-Sembilan : Terketuk Hatinya-

2K 251 106
                                    

"Dia sederhana, tapi cara dia memperhatikanku yang membuatku nyaman saat bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia sederhana, tapi cara dia memperhatikanku yang membuatku nyaman saat bersamanya."

_____

Panggilan pun berakhir.

Jungkook menyimpan ponsel di saku Hoodienya. Lalu menengok kekanan untuk melihat Arsyi.

Air muka gadis itu nampak mendung, Arsyi tertunduk dan menatap kosong ujung jari-jari kakinya yang mungil itu. Arsyi baru merasakan gimana rasanya ketika berjauhan dengan orang tuanya. Dan rasanya itu, gak enak.

Apalagi dengan dirinya yang sangat jaaaauh dari kata mandiri.

Satu cairan bening meluncur dari manik teduh itu.

Melihat seperti ini, Jungkook jadi iba, ia memahami perasaan Arsyi.

Entah keberanian dari mana, tangan Jungkook terangkat untuk menepuk pelan pundak gadis itu.

"Jangan nangis. Ada gue, kok."

Kalimat itu sebagai penutup sabtu malamnya Arsyi.

🌵🌵🌵

Minggu, 09:00.

Setelah mandi yang mampu menyegarkan jiwa dan otaknya, Arsyi berjalan ke dapur guna memberi asupan untuk perutnya yang sedari tadi berdemo-demo.

Arsyi melihat ke sekeliling rumah.

Kok sepi sih? Batin Arsyi.

Arsyi tahu, bunda dan Bang Hoseok lagi tidak ada dirumah. Mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah; kemana Jungkook sehingga suasana rumah menjadi sangat sepi seperti ini.

Bukan apa-apa, mungkin selama 2 minggu belakangan ini ia sering mendapat sarapan berupa omelan dan recokan dari cowok itu yang menasehatinya ini-itu, jadi ketika pagi ini tak mendapatkan sarapan tersebut, rasanya agak aneh.

Entahlah. Sepertinya Arsyi mulai terbiasa. Atau mungkin sudah terbiasa.

"Makan apa gue ya?" monolog Arsyi sambil membuka pintu kulkas.

Sayur mayur, Ikan Nila, Ayam mentah, tahu, tempe, tersedia lengkap di dalam lemari pendingin ini, tapi masalahnya, Arsyi kan nggak bisa masak. Percuma bahan-bahan itu ada kalo tidak ada yang memasaknya.

Arsyi menutup pintu kulkas dengan bete.

"Hufffhhh." helaan nafas yang keluar terdengar berat dari mulutnya.

Tiba-tiba matanya menangkap lembaran kertas warna biru berukuran sedang yang tertempel di pintu kulkas.

Arsyi mengambil kertas itu dan membacanya.

Nyari makanan?
Tuh, di meja makan. Gue udah masakin tadi pagi menu ala kadarnya buat lo sarapan.

Hari ini gue ada bimbingan sama dosen buat ngurus skripsi, dan mungkin pulang abis ashar. Jadi lo jaga rumah baik-baik, jangan kemana-mana, jangan keluyuran, jangan buat kacau selama gue nggak ada. Di atas meja makan sana ada hp gue yang lama. Gue pinjamin selama lo belum beli Hp, sekaligus biar bisa mantau lo juga.

S W E E T G U A R DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang