"Pokoknya kamu harus ikut!"
"Ada dia, kan? Aku gak mau, deh. Lagipula, kamu kan sudah tahu alasan aku putus sama dia."
"Masa kamu gak mau merayakan ulang tahun sahabatmu?" Yachi memohon dengan wajah memelas.
Kamu menghela napas. "Baiklah, tapi kamu harus membantuku, ya."
.
Haikyuu!! © Furudate Haruichi
Story © sinhres3rd!Kageyama Tobio × 3rd!Reader
schoollife, drama, humor
Words > 600.
Kageyama memandangi punggungmu sedari tadi. Sejak mendengar kabar itu dari Hinata, tanpa sengaja dia terus memperhatikanmu.
Kamu sangat menyadari tatapan Kageyama itu. Kamu hanya perlu mengabaikannya dan tidak berkata-kata kasar. Sungguh menyakitkan jika harus melihat kembali raut wajah Kageyama dua bulan yang lalu.
Kageyama berpikir mungkin ini adalah sebuah kesempatan. Namun, kamu berpikir ini juga sebuah kesempatan. Kesempatan untuk benar-benar mengakhirinya.
Setelah kamu menanyakan alasan dibalik tindakan dadakan ayahmu, akhirnya kamu mendapatkan jawabannya. Ayahmu menceritakan semuanya.
Sungguh ... kamu tidak bisa menolak permintaan ayahmu. Dia ayah yang sudah membesarkanmu dan memberikan kehidupan yang nyaman selama ini.
Maka dari itulah, kamu ingin Kageyama mengerti itu. Mungkin mereka tidak akan bisa bersama, tetapi mengingat kenangan yang pernah ada, tidak akan menghilangkan kenyataan bahwa keduanya pernah mencintai.
'Aku harap kau mengerti.'
.
.
.
.
Kalian berenam memasuki ruangan karaoke yang sudah didekorasi. Hinata rela melakukannya demi sang pacar.
"Sudah lama aku tidak kesini," ujar Yamaguchi bernostalgia tentang dia dan mantan gebetannya dulu.
"Aku juga sudah lama tidak kesini." Kali ini kamu yang ikut-ikutan bernostalgia dengan mantan pacar.
Kageyama hanya berdeham kecil.
"Selamat ulang tahun, Yachi-san!" Sudah lebih dari sepuluh kali Hinata mengatakannya.
"Terima kasih, Hinata-kun!" Dan sudah lebih dari sepuluh kali juga Yachi mengatakannya.
"Siapa yang mau nanyi duluan?" tanya Yamaguchi dengan senyum kaku. Bagi pria berbintik itu melupakan mantan gebetannya saja sudah sulit, sekarang ia harus merayakan ulang tahun bersamanya dan pacar mantan gebetannya.
"Bagaimana kalau Hinata saja?" usul Kageyama mengarah kepada pria di sebelahnya. Tidak lupa untuk Tsukishima memberi sedikit api.
"Yachi-san pasti senang jika Hinata menyanyinkan lagu untuknya di hari berbahagia ini."
Hinata langsung menatap Yachi, memastikan perkataan Tsukishima. Sedangkan Yachi dengan wajah tersipu mengangguk.
Tanpa banyak tindakan lagi, Hinata langsung bernyanyi dengan tatapan mengarah pada sang pacar, bukan pada layar.
Rasa dunia milik berdua.
Melihat keduanya, Kageyama kembali memutar kenangannya. Ia benar-benar tidak mau ini berakhir.
Kageyama ingin berbicara denganmu, tetapi ia urungkan ketika melihatmu asik berbicara dengan Tsukishima. Meski seingat Kageyama, kamu dan Tsukishima tidak pernah berbicara.
Melihatmu tertawa, pria berhelai hitam itu mengalihkan pandangannya.
'Hei, (Name), apa kamu benar-benar sudah melupakanku? Apa selama ini, semua itu ... tidak berarti? Apa aku harus ... melupakannya? Aku ...'
"Woy, Kageyama!" Kageyama tersadar dari lamunannya.
"Ada apa?"
"Sekarang giliranmu."
Kageyama berdiri dan mengambil mic, namun ketika melihat judul lagunya, perempatan imajiner di jidatnya muncul. "SIAPA YANG PILIH LAGU INI?!"
"Haha! Cocok sekali dengan ousama yang sedang galau."
"Kebetulan ya, sekarang lagi musim gugur."
"Benar, tuh!"
"Kalian berlebihan, tahu."
"...."
Kageyama ingin menghancurkan ruangan ini sekarang juga. Apa mereka kini bisa disebut sebagai salah satu spesies berjenis manusia? Apa mereka tidak sadar bakal secanggung apa Kageyama dengan kamu?
Dengan terpaksa hati, Kageyama mulai membuka suaranya. Ia menyanyikan lagu tersebut. Lagu berjudul,
Bersama Musim Gugurku
.
.
.
.
.
"Terima kasih ya sudah datang!" Yachi membungkukkan badannya.
Kemudian, Yachi dan Hinata berpamitan, sepertinya keduanya mau melakukan kegiatan yang biasa disebut kencan.
"Kalau begitu, aku pulang ya." Yamaguchi berpamitan, menyisakan dirimu, Kageyama dan Tsukishima.
Kamu dan Tsukishima pun mengucapkan pamit pada Kageyama, tetapi Kageyama langsung menahan tanganmu.
"Ada yang mau kubicarakan, (Name)."
"Aku ada keperluan dengan Kei."
'Kei?'
Tsukishima membenarkan kacamatanya. "Kalian berbicara saja dulu, aku bisa menunggu."
Kamu menatap Tsukishima meminta pertolongan, tetapi Tsukishima mengabaikannya dan meninggalkanmu.
Kamu berbalik menghadap Kageyama, tanpa mencoba untuk menaikkan kepala---menghindari manik biru tua itu.
"Apa yang mau kau bicarakan?" tanyamu.
"Aku tidak akan menyerah, (Name)."
Kamu spontan mendongakkan kepalamu. "Eh?"
"Aku tidak akan menyerah, sampai aku tahu alasanmu. Apapun alasanmu, aku juga tidak akan menyerah," Kageyama mencengkeram kedua bahumu, "karena aku benci jika tidak bersamamu, (Name)!"
.
.
.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
High School || Kageyama Tobio [√]
Fanfiction[MHS PROJECT] "The only time I will ever feel despair is when I won't be able to play volleyball anymore---" "---But, now, I will feel more despair is when I can't be able to see you." Pic © pinterest Haikyuu!! © Furudate Haruichi Story and cover ©...