6.cemburu yg membara

29 5 0
                                    

Dikeramaian siang hari, saat itu sedang ada pentas seni disekolahku. Aku melihatmu diujung sana, kau terlihat sedang mencariku. Kau menghubungiku ,menanyakan aku dimana . Aku melambaikan tanganku, dan tersenyum kepadamu. Kau pun melakukan hal yang sama kepadaku. Aku berharap kau menghampiri aku,mengobrol,dan berfoto  denganku seperti pasangan pasangan lain. Tapi, aku sadar. Kau hanya sekedar temanku, tak wajar jika seorang laki laki dan perempuan mengobrol dengan asyik  padahal hanya teman.
   Aku melihatmu berjalan bergandengan bersama seorang wanita, kau membawa tasnya. Terlihat mesra,terlihat seperti pasangan yang sangat dekat,entahlah. Mendadak hatiku merasa ingin menyerah saja, tidak ingin berjuang untuk meyakinkan dirimu lagi. Mendadak suasana berubah menjadi kesedihan kembali, apa maksudmu? Dia itu siapa? Apa kau lupa dengan keberadaanku disini? Aku memperhatikanmu . Aku cemburu tapi aku hanya bisa memendamnya dalam hati.
   Aku kira kau berbeda, tetapi kau sama saja . Itu kekasihmu yang baru? Atau memang kau sudah lama bersamanya tetapi kau tak memberi tau ku? Coba jelaskan. Jika memang itu kekasihmu, pergi saja aku tidak membutuhkan kebohonganmu.
   Mana dirimu yang mencintaiku? Mana?dimana harga dirimu sebagai seorang pria? Dimana? Kau membuatku terbang setelah itu kau seenaknya jatuhkan aku. Aku menyuruhmu untuk bersabar sebentar lagi,tapi hari ini. Kau membuatku kecewa.
Untuk apa kemarin kau mengejarku? Untuk apa? Jika kau hanya ingin bermain main saja.
   Jika memang kau tidak merasa nyaman denganku, pergi saja silahkan. Aku tidak akan memaksamu untuk bertahan, pergi saja. Sebelum rasa ini semakin dalam . Untung saja kau dan aku hanya sekedar teman, aku mengetahui sikapmu yang sebenarnya seperti apa.
   Iya memang, aku menyadari. Aku berlebihan, tapi apakah jika seorang teman wajar bergandengan seperti itu? Jika hanya seorang sahabat ,apakah wajar mengobrol asyik hingga lupa ada seseorang yang mencemburui. aku kira hanya aku saja yang kau dekati, tapi ternyata ada orang lain juga.
   Orang orang terlihat bahagia teman temanku tertawa bersama. Sedangkan aku, sedang bertengkar dengan jiwaku sendiri. Tertawa pun aku tak ingin, aku hanya menertawakan kelakuan dirimu yang seperti itu adanya. Heii? I'm here. I Saw you with her. Heii?? Apakah kau tidak sadar ada aku disini? Aku disini, dengan gejolak kemarahanku yang ingin aku luapkan.
   Hari itu aku benar benar kecewa ,tak ingin mengenalmu lagi. Sungguh.
   Lalu seharian aku tak membuka ponselku,aku sengaja tak menghubungimu. Membiarkanmu, untuk menghubungi dia sepuasnya tanpa ada gangguan dariku. Tiba tiba ada suara motor yang tak asing suaranya ,aku pun membuka gerbang rumahku . Dan ternyata itu dirimu,aku pun mempersilahkanmu masuk. lalu kau pun duduk di sampingku. Aku sengaja memberi jarak, karena aku merasa dijebak olehmu.
   " Untuk apa kau kemari? " Lalu kau menjawab dengan keseriusanmu " aku ingin membicarakan sesuatu" dipikiranku mungkin kau akan mengatakan kau akan pergi ,bersama dia yang tadi bergandengan denganmu disekolah. " Kau sadar salahmu apa?" Aku menyerjitkan dahiku, aku bingung mengapa kau menanyakan itu?oh mungkin aku tak mengabarinya " aku malas membuka ponselku,aku sibuk"  kau menjawab , dengan tawa mu yang jahat itu " bukan itu yang aku maksud, aku tak peduli. Aku hanya sekedar temanmu kan? Aku hanya pelarianmu saja benar?" Mengapa kau bicara seperti itu aku bingung, salahku apa? Seharusnya aku yang berbicara seperti itu kepadamu . Kau menuntutku untuk menjawab pertanyaanmu , sampai aku tak tau harus bicara apa " Aku tak tau apa maksudmu!!"
Kau membuatku bertanya tanya apa maksudmu ,aku tak pernah melihatmu Semarah ini " sudahku bilang kan? Jika kau memang ingin kembali dengannya kembali saja aku tak memaksa yang tidak ingin bersama " kau berbicara seperti itu. Itu cukup membuatku sadar, karena tadi aku duduk dibelakang "dia" sibrengsek itu. Ternyata kau cemburu kepadaku, padahal aku hanya duduk dibelakangnya saja. Dan tidak mengobrol sama sekali. Konyol. Aku saja yang melihat dirimu menggandeng perempuan lain, Tidak membahasnya . Tapi kau? Seperti itu saja sudah marah.
   Sengaja aku tak menanyakan siapa yang tadi bergandengan denganmu, karena aku tak ingin kau tau . Aku pun sedang cemburu. Aku mencoba untuk berpikiran positif, bahwa itu bukan siapa siapa.
     Kau mengatakan " yasudahlah, kau tak mau mengerti perasaanku" hei, siapa yang tak mau mengerti itu? Aku atau dirimu? Aku sudah mencoba untuk peka terhadap perasaanmu. Hanya saja ,kau bersama dengan perempuan lain. Aku menjadi kehilangan kepercayaanku kepadamu. Yasudah aku tak jadi untuk memberi kepekaanku itu.
    Aku mencoba untuk menjelaskannya kepadamu, dan kau pun mengerti. Dan menerima. Sudahlah jangan seperti anak kecil, aku pun yang melihatmu bersama perempuan lain. Tak membahasnya . Aku memberimu kesempatan ,tetapi jika kau ulangi . Aku akan benar benar pergi.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang