7. pengakuanku

27 5 0
                                    

Keheningan malam, sepi sunyi . Hanya ada suara mobil motor yang berlalu lalang didepan rumahku. Malam ku ,dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Perempuan itu, ya. Siapa dia? Aku cemburu. Berapa banyak perempuan yang kau dekati? Siapa saja aku ingin tau. Aku ingin mengenal mereka,siapa dia seberapa dekat kau dengannya.
Malam itu sunyi, ditemani oleh dirimu yang setiap hari selalu menghubungiku. Kau tetap menjadi kau yang selalu memberikan perhatian kepadaku, kau tetap menjadi kau yang membuatku nyaman, kau tetap menjadi kau yang selalu membuatku senang. Aku tak melihat perbedaan pada dirimu,sedikitpun.bahkan kau berniat untuk mengajakku ke bioskop saat itu. Namun, izin orang tua tak diberikan kepadaku. Kau membalas pesan pesanku, dengan cepat. Aku tak melihat perbedaan pada dirimu, aku tak melihat ada perempuan lain yang sedang kau hubungi juga.
Saat itu aku berniat untuk menanyakan siapa yang tadi siang bersamamu, tapi kuurungkan. Aku lebih memilih untuk diam, dan melupakan semua yang tadi aku lihat daripada aku harus berdebat denganmu dan kenyamananmu menjadi terganggu.
Malam itu kau mengatakan, "aku akan kerumahmu esok hari seperti biasa " dan aku mengiyakannya. Esok harinya aku menunggumu dari terik matahari yang begitu panas ,sampai terlihat senja yang indah berwarna jingga saat itu. Aku menunggumu, tapi kau tak kunjung datang . Hei? Apa kau telah lupa dengan janjimu? Aku sangat ingin bertemu denganmu saat itu . Tapi mengapa kau tak kunjung datang ? Aku menunggumu mengharapkan pertemuan itu.
Aku putuskan untuk menghubungimu kala itu, ternyata kau lupa atas janji yang kau katakan saat itu. Aku tak marah denganmu,aku memaafkanmu. Asal kau tidak mengulangnya kembali.
Esok harinya kau bertemu denganku ,dirumahku. Kita mengobrol dengan asyik, kau selalu saja ada topik untuk dibicarakan. Hingga kau membuat niat untuk memperkenalkanku kepada orang tuamu. Aku senang ,benar benar senang saat itu. Aku mempercayaimu , karena aku yakin kau serius denganku. Dengan kau yang berniat seperti itu ,aku menjadi semakin meyakini dirimu. Bahwa kau tak bermain main dengan perasaanku.
Saat itu ,aku mengakui aku menyayangimu bahkan sampai mencintaimu.tapi kau merasakan hal yg sama sepertiku . Kau memutuskan untuk berteman saja , daripada kau harus kehilangan aku . Begitu katamu. Entahlah aku bahagia saat itu
Kau bergegas untuk pulang , kita memiliki kebiasaan saat berpisah. aku mencium tanganmu dan kau pun melakukan hal yang sama secara bergantian. Terkadang kau mengecup keningku dan aku sangatt bahagia.
Sebenarnya saat itu aku tidak ingin kau pulang ,tetapi apalah dayaku. Yang tak bisa melarangmu. Aah begitu spesialnya dirimu ,aku mencintaimu sungguh.
Hampir 4 bulan Kita sudah menjalani hubungan tanpa adanya status ini ,kau memanggilku dengan panggilan sayang ,akupun begitu. Aku benar benar sudah mencintai dirimu.
Ahh, kau benar benar membuatku senang berhalusinasi. Ingin sekali melihat kita dimasa depan, aku selalu membayangkan masa depan kita dan meminta kepada Tuhan untuk bisa bersamamu dimasa depan nanti.
Seperti ini saja aku sudah merasa bahagia ,apalagi nanti jika kau membersamaiku dimasa depan . Aku tak pernah merasakan bahagia yang seperti ini adanya. Ini berbeda jauh dengan mantan kekasihku yang dulu. Mereka hanya memberiku kebahagiaan,60% nya saja tetapi dirimu tak pernah ada batas untuk membuatku bahagia.
Aku mencintaimu sungguh, kau hebat. Bisa membuat hati yang tertutup rapat menyerahkan kuncinya pada dirimu. Tak ingin aku menerima kunci itu kembali kepadaku ,dan tak ingin aku menyerahkannya kepada laki laki lain selain dirimu.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang