"The universe has moved for us
Without missing a single thing
Our happiness was meant to be
Cuz you love me, and I love you."Serendipity by Jimin BTS
Semenjak kejadian malam itu, aku dan Jimin semakin dekat. Meski kami terpisah, Jimin sibuk dengan konsernya ke beberapa negara, aku pun sama. Namun, kami selalu memberi kabar satu sama lain setiap hari.
Kami sama-sama menyiapkan waktu untuk memberi kabar, walau hanya sebuah pesan singkat. Tak jarang kami membalas pesan masing-masing lama, karena seperti yang ku ucapkan tadi, kami sibuk ㅡterlebih adanya perbedaan waktu.
Ada kalanya aku baru terbangun sedangkan Jimin baru hendak ingin tidur. Memang menyulitkan, tapi kami memaklumi keadaan kami.
Michelle juga tahu tentang kedekatan kami, aku jujur padanya malam itu aku tidur di kamar Jimin. Dia sangat terkejut dan memperingatiku untuk tahu batasan.
Sebetulnya aku juga tidak tahu mengenai hubungan aku dan Jimin yang makin hari semakin dekat. Seperti yang ku bilang sebelumnya, hatiku selalu tidak karuan dekat dengannya. Tapi, aku menampisnya.
Ku rasa itu normal, karena aku mengidolakannya. Tapi... lagi-lagi seperti ada yang berbeda. Terlebih Jimin yang 'sadar' akan kehadiranku, tidak seperti dulu.
"Giselle, ponselmu berdering."
Aku menoleh ke sumber suara dimana terdapat Michelle yang berdiri tak jauh dari tempat ku duduk seraya mengangkat ponselku. Dengan cepat, aku meraih ponselku dan segera menerima panggilan tersebut setelah melihat siapa yang menelfon.
"Hallo," sapaku dengan senyum yang mengembang. Dari sudut mata ku, aku dapat melihat Michelle yang mencibirku karena tahu siapa yang tengah ku sapa.
"Apakah konsermu berjalan lancar?" Tanya Jimin di seberang sana. Dia tahu hari ini aku menggelar konser.
"Tentu, New York sangat luar biasa!" Jawabku semangat. Lalu aku keluar ruangan tunggu khusus untuk ku bersama Michelle.
"Senang mendengarnya," ucap Jimin. "Konser terakhirmu di Canada 'kan?"
Untuk beberapa saat, aku berpikir sebelum menjawab pertanyaan Jimin, "hmm, iya. Di Canada."
"Kalau begitu, aku akan menonton konser penutupanmu." Kata Jimin yang membuatku terkejut.
"Jinjja?" Pekikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red [end]
Fanfiction[COMPLETED] "Ini tidak akan berhasil," "Kita bisa. Kau harus percaya padaku, semuanya akan baik-baik saja." Mungkin sedikit gila dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, seorang idol ingin mengencani fansnya? Itulah yang terjadi pada salah satu member...