh sama Kak Ave."

     "Kata alumni organisasi gue sih, mereka cuma sahabat. Mereka sudah terkenal banget sahabatan dari kecil."

     "Masa sih?"

     Gerombolan mahasiswi itu berhenti berbincang begitu melihat sosok Ave yang datang membawa buket bunga besar. Ave melihat sekeliling dengan kebingungan, pandangannya terpatri pada Maura yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Ave bergegas melewati kerumunan orang untuk menemui Maura.

     "Apa kabar tante?"

     "Baik, baik! Kamu juga gimana, sayang? Sehat?" Maura bertanya sambil menyalami Ave.

     "Sehat, tante."

     "Keluarga gimana?"

     "Puji Tuhan sehat semua," jawab Ave dengan senyum lebar di wajahnya.

     Maura tampak puas dengan jawaban Ave. "Tante senang ketemu kamu, sudah lama nggak ketemu deh. Kita harus ketemu lebih sering lagi nanti."

     "Iya tante, gampang. Diatur saja," balas Ave santai.

     Ave menemukan Aga di tengah kerumunan wisudawan yang duduk. Dia tampak berbincang dengan pria yang ada di sampingnya, sesekali tampak tawa lebar di wajahnya. Ave cukup senang melihat Aga yang kembali seperti dulu.

BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang