"Aduhhh!" Ringis Kania saat Vano menepuk jidatnya.
"Ada nyamuk" ucap Vano memperlihatkan hasil tangkapannya.
"Sakit tau" rengek Kania mengelus-ngelus jidatnya
"Lagian tadi kamu nutup mata, yaudah langsung aja aku tepuk."
"Tapi gak usah keras-keras dong! Sakit nih jidat!"
"Maaf"
"Ehh bentar-bentar, tadi kamu nutup mata ngarep di cium aku ya?!" Tuduh Vano dengan senyum jahilnya.
"Aa-apaan sih!" Gugup Kania.
"Ngaku aja, sama pacar sendiri kok malu-malu"
"Bodo ahh gue mau pergi!" Kesel Kania lalu meninggalkan Vano sendirian.
"Ngambek lagi" gumam Vano yang ikut meninggalkan tempat tersebut.
"Anjing! Siapa yang berani-beraninya ngelempar tas ke muka gue?!" Teriak amel mengelap wajahnya. Sedangkan Yona menahan tawa ditempat duduknya.
"Gue"
"Lah sejak kapan lo ada di sini?" Tanya Amel kaget sekaligus bingung karena sedari pagi Amel duduk sendirian.
"Dari kemarin." Jawabnya malas
"Ehh jidat sama tangan lo kenapa?" Mengabaikan jawaban Kania karena melihat jidat Kania yang memerah dan tangannya bentol-bentol.
"Ehh iya abis ngapain lo?" Sambung Yona.
"Tangan gue di gigit nyamuk terus jidat gue digampar Vano." Jawab Kania dengan malas.
"Di gampar?" Beo Yona yang dijawab anggukan kepala.
"Gue di ajak ke taman belakang sekolah sama Vano" lanjutnya.
"Ngapain lo kesana? Wah jangan-jangan lo berbuat yang enggak-engak ya? Gue aduin sama tante Renata tau rasa lo." Ceroscos Yona.
"Gue buang juga lo ke laut!" Lama-lama Kania kesal juga dengan sepupunya ini, main ceroscos aja.
"Udah-udah mending kita ke UKS obatin luka lo, mumpung istirahat." Ucap Amel segera membawa Kania ke UKS dengan Yona mengikutinya dibelakang.
Karena saat ini jam istirahat seluruh siswa termasuk Vano dan teman-temannya berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Maklum gak pernah makan wkkw.
"Lo pada mau pesen apaan?" Tanya Devan saat sampai di meja kantin.
"Wihh Devan bakal traktir kita nih!" Seru Lano dengan semangatnya.
"Yoi! Pesen sepuas lo" ucap Devan.
"Kesambet apa lo?" Tanya Adit curiga, tumben sekali sahabatnya seperti ini, biasanya Devan tidak akan mengeluarkan uangnya dengan cuma-cuma.
"Devan kesambet apaan gak penting yang penting sekarang gue makan gratis!" Kata Lano dengan semangatnya. "Kalo gitu gue mau pesen nasi goreng, mie ayam, bakso, batagor, terus munumnya jus jeruk" lanjut Lano lantang.
"Terserah lo, sekalian lo pesenin buat kita" suruh Devan yang dibalas ancungan jempol oleh Lano.
"Bener-bener perut gentong" ucap Adit ketika Lano sudah pergi memesan makanan untuk mereka.
"Oh iya Van, tadi lo kemana aja gak ikut pelajaran pertama?" Tanya Devan kepo.
"Iya lo kemana aja?" Tanya Adit yang kepo juga.
"Tadi tuh gue sama Ka-"
"Hai Van" sapa Clara bergelayut manja dilengan Vano.
"Nenek lampir ganggu aja" celetuk Devan.
"Lo bilang apaan barusan?" Tanya Clara dengan suara judesnya.
"Itu si Lano pesen makanan dari tadi kagak dateng-dateng" elak Devan. Sumpah Devan sudah enek melihat wajah Clara dari dulu Clara tidak ada bosan-bosannya mengejar Vano padahal Clara sudah tau Vano tidak suka dengannya. Emang dasar bucin!
"Van kamu udah makan belum?" Tanya Clara dengan suara manjan saking manjanya sampai-sampai Vano ingin muntah sekarang ini. Okey Vano harus tahan, ia harus mengusir hama satu ini dulu sebelum Kania datang melihatnya.
"Lo buta ya? Meja gue aja masih kosong yakali gue udah makan. Mending lo pergi urus hidup lo dulu!" Bentak Vano. Sumpah ia bener-benar muak dengan Clara ingin sekali rasanya melempar Clara ke kolam buaya biar di makan sekalian.
"Kok kamu gitu sih sama aku" rengek Clara semakin mengeratkan pelukan tangannya.
"Excuseme! Panas-panas!" Ucap Lano membawa dua mangkok yang berisi kuah panas di dalamnya.
"Awhh!" Teriak Clara terkena kuah panas yang dibawa Lano.
"Ups. Sorry bebeb Clara gue gak sengaja" ucap Lano seraya mengusap-usap tangan Clara.
"Jangan pegang-pegang gue! Gara-gara lo tangan gue melepuh!" Marah Clara lalu pergi meninggalkan kantin bersama antek-anteknya.
"Haha pinter juga lo No!" Ucap Devan mengacungkan jempolnya.
"Apan sih orang tadi gue beneran gak sengaja nyiram bebeb Clara"
"Semerdeka lo!" Kata Devan.
"Ngomong-ngomong makanan gue mana?" Tanya Vano yang melihat Lano hanya membawa dua mangkok saja.
"Masih dibuatin" jawab Lano yang sedang mengaduk-ngaduk baksonya.
"Terus lo ngapain disini?" Tanya Adit.
"Lama nunggu yaudah gue tinggal aja" Jawab Lano dengan santainya.
"Temen laknat!" Ucap ketiganya kompak memukul kepala Lano.
"Uhuk...uhuk..uhukkk.. air!" Ucap Lano seraya memukul tengkuknya.
"Kagak ada air! Ambil sendiri" Ketus Devan.
"Ehh kak mau kemana?" Tanya Kania yang tertabrak bahu Lano.
"Ai..uhukkk..air"
"Dia kenapa?" Tanya Kania ke teman-teman Lano.
"Biasa yang, kebanyakan makan" jawab Vano.
"Oh"
"Ehh ehh kalian udah pada pesen makanan belum?" Tanya Devan.
"Belum kak" sahut Amel tersenyum ramah.
"Nah kebetulan gue lagi ngadain traktiran dadakan nih, gue mau traktir kalian juga, mau gak?" Tawar Devan.
"Wahh seriusan kak? Mau dong mau!" Seru Amel dan Yona bersamaan sedangkan Kania menatap abangnya curiga. Sejak kapan abangnya seroyal ini? Kania gak salah dengerkan?
"Udah sana cepet kalian pesen makanan entar keburu masuk. Lo juga Kania!" Ucap Devan.
"Iya bang" kata Kania lalu pergi bersama kedua temannya.
~my girl is mine~
Maaf ya kalau gaje, lagi gak ada ide nih😓.
Jangan lupa vote ya, luv💖
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is Mine (HIATUS)
Teen Fiction"Lo brengsek!" ~Kania Safira "Iya gue emang brengsek, brengsek karena lo!" ~Kevano Gilbran ~My girl is mine~ #01 in Over #01 in mybadboy #01 in posesif