CHAPTER 11 : To Hating you

56 13 2
                                    

———> Tekan Videonya sambil membaca untuk menambah feel/mood< ———-

————————————————————
Seperti hari lainnya yang terasa tenang namun amat menjemukan, lagi-lagi aku terjebak di lantai teras depan seperti biasa sambil menyelesaikan sederet kalimat-kalimat latihan mengenai kata kerja dalam Bahasa Crimson.

Apa kegiatan saat sesorang hendak menulis kalimat-kalimat dengan mesin? Ah ya! Mengetik.

Sore itu cuacanya lumayan cerah dan hujan salju pun sudah berhenti turun sejak seminggu yang lalu. Kata Hannah sebentar lagi musim semi, yang artinya es akan mencair dan matahari akan bersinar lagi dilangit.

Pip sedang membaca sambil mengawasiku belajar. Begitu terus setiap hari, kegiatan konsisten yang harus kujalani dengan berat hati setiap siang setelah makan siang dan sore setelah pelajaran usai.

Tangan kanannya tampak memutar-mutar sendok pada mangkuk berisi bubur gandum yang merupakan jatah tambahan makan sorenya.

Di halaman anak-anak perempuan terkik-kikik sambil membuat "Tuan" manusia salju dan "Nyonya" manusia salju yang baru saja menikah serta menulis nama impian masa depan mereka di atas salju, disisi lain anak laki-laki kegiatannya jauh lebih beragam, ada yang memanjat pohon, berkejar-kejaran, membuat malaikat salju, bermain seluncur salju dengan tutup keranjang yang diikat, apapun itu kecuali saling melempar bola salju.

"Tidak boleh ada perang salju" adalah peringatan penting yang paling diulang-ulang oleh setiap orang sejak salju pertama turun sebulan sebulan yang lalu, katanya sejak Erick terkena lemparan "Batu" bola salju musim dingin tahun lalu, semua anak jadi takut melihat insiden kepala berdarah lagi. Disisi lain rumah yang sudah terlihat bobrok dan tua namun amat bernilai bagi kami yang adalah anak-anak yatim ini, duduklah para pengurus dan pengajar yang sedang minum teh sambil mengobrol sepeti biasa setelah seharian penat berbakti dan mengajar.

Intinya hanya aku yang masih belajar dan aku sangat kesal karenanya, aku bahkan tidak dibenarkan sekedar hanya untuk mencuri-curi pandang pada kegiatan dan permainan anak-anak lain.

Kata-kata "Oh tidak, jika kau tidak fokus aku akan menahanmu disini selamanya" dari bibirnya yang kerap kali bersabda itu membuatku ngeri, jadi dengan campuran rasa takut dan terpaksa kukerjakan soal-soal dilembaran kertas menyebalkan tersebut dengan teliti dan sungguh-sungguh agar aku bisa cepat selesai dan boleh bermain.

Pip masih memainkan buburnya sambil membaca buku dan sesekali mengobrol dengan Ava yang setiap sorenya jadi semakin sering duduk dan bergabung dengan kami. Untuk "Belajar tambahan sekaligus mengasah otak" katanya.

Beberapa minggu yang lalu aku baru mengetahui kebenaran dibalik sikap Ava yang selalu terlihat marah padaku dari Gina yang tiba-tiba berubah menjadi gadis yang "Lumayan" baik karena aku berhasil menghilangkan noda cat hijau pada gaun kerja barunya, sekarang gadis remaja itu jadi sering mengambil tempat duduk di sebelahku saat makan dan mengajakku mengobrol saat kami sedang belajar bersama di kelas menjahit Anna.

"Sepertinya Ava tidak menyukaimu," ucapnya saat itu sambil tetap fokus pada keliman renda disarung tangan putihnya yang katanya akan ia kenakan saat mengunjungi Calypso Wave Festifal musim semi nanti.

"Apa?," tanyaku, agak heran karena dia tiba-tiba memulai topik ini dan heran juga bahwa ternyata gadis sepertinya bisa menaruh perhatian terhadap gadis biasa sepertiku. Sejauh yang bisa kuingat dari percakapannya dengan kawan-kawannya yang tidak sengaja kudengar karena mereka bicara terlalu keras, dia adalah tipe gadis yang terlihat seperti tidak peduli pada hal lain selain dirinya sendiri, gaun-gaun pesta, perhiasan yang berkilauan, kereta kuda pribadi dan lukisan yang menurut seleranya bagus.

letter P.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang