"Apa kamu yakin ini bakalan berhasil?" seorang gadis berambut merah bertanya pada pria yang berdiri memunggunginya. Pria yang ditanyai tampak sibuk mengotak-atik lubang kunci bak maling profesional.
"Iorin pasti gak bakalan nyangka kita kesini. Lagian, setauku di rumahnya lagi gak ada orang karena orangtua Iorin lagi keluar kota. Sedangkan Mikki belum pulang kuliah. Tenang aja lah, semua pasti aman terkendali." jawab Tamaki menyakinkan. Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka dan ketiga manusia itupun segera masuk ke dalam rumah Iori.
"Bukannya ini sama aja dengan trespassing?" tanya Souko. Mereka masuk ke dalam tanpa melepas sepatu. Alasannya karena mereka tidak mau Iori sampai melihat sepatu mereka di depan pintu saat anak itu pulang nanti dan sadar kalau ketiga temannya itu ada di dalam rumahnya.
"Hah? Tres apa?" tanya Tamaki bingung dengan istilah asing yang keluar dari mulut Souko.
"Trespassing, itu artinya masuk tanpa ijin, Tamaki." jawab Souko. Sudah terbiasa dengan kekurang-pintaran Tamaki yang tak hilang meski sudah kelas tiga.
"Ooh… kenapa Sou-chan gak bilang aja dari awal, malah pakai istilah Inggris segala." sahut Tamaki sambil tertawa-tawa layaknya lumba-lumba. Souko hanya bisa mendengus maklum dan tak melanjutkan pembahasan yang menurutnya kurang penting.
"Ngapain kalian di sini? Mau maling ya?"
"HUWAAAA..." Ketiga anak manusia itu terlonjak kaget begitu sosok pendek berambut jingga tiba-tiba muncul di belakang mereka. Ketiganya menoleh dan mendapati Mitsuki yang kini menatap bingung pada mereka.
"Ih, Mikki ngagetin aja. Ngapain Mikki di sini?" tanya Tamaki setelah selesai dengan aksi kaget-kagetannya.
"Lha ini kan rumah gue, bambank!" Mitsuki menjitak kepala Tamaki, "Iori nya mana? Kok cuma kalian bertiga?"
"Errr... sebenernya Iori masih di sekolah. Dia ada jadwal piket." jawab Rika.
Souko mengangguk membenarkan, "Sekarang kan hari ulang tahunnya Iori, jadi kami kesini mau buat kejutan buat dia."
Kalimat Souko membuat Mitsuki membulatkan matanya, "LHA IYA. GUE LUPA SEKARANG ULANG TAHUNNYA IORI WOY!"
Rika dan kawan-kawan segera melindungi telinga mereka dari gelombang ultra sonik Mitsuki yang cetar membahana ulala.
"Makanya, Mikki bantuin kita bikin kejutan buat Iorin. Jangan diem-diem bae."
"Yaudah, iya. Gue bantuin."
Sepertinya untuk sejam kedepan keempat manusia ini akan sibuk mendekorasi ulang ruang tengah rumah Iori dengan balon warna-warni dan pernak-pernik ulang tahun lainnya.
.
.
.
.
.Iori tiba di depan rumahnya tepat pukul 5 sore. Begitu membuka pintu, hanya kegelapan yang tertangkap indra penglihatannya sejauh mata memandang.
Apakah Kakaknya belum pulang? tanyanya dalam hati.
Pemuda itu lekas mengganti sepatu dengan sandal rumah sebelum berjalan ke arah saklar lampu.
Setelah lampu menyala, alangkah terkejutnya Iori saat tiba-tiba ...
"SURPRISE!!!!"
Iori melihat Kakak serta ketiga temannya tengah memegang kue ulang tahun dan balon berwarna-warni.
"Kalian. Kok kalian bisa di sini?" tanyanya kaget.
"Selamat ulang tahun, Iori." ucap Rika senang.
"Iya. Kami disini buat ngerayain hari spesialnya Iorin." tambah Tamaki dengan cengiran khasnya.
"Jangan-jangan kamu pikir, kami lupa ulang tahunmu ya?"
Tebakan Souko tidak sepenuhnya salah. Iori memang mengira mereka melupakan hari ulang tahunnya. Iori sempat bingung pada ketiga temannya yang bertingkah sangat menyebalkan ketika di sekolah hari ini.
Apakah semua itu adalah rencana mereka yang pura-pura lupa kalau ini adalah hari ulang tahun Iori dan sengaja membuatnya kesal? Dan saat ulangan tadi, Rika juga hanya berpura- pura mencontek agar ia semakin terpancing emosi?
"Terima kasih ya, teman-teman. Nii-san juga." ucap Iori tulus.
Akhirnya, mereka berlima pun makan bersama dan ketiga teman Iori memberinya kado istimewa berupa scrapbook yang berisi kumpulan foto-foto kebersamaan mereka. Sedangkan Mitsuki memberinya satu set Usamimi Friends yang sukses membuat Iori malu karena digoda oleh teman-temannya.
Ah, Iori merasa ulang tahunnya kali ini sangat berkesan. Walaupun sempat dikerjai oleh teman-temannya.
Sebenarnya hadiah terbaik yang Iori dapat pada ulang tahun kali ini bukan terletak pada kadonya, melainkan karena teman-teman yang baik, perhatian, serta peduli padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School - Izumi Iori || MHS Project [✓]
FanfictionIori hanya berharap masa terakhir di SMAnya akan tenang seperti tahun-tahun sebelumnya meskipun ia pindah sekolah. Namun harapan itu sirna saat Nanase Rika menyerang. Warn : Gaje, bahasa campur aduk, dan membaca ini dapat menyebabkan kesia-siaan ya...