"Anak monyet baru dateng!" Seru amel saat kania memasuki kelas.
"Heh darimana aja lo?" Tanya yona to the point.
"Kantinlah, lo gak liat gue bawa es krim?" Ucap kania menunjukkan cup es krimnya.
"Idih nyolot!"
"Bodo!" Ucap kania melanjutkan acara makan es krimnya.
Tadi sebelum kembali ke kelas kania sempat pergi ke kantin bersama vano. Niatnya sih cuma ingin beli air putih saja, tapi ketika melihat pedagang es krim kania tidak tahan lagi, dia langsung saja minta ke vano buat beliin, lumayan gratis.
Kalau kata kania 'gak ada makanan yang lebih enak dari makanan gratis'
Emang dasarnya aja gak mau keluar duit,
"Nia. Pulang sekolah ikut kita ke maal ya?" Ajak amel penuh harap agar kania mengiyakan ajakannya.
Kania tampak berfikir sebentar sebelum menjawab ajakan amel "lain kali deh, gue udah janji balik bareng vano"
"Gak asik lo ah" ambek amel.
"Lo pacaran?" Kania menganggukan kepalanya.
"Anjir lo nikung gue!" Teriak yona menggebrak meja.
Uhuk..uhuk..uhuk
"Woy santai dong, rusak tuh meja lo gebrak!" Teriak farel dari arah belakang.
"Diem lo!" Balas yona.
"Gue yang ngincer duluan kenapa lo yang dapetin sih. Sakit hati dedek diginiin" ucap yona memegang sebelah dadanya.
"Jijik!" Ucap kania dan amel barengan.
"Kampret lo berdua. Jantung gue lagi berduka"
"Udah lo iklasin aja, lagian si vano suka sama kania bukan lo!"
Kretek
Nyesss
"Miris banget gue ya, masadepan diembat sepupu kampret!"
"Bwuahahahahhahaha"
"Udah ahh vano mulu, mending kantin yuk gue bayar deh"
"Kuylah!"
*
*
*
Jam menunjukan pukul 15.10 kania baru saja keluar dari kelasnya. Seharunya ia sudah pulang sepuluh menit yang lalu. Ini semua gara-gara pak wawan awas saja sampe vano marah kania akan membotakkan kepalanya."Hos..vano..hoss" ucap kania ngos-ngosan.
Vano yang sedang menyandarkan punggungnya di mobil menolehkan kepalanya mendapati kania sudah terduduk di bawah dengan nafas yang tidak teratur sepertinya habis lari.
"Kamu ngapain lari?" Tanya vano kawatir.
"Aku" ucap kania menarik nafasnya "gak mau kamu nunggu lama."
"Lain kali jangan kayak gitu lagi, aku gak masalah nunggu kamu berapa pun lamanya itu. Nih minum dulu." Vano menyodorkan sebotol air putih yang diambilnya dari dalam mobil. Vano selalu menaruh air di dalam mobil untuk jaga-jaga jika ia kehausan.
"Makasih"
"Iya. Udah merasa baikan?" Kania menganggukan kepalanya.
"Yaudah ayuk pulang" ucap vano membantu kania berdiri.
Kania menepuk-nepuk rok bagian belakangnya yang kotor lalu memasuki mobil vano.
"Mau makan dulu gak?" Tawar vano saat melewati beberapa restoran.
"Gak usah deh van"
"Oh yaudah."
Flasback on
"Mulai besok kamu gak usah pakek seragam laknat itu lagi karena aku gak mau orang lain melihat tubuh indahmu itu, dan sekarang kita pulang!" Ucap vano menarik tangan kania menuju parkiran sekolah.
Sampai di parkiran vano membuka pintu disebelah pengemudi.
"Masuk!"
"Gak mau"
"Masuk atau aku pakek cara ku sendiri?"
"Coba aja" tantang kania.
Vano yang mendengar ucapan kania semakin mendekatinya. Kania yang melihat pergerakan dari vano refleks berjalan mudur sampai-sampai punggungnya menabrak mobil vano. Vano yang melihatnya cepat-cepat mengunci tubuh kania dengan kedua tangannya, vano memajukan wajahnya lebih dekat lagi untuk memulai aksinya dan..
"Oke-oke gue nyerah. Puas lo?"
"Of course baby" jawab vano dengan senyum smirknya.
Kania masuk ke dalam mobil dan menutupnya dengan kencang lantaran kesal. "Sangat manis" ucap vano lalu memasuki mobil.
"Mau makan dulu?" Tanya vano saat di dalam mobil.
"Gak"
"Okey langsung pulang. Rumah kamu dimana?"
"Aduh gimana nih, kasi tau gak ya? Ah gak usah deh entar dia tau lagi rumah gue, entar gue digangguin terus di rumah." Batin kania bingung.
"Hey" ucap vano melambai-lambaikan tangannya di depan wajah kania.
"Ehh" kaget kania buru-buru mengambil ponselnya.
"Hallo ma?" Ucap kania mengangkat telepon.
"..............."
Vano yang melihatnya mengerinyitkan dahinya bingung.
"Iya ma, aku kesana sekarang"
"........."
"Iya ma, bye" ucap kania mengakhiri panggilannya.
"Perasaan gak ada suara telepon deh" celetuk vano.
"Em..anu itu gue pakek silent, iya silent." Ucap kania, tentunya ia berbohong karena nyatanya tidak ada yang menelpon.
"Owh"
"Anterin gue ke butik di jalan darmawan ya, nyokap nyuruh ke sana"
"Okey." Sampainya di butik kania turun dari mobil vano.
"Mau mampir gak?" Basa-basi kania.
"Gak usah, lain kali aja" tolak vano.
"Bagus deh, sekalian pergi dari hidup gue" batin kania.
"Yaudah hati-hati" ucap kania ke vano yang langsung melesat meninggalkan area butik.
"Masuk gak ya?" Ucap kania berfikir.
"Kagak usah deh entar gue ketinggalan livenya bts. Gue pulang aja dah naik ojol."
"Bye ma, kapan-kapan aku pasti mampir masuk ke dalem" Teriak kania dari luar butik lalu pergi dengan kang ojol.
Flasback off
"Hey udah sampek, ngelamun terus" ucap vano menepuk bahu kania. Vano tau pasti kania sedang memikirkan masalah tadi.
"Ehh udah sampek ya?" Tanya kania.
"Udah. Masalah yang tadi biar aku yang ngomong ke devan, kamu gak usah mikirin itu lagi. Sekarang kamu masuk, makan, terus tidur." Ucap vano sangat manis.
Seandainya waktu itu ia membiarkan vano mengantarnya ke rumah bukan ke butik pasti tidak seperti ini jadinya. "Yaudah aku masuk ya, bye" ucap kania memasuki rumahnya.
~my girl is mine~
Hallo gaes aku kembali, jangan lupa vote+comment sebanyak-banyaknya ya. Ditunggu loh ;>)
Sampai ketemu di part selajutnya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is Mine (HIATUS)
Teen Fiction"Lo brengsek!" ~Kania Safira "Iya gue emang brengsek, brengsek karena lo!" ~Kevano Gilbran ~My girl is mine~ #01 in Over #01 in mybadboy #01 in posesif