Cintanya...

14.6K 1.4K 73
                                    

"Perlu kugendong, Vi?"

"Perih ya?"

Sungguh, saat ini aku ingin menyumpal mulut pria yang masih berbaring itu. Sejak bangun tidur tadi, pria itu menggodaku terus.

"Melihatmu, seperti baru pertama kali---"

"Ternyata, mantan kakak iparku ramah juga. Aku baru tahu."

Tepat, wajah jahil itu berubah datar, ketika dengan cepat aku menyela ucapannya.

Membawanya sebagai sosok kakak ipar dalam pembicaraan kami, cukup membuat mulutnya yang berisik setelah aktivitas panas kami, bungkam.

"Aku suamimu, Vi!"

Aku tidak ingin menanggapi lagi, karena yang kubutuhkan sekarang, membersihkan tubuhku yang terasa lengket.

Baru saja aku masuk, dan belum sempat mengunci pintu kamar mandi, Mas Arga menyusup hingga dirinya berada tepat di depanku.

"Mau ngapain!?" tanyaku panik.

"Mau buktiin kalau aku suamimu!"

Ngaco nih orang.

"Aku mau mandi, Mas!"

"Kita bisa mandi berdua!"

Astagfirullah.

Kupegang erat selimut yang membalut tubuhku, dan berbalik ingin keluar.

"Mau ke mana?"

"Mas mandi duluan," sahutku tanpa melihatnya dan langsung keluar.

Mas Arga ikut keluar dan menarik lenganku. "Kenapa harus malu? Aku juga sudah melihat semu---"

Aku menghentakkan tanganku, hingga terlepas dari genggamannya.

"Aku...masih risih." aku mengakui alasan keenggananku berduaan dengan mas Arga di kamar mandi.

"Sama suami sendiri?"

Aku benar-benar kesal dengan sikap mas Arga. Hubungan kami bahkan belum satu bulan, bagaimana bisa laki-laki itu bersikap terlalu santai, apalagi setelah kegiatan tadi malam, dan yang kedua, baru saja selesai.

"Ya sudah, kita terusin lagi. Nggak usah mandi!"

"Mas Arga!!"

Aku mendelik kesal, mendengar keputusan sepihak yang dibuatnya. Ini udah jam setengah tujuh, anak-anak pasti sudah nungguin di meja makan. Dan, lambungku sudah terasa perih.

"Kenapa? Aku serius Vi."

Aku menahan gemuruh di dadaku yang mulai membuatku emosi.

"Mas, beneran deh. Mas mandi dulu. Aku...lelah."

Mas Arga memicingkan matanya, tak lepas senyum yang mengesalkan tersungging di bibirnya.

"Kamu mengakuiku, Vi?"

Apalagi yang dimaksud pria ini?

"Padahal, aku udah pelan-pelan loh!"

Allah...

Serah kamu, Mas!!

Aku berbalik, dengan cepat menutup pintu kamar mandi. Tak kubiarkan mas Arga menggodaku lagi.

Suara tawa mas Arga, semakin membuatku kesal, tapi anehnya di kamar mandi senyumku tersimpul juga.

Dia...

Berbeda.

******

"Ini, apa?" aku menenteng plastik, yang dibawa pulang mas Arga setelah mengantar Fathan dan Nathan.

Madu Iparku (Tamat- Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang