-29 : Nanti Ge-er-

1.8K 236 77
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Sesampainya di depan gedung kampus, Arsyi pun turun dari motor sambil memberikan helmnya ke Jungkook.

Namun garis kecil terbit di atas alisnya lantas Arsyi pun bertanya, "Lho, ngapain lo turun juga?" tanya Arsyi bingung begitu melihat Jungkook juga turun dari motornya. Bukankah kampus Jungkook bukan di sini?

"Mau nganterin lo ke kelas lah," jawab Jungkook tanpa beban sembari menggantung helmnya di kaca spion.

"Lo pikir gue anak TK pake di anterin ke kelas segala?" protes Arsyi tidak suka.

Jungkook ingin menjawab lagi tapi keburu di usir oleh gadis ini. "Udah sana mending lo ke kampus lo deh, hus, hus." sambil mendorong punggung tegap itu untuk kembali menaiki motornya.

"Eh tapi, lo yakin nggak pengen gue temenin?" tanya Jungkook memastikan.

Kalo boleh jujur, Jungkook masih khawatir dan prihatin sama Arsyi semenjak kemaren. Karena meski Arsyi bersikap seolah baik-baik saja di depan Jungkook, nyatanya gadis itu keadaannya belum sebaik dan seceria biasanya.

Dan Jungkook dapat melihat manik hitam legam itu masih sendu menatapnya yang berarti masih menyimpan kesedihan yang belum sepenuhnya menyingkir dari relung hati.

"Iya, udah sana pergi," perintah Arsyi yang ingin Jungkook lekas-lekas pergi dari sini.

"Yaudah deh," kata Jungkook, lalu menaikkan standar motornya, "kalo ada apa-apa telpon gue ya, lo punya pulsa kan? Kuota lo ada?" pesannya sebelum berangkat.

"Iya, kan lo sendiri yang ngisiin pulsa sama kuota gue."

"Kalo ada yang jahatin lo kabarin gue secepatnya, atau kalo nggak lo bisa lapor ke Jimin sama Taehyung."

"Iya yaampun--kenapa sih? Kok lo jadi bawel gini, Kook?" Arsyi cukup bingung mengapa Jungkook sebawel ini.

"Gue bawel juga karena lo tau."

"Hah?"

Jungkook mengerjapkan matanya tiga kali, bibirnya terbuka-tutup gagu. "M--maksudnya--ah gak tau lah. Intinya gue gak mau sampe lo sedih lagi, itu aja." Jungkook mengacak rambutnya singkat. Kenapa lagi ini mulut? Dari kemaren lancar banget, batinnya merutuk sebal.

"Ya-yaudah iya gue ngerti kok," jawab Arsyi walau masih heran dengan Jungkook.

Setelah itu Jungkook pamit dari hadapan Arsyi.

Arsyi pun mulai melangkahkan kakinya menyusuri lobi kampus menuju kelasnya hari ini.

Manakala Arsyi melangkah gontai di atas keramik berwarna abu-abu terang di gedung ini, entah kenapa ia merasa hawanya berbeda dari di depan tadi. Padahal ini masih pagi, dimana sinar matahari tak semenyengat di siang hari, apalagi cuaca hari ini yang nampak mendung, namun ia merasakan suasana seperti mencekam juga sorotan mata yang tak bisa lepas semenjak ia masuk ke gedung ini.

S W E E T G U A R DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang