"Kupikir kamu gak akan menjemputku."
"Haha, gak mungkin dong aku melewatkan kesempatan ini. Tapi, kenapa teman-temanmu ikut?"
"Kamu kan gak bilang aku harus datang sendiri. Jadi, gak masalah dong?" Kamu tersenyum penuh kemenangan, saat Oikawa menghela napasnya.
"Tapi, gak masalah karena gak ada Tobio di sini."
.
.
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
3rd!Kageyama × 3rd!Reader
schoollife, fluff
Words > 600.
.
Kamu, Oikawa, Yachi, dan Hinata berjalan bersama menuju kuil. Yamaguchi tidak datang dengan alasan "ehem ehem" (maksudnya mau bareng doi), sedangkan Tsukishima sibuk belajar. Cuma dia yang rajin saat liburan musim dingin ini karena yang lain tidak ada yang melanjutkan ke jenjang kuliah.
"Kageyama-kun kenapa gak datang?" tanya Yachi. Hinata cuma batuk-batuk. Dia batuk karena cemburu, bukan sakit. Orang bodoh kan gak bisa sakit.
"Tidur," jawabmu singkat, padat dan jelas.
"Anak jam 10-an ya begitulah." Hinata ketawa sambil mengatai Kageyama.
Oikawa tiba-tiba menggandeng tanganmu. Kamu memasang muka kecut padanya.
"Jangan begitulah. Hari ini, hari terakhir. Mari kita akhiri juga dengan baik." Kamu pasrah saja dan membiarkan tangannya menyeretmu.
Hinata dan Yachi memilih memisahkan diri. Kamu menginjak kaki Hinata sebelum dia membawa Yachi menjauh. Hinata meringis, tetapi memeletkan lidahnya. Dia berbisik sebentar, "Semoga diputusin sama Dai-ousama ya!"
Kamu membalasnya dengan injakan, plus senyuman manis. Yachi yang kasihan melijat Hinata, membawa Hinata pergi.
Kamu mendengar suara kekehan dari Oikawa. Laki-laki itu terlihat senang.
"Ada yang lucu?" tanyamu.
"Kamu yang lucu."
Kamu memutar bola matamu bersamaan dengan helaan napasmu. "Maaf, aku cuma baper sama Tobio."
Tatapan nanar Oikawa membuatmu memalingkan wajah. Siapapun akan merasa tersakiti, jika mendengar orang yang disukainya menyukai orang lain. Bahkan dia dikalahkan oleh juniornya, baik dalam bakat, maupun cinta.
"Aku ingin mengekangmu dalam hutang, tapi aku tahu bahwa hal itu hanya membuatmu semakin membenciku," Oikawa memberikan senyum tipis, "(Name) ...."
"Kalau kau sebaik ini, aku yakin kau bisa bahagia, Tooru-san." Kamu menepuk pundaknya dan mengajaknya berjalan lagi.
Kamu tidak tahu sebesar apa suara berdebar dari jantung Oikawa. Dia semakin kesulitan untuk melepaskanmu, tetapi harus dia lakukan. Oikawa tidak mau dibogem lagi oleh sahabat ganasnya itu.
Oikawa merasa ada suatu cairan dari atas bibirnya dan dapat ia rasakan rasa besi darinya. Oikawa segera menutup mulut dan hidungnya dengan telapak tangan kanannya.
Kamu melihat Oikawa sedang menutup separuh wajahnya. Selain itu, anehnya, wajahnya berkeringat di tengah musim dingin ini. "Kamu kenapa?"
Oikawa menggelengkan kepalanya dengan pelan sebagai bentuk jawaban. Kamu semakin bingung karenanya. "Kamu sakit?"
Oikawa menggeleng dan mencoba menunjukkan bahwa dia baik-baik saja dari matanya yang melengkung. Oikawa merasa tidak bisa menahannya lagi, dia pun berlari ke tempat yang sepi. Kamu mengejarnya dan berhenti, ketika Oikawa berbalik dengan darah mengucur dari lubang hidungnya.
Kamu segera menghampirinya dan mengeluarkan tisu yang selalu kau bawa kemana-mana. Kamu memberikannya tisumu. Laki-laki itu terlihat pucat akibat darahnya yang terus keluar, tanpa henti.
"A-aku akan panggil ambulans, Tooru-san bertahanlah!" Kamu membuka ponsel, mengetik nomor ambulans, dan menekan tombol dial.
Oikawa melihatmu sedang menelepon dengan panik. Ia tahu kamu sedang khawatir, tapi itu membuat Oikawa senang.
"Syukurlah, kupikir kau membenciku. Maaf karena aku tidak pernah mengatakan penyakitku, (Name). Aku hanya ingin bersamamu di sisa waktuku ini ...."
Oikawa terjatuh dan terbaring di tanah. Kamu segera berjongkok dan menggoyangkannya pelan. "Hei, kau masih akan membuka matamu, kan? Aku belum mengatakan putus padamu, Tooru-san!"
Tidak ada respon, tetapi masih dapat kau rasakan denyut nadi di pergelangan tangannya.
Padahal ini sudah pukul 12.00 malam, tetapi laki-laki itu malah memilih melewatkan tahun barunya dengan tertidur.
Samar-samar, kamu dapat mendengar suara sirene ambulans. Kamu segera berlari ke arah parkiran dan menyeret mereka untuk segera membawa Oikawa ke mobil.
Kamu mengikutinya terus menuju mobil ambulans, hingga tangan seseorang menghentikanmu.
"Oikawa-san, kenapa?"
.
.
.
.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
High School || Kageyama Tobio [√]
Fanfiction[MHS PROJECT] "The only time I will ever feel despair is when I won't be able to play volleyball anymore---" "---But, now, I will feel more despair is when I can't be able to see you." Pic © pinterest Haikyuu!! © Furudate Haruichi Story and cover ©...