Last Story

100 62 23
                                    

-Masa lalu mungkin memang menyakitkan. Namun tanpanya, cerita hidup kita tidak akan lengkap-

--

Hari ini terasa begitu panjang bagi Rifa. Dan sialnya lagi saat ditengah perjalanan pulang, entah kenapa ban motornya tiba-tiba kempes.

Brakkk.. Terdengar Rifa menendang motornya.

"Perempuan gak baik nendang-nendang" Ucap seorang lelaki yang tiba-tiba datang

Rifa menoleh dan langsung membuang mukanya.

"Bantuin apa gimana kek! Malah ceramah!"

"Ya udah, lo mau pulang bareng gue?"

"Lo gila? Motor gue mau kemanain hah??"

Tiba-tiba datang dua orang pria yang terlihat tidak begitu tua.

"Maaf mas, motornya yang mana yang harus dibawa oleh kami?"

"Itu yang di depan"

"Ini maksudnya apa?"

"Udah lo pulang bareng gue, lo gak boleh pulang lebih dari jam 6 sore kan?? Motor lo biar mereka yang nganterin"

"Masa lo gak percaya sama gue? Tenang aja kali gue gak akan macem-macem" jelasnya

Karena Rifa takut pulang telat, akhirnya ia terpaksa ikut dengan laki-laki itu.

Hari semakin sore, ditengah perjalanan tak sengaja berpapasan dengan seorang pria yang membuat jantungnya menjadi berdegug kencang seakan kehabisan napas.

Ya, dia sok pria yang dulu pernah membuat hati Rifa tak karu-karuan.

Sosok yang dulu pernah membuat Rifa jatuh hati.

Dia juga sosok yang selalu mengingatkan ketika Rifa berbuat salah, juga mengingatkan solat walaupun sedang sibuk kegiatan di sekolah.

Dan yang paling penting dia adalah sosok lelaki yang telah dikenal oleh ibunya.

●●●

Hari ini, seperti biasa kelas 9 melakukan les untuk menghadapi UNBK.

Namun sialnya les dimulai lebih sore karena ada berbagai hal yang mengganggu.

Jam menunjukan pukul 05.25 sore, dan Rifa tak pernah pulang sesore ini.

Ditambah lagi kondisi sebelumnya adalah hujan yabg sangat deras, membuatnya semakin ketar-ketir.

Rifa berniat pulang jalan kaki. Namun Adnan, sosok yang ternyata ia sukai datang mengahampiri dan mengatakan akan mengantarkannya pulang.

"Rif, gue anter lo pulang aja ya?"

"Ini udah sore. Lo kan gak boleh pulang sendirian, lo cewek. Kita gak tahu kondisi diluar sana"

"Emang gpp? Lo sendiri nanti kesorean?" padahal di dalam hatinya ia sangat senang

"Udahlah, kalo kita cuma ngobrol terus bakal lebih kesorean"

Akhirnya Rifa menerima, karena tak munafik ia juga merasa senang sebenarnya.

Ditengah perjalanan Rifa sangat manahan agar pipinya tak memerah. Namun apalah daya, wanita tak pandai menyembunyikan perasaan saat sedang merasa senang.

Rifa juga tak berani menatap ke arah spion. Ia tahu pasti akan ada kontak mata antara dirinya dan Adnan.

"Ini berhenti dimana? Apa sampe rumah sekalian"

Adnan bertanya karena ia tahu Rifa tak berani pulang dengan laki-laki. Dan pasti akan langsung di interogasi oleh ibunya.

"Didepan gang aja"

"Ya udah kalo gitu" Adnan menghentikan motornya

" Thank you yah, ko udah nganterin gue"

Dan sialnya sang ibu sedang berada didepan rumah. Walaupun agak jauh, tapi tetap terlihat Rifa diantar oleh seorang pria.

"Sama-sama"

Rifa beranjak pergi meninggalkan Adnan. Begitu pula Adnan, ia mengegas motornya dengan sangat kencang.

Padahal saat bersama Rifa motornya melaju pelan dan hanya keheningan yang tercipta. Dan terlihat di spion senyum simpul dari Adnan.

●●●

Dan tanpa sadar Rifa senyum-senyum sendiri.

"Fa, lo kenapa?"

"Nggak kok gpp"

"Kirain. Abisnya senyum-senyum sendiri sih"

15 menit berlalu, mereka sudah sampai dirumah Rifa.

"Fa, kata orang suruhan gue motor lo ada beberapa yang harus diservice juga. Paling 2 hari lagi baru selesai"

"Ya udah gpp, emang udah lama juga gak diservice"

Rifa beranjak masuk ke rumah dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Tuhan. Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya?"

"Kenapa juga aku harus sedang bersama pria lain?"

"Kalo Adnan pikir dia pacar aku gimana?

Entah apa yang ada dipikiran Rifa, tapi ia tetap saja memikirkan lelaki yang entah memikirkannya juga.

"Tuhan, hati ini sakit melihat yang lalu-lalu. Kenapa hari ini aku harus bertemu dengannya lagi. Jangan beri harapan palsu lagi Tuhan. Hati ini telah lelah menjalani semua ini" ucapnya dalam hati

Tiba-tiba ponsel miliknya bergetar.

niDoni : Fa, besok gue jemput lo yah? Motor lo kan masih di orang suruhan gue

^Dia Doni, sosok yang yang tampak sangat perhatian kepada Rifa

faRifa : terserah lo aja, yang penting jangan smape ngerepotin

niDoni : gak ada yang ngerepotin kalo buat lo

Rifa hanya membaca pesan dari Doni, karena dia tahu pasti selanjutnya bicaranya akan semakin ngelantur.

●●●

"Rifa kapan si mau kasih kesempatan buat gue?"

"Kenapa dia kelihatan terus menghindar?"

"Bahkan kalo menurut dia gak penting-penting amat, dia gak bakal buka chat dari gue"

"Padahal, kita dulu deket banget Fa"

Continued....

Dulu? Apakah mereka sudah kenal sejak kecil? Jawabannya tunggu di next part.

Thank you for reading❤
Jangan lupa tinggalkan jejak and enjoy the story😊

Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang