-Move on itu gampang. Yang susah itu gak tahu apa-
--
Ditengah perjalanan pulang, Rido mengingatkan Rifa saat mereka pertama kali jadian."Rif, lo inget gak?"
"Apa"
"Dulu waktu pertama kali kita jadian, lo dimarahin sama abang lo gara-gara pulang telat" sambil tersenyum tipis dan Rifa bisa melihat senyum itu dari arah spion
Senyum itu kembali muncul dibibir Rifa. Sudah lama Rido tak melihatnya. Yang ia lihat hanya pertengkaran tak jelas antara Rifa, Doni, dan Gani.
"Jujur gue seneng lihat lo bisa senyum kaya gitu lagi Rif. Gue kangen lo yang dulu. Lo yang selalu ceria, lo yang selalu bahagia, gak pernah punya masalah dan lo yang dulu selalu jadi penghibur anak yang lainnya dikelas"
"Gue juga pengin kaya gitu lagi, tp rasanya berat do"
"Maafin gue ya, gue gak bisa nepatin janji gue ke lo. Gue emang bodoh"
"Udahlah, toh semuanya udah lewat"
"Tapi sekarang gue bener-bener nyesel mutusin lo fa, harusnya gue gak selemah itu"
"Gue tahu kok gimana posisi lo waktu itu. Lo gak mau orang yang lo sayang disakiti banyak orang"
"Lo kan idola nya banyak cewek do, pantes aja kalo mereka gak suka sama hubungan kita. Orang kita gak sebanding kan"
Rido hanya tersenyum tipis. Ia benar-benar tak menyangka Rifa bisa sebijak itu dalam berpikir.
Tak lama mereka sampai dirumah Rifa. Rifa mengajaknya masuk namun Rido menolak.
Rido bergegas pergi dan Rifa pun masuk ke rumah. Rifa langsung merebahkan tubuhnya disofa ruang tengah. Ia menyalakan tv namun pikirannya entah melayang dimana.
•••
Hari itu Rifa berangkat kesiangan karena ban motornya bocor. Dan sesampainya di sekolah ia harus dihukum terlebih dahulu sebelum masuk ke kelas.
Rifa berlarian menuju kelas dan sesampainya dikelas ia langsung dimarahi oleh Rido karena gara-gara Rifa, nama baik kelasnya tercoreng.
"Jam berapa ini Rifa?"
"Babang jangan galak-galak dong sama pacar aku" celetuk Gani
"Sory do, gue bener-bener gak tahu kalo ban motor gue bocor ditengah jalan"
"Basi banget si alasan lo"
"Sumpah do"
"Alah gue gak peduli"
Selama seharian itu Rifa didiamkan oleh teman-temannya. Kecuali Gani dan Hana.
"Rifa cantik jangan cemberut dong, jelek tahu"
"Brisik lo Gani" sahut Rido
Seharian ini juga Rido tak menyapa Rifa, biasanya mereka sangat akrab. Namun entah kenapa Rido benar-benar berubah.
Rifa merasa tak menyukai Rido, ia hanya berpikir ada Adnan dihatinya.
Namun entah perasaan apa, ia merasa kehilangana Rido yang biasanya selalu ada. Mereka sangat akrab. Dan kini keadaan justru berbanding terbalik.
Hatinya gelisah, dan merasa tak mungkin jika ia menyukai Rido.
"Lo kenapa fa? Mikirin Rido?"
"Nggak kok, kata siapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
Teen FictionSetelah sekian lama, tadi malam rintik hujan itu kembali hadir tanpa disangka. Seperti kehadirannya yang mungkin adalah sebuah ketidaksengajaan. -❤💙-