16. Dialog tentang luka

24 3 5
                                    

Hari sudah malam , sedangkan aku tidak tau bagaimana aku pulang. Aku meninggalkan ponselku diruangan itu , entahlah. Keluargaku mungkin sedang mengkhawatirkan aku, yaa. Daripada aku harus bertemu lagi dengannya, seseorang yang menenggelamkan semua harapanku.

Malam itu aku menunggu taxi yang biasanya berlalu lalang di jalan. Tetapi entahlah, mengapa hari ini taxi tiba tiba banyak penumpang. Setelah Berjam jam aku menunggu, tak ada satupun taxi yang kosong. Aku memutuskan untuk pergi ke halte bus,lumayan jauh . Tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak membuat keluargaku khawatir meskipun aku tak tau entah bagaimana kondisi tubuhku ,yang aku rasakan hanya "hancur".

Yatuhann ,hari apakah ini?  Mengapa aku begitu banyak merasakan kehancuran pada hari ini? Semuanya seketika meledak sampai aku hancur.
Tuhan, mengapa hari ini tampak begitu menyedihkan?

Aku menunggu bus yang datang, tiba tiba ada seorang pria yang menghampiriku. Ternyata teman kecilku , terlihat olehnya keadaanku yang lemah. Aku melihat kearahnya dan tersenyum tipis,dan kau menatapku dengan tatapan yang khawatir.

" Ada apa denganmu??mengapa masih disini dalam keadaan yang seperti ini? "

" Ayahku sedang tak menjemputku "

" Aku tak bertanya tentang itu, bukankah sekolahmu sudah pulang sejak tadi sore? Mengapa semalam ini kau baru pulang? "

" Aku tidak tau "

"Pulang bersamaku "

" Aku tak ingin merepotkan kaka"

" Pulanglah pasti akan memakan banyak waktu lama untuk menunggu bus datang ,orang tuamu pasti akan mengkhawatirkanmu. "

" Aku tak ingin pulang kerumah dalam keadaan seperti ini"

"Ganti bajumu dirumahku, akan ku hubungi keluargamu"

" Terimakasih ka"

  Akhirnya aku pulang bersamanya,bersama dia sahabatku, sekaligus kakaku. Dia memberikan jaketnya kepadaku karena ,ia melihatku kedinginan. Entahlah dia menjadi pahlawan penyelamat untuk diriku hari ini.
   
Setelah aku mengganti bajuku, aku bergegas untuk pulang. Ah betapa baiknya dia,kasih sayangnya seperti seorang Kaka kepada adiknya sendiri.

Keesokan harinya , Minggu. Ia datang kerumahku, untuk melihat kondisiku. Entahlah rasanya masih sama ,hancur sekali. Badanku menggigil rasanya ,kepalaku sakit, bahkan sampai hatiku.

   Ia membawakan kue brownis kesukaanku, semua hal yang berhubungan denganku . Pasti ia tau, tetapi tidak untuk kedekatanku denganmu.
Ohya, apakabar dirimu yang kemarin menghancurkan aku? Sudah puas?Oh belum puas, tenang saja aku siap untuk menerima semua luka yang akan kau berikan.

Dialog lukaku

" Ada apa denganmu? Ceritakan lah semuanya kepadaku "

" Tak ada apa apa, aku kemarin hanya bermain main saja dengan hujan diatap sekolah"

" Jangan mencoba untuk berbohong kepadaku, karena kau pasti sedang terluka. Karena aku tau dulu ketika kau menangis kau selalu memilih untuk melampiaskannya dengan hujan. Benar? Jangan mencoba untuk menutupi sesuatu karena aku sudah mengetahui semua tentangmu "

" Bukan seperti itu"

" Lalu mengapa?"

" Aku tak ingin membahasnya"

" Berbagilah denganku, jangan kau sendiri yang merasakannya . Kalaupun nanti aku tidak merasakannya aku akan mengerti apa yang kau
Rasakan,jujur aku tidak tega melihat kau seperti ini "

" Semua tak mengerti apa yang aku rasakan. Percuma,."

" kau sudah lama bersahabat denganku bukan? Bahkan aku sudah menganggap kau seperti adikku sendiri . Mengapa kau menjadi seperti ini? Sadarlah ,ini akuu! teman kecilmu!"

"Jahat...." Air mataku tiba tiba terjatuh, kak izinkan aku untuk menangis dihadapanmu. Sebenarnya aku tak ingin kau melihat ini ,tapi aku tak sanggup lagi untuk menahannya *batinku

" Siapa yang jahat kepadamu? Katakan kepadaku. Siapa??"

" Laki laki pendusta dengan perempuan  simulut jahat , mereka menghancurkanku.." Aku menangis sekencang-kencangnya ,sampai ia memberi pelukan kasih sayangnya kepadaku. Maafkan aku, aku tak bermaksud ingin merasakan pelukannya. Hanya saja aku sudah tak kuat menahan rasa sakit

" Menangis lah ,menangis sekencang-kencangnya . Lepaskan semuanya , semua kekesalanmu. Aku mengerti apa yang kau rasakan ,tanpa perlu kau ceritakan pun aku mengerti. Biarkan mereka menghancurkanmu, tapi kau bisa memperbaikinya lagi bukan? Jangan menjadi perempuan lemah ,kau adalah perempuan yang kuat!"

"Aku benci melupakann... Ingin mati saja rasanya. Mengapa selalu aku yang merasakannya ?mengapa kak??!!"

" Kau bicara apa? Tuhan sedang mengujimu. Kau sedang ada didalam ujian ,kau pasti bisa menglewatinya dengan baik. Jangan menyerah begitu saja ,ada aku . Ada keluargamu ,ada tuhan yang selalu ada untukmu. Jangan karena 1 orang kau menjadi kehilangan semuanya "

" Tidak hanya sekali ,aku merasakan ini . Sudah berulang kali dan selalu aku ! Mengapa ?? mengapa aku tak mendapatkan kebahagiaan seutuhnya?"

" Tidak ada yg sempurna didunia ini, termasuk kebahagiaan. Sudahlah, biarkan mereka menyakitimu. Tapi kau harus bisa bangkit dari rasa sakitmu itu"

" Aku sudah tak kuasa lagi menahan semuanya, mengapa aku selalu dipermainkan? Apakah aku ini memang ditakdirkan menjadi permainan mereka? Jika memang begitu,aku ingin memilih untuk sendiri saja dalam sepi .supaya tak ada yang mempermainkan aku"

"Mengapa kau menjadi seperti ini? Ini bukan dirimu yang aku kenal. Dirimu yang aku kenal ,adalah kamu yang kuat . Tak pernah menyerah begitu saja ,apalagi sampai berkata seperti itu"

" Iya itu dulu, dulu aku paling hebat dalam memendam. Hebat dalam menahan sakit, tapi hari ini. Aku sudah tak tahan menghadapi semuanya, karena aku sudah berulang kali merasakan sakit . Dan ini yang paling parah, aku seperti ini. Bukan kemauan diriku sendiri, dia. Mereka lah yang membuatku menjadi seperti ini"

" Semuanya akan terlewati jika kau berusaha sekuat mungkin. Kau tetap menjadi dirimu yang hebat, jangan biarkan mereka tertawa diatas penderitaan dirimu"

" Sudahlah, seberapapun aku melangkah. Pasti semua akan tampak mengecewakan, dunia ini tak pernah  seindah halusinasiku "

"Dengarkan aku, kau diberi luka karena Tuhan sayang kepadamu. Tuhan memberikan ini kepadamu karena kau adalah perempuan yang hebat, tuhan akan membuatmu lebih hebat lagi dengan ujian yang sangat hebat pula. Jadi tolong ,jangan menjadi keras kepala karena cinta "

    Aku berfikir ,benar juga apa katanya. Tetapi aku tetap merasakan tidak terima dengan ini semua. Rasanya ingin menghilang saja dari bumi, daripada aku harus merasakan luka yang lebih parah lagi. Tak ingin aku menemui dirimu lagi, aku takut semua akan lebih hancur lagi dibandingkan ini.
  
    Maafkan aku, aku menjadi egois. Untuk sekarang mungkin aku akan menghilang darimu, karena aku butuh waktu sendiri untuk belajar merelakanmu & sembuh dari luka yang aku rasa saat ini. Untukmu pemberi luka, aku sudah memaafkanmu pun memaafkan kekasihmu. Tetapi jujur, aku belum siap untuk bertemu denganmu lagi. Maafkan aku.~

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang