"I spend ten thousand hours or ten thousand more
if that's what it takes to learn
then sweet heart of yours
and I'm might never get there
But I'm gonna try
if it's ten thousand hours or the rest of my life
I'm gonna love you."
10,000 hours by Dan + Shay ft. Justin Bieber
Selang beberapa waktu, mobil yang Jimin kendarai terparkir sempurnaㅡsejajar dengan beberapa mobil yang juga terparkir. Tak banyak, mengingat hari ini bukanlah akhir pekan.Jimin membukakan pintu mobil untukku dan mengaitkan jemarinya dengan jemariku yang lebih kecil dengannya. Lalu menggiring tubuhku memasuki pintu masuk pantai Haeundae*. Terpaan angin kencang menyapu rambutku yang panjang saat kakiku mulai bertumpu di hamparan pasir putih.
"Kau yakin?" Tanyaku pada Jimin. Dia menggoyangkan kepalanya pelan ke atas lalu ke bawah.
Setelahnya, kami sama-sama membuka masker hitam yang melekat di wajah kami setelah memastikan tidak akan ada yang mengenali kami berdua, terlebih disini sangat sepi.
Kepalaku memandang ke atasㅡmengamati hamparan awan putih yang memenuhi birunya langit, sangat cantik. Seperti sebuah pantulan dari laut.
"Hey,"
Aku tersentak saat Jimin memanggilku, juga dengan jarak antara wajah kami yang cukup dekat, "e-eoh?" [ya] jawabku gugup. Bukannya menjawab pertanyaanku, Jimin memilih untuk mengacak rambutku sambil terkekeh.
"Setampan itu kah langitnya sampai kau tak melepaskan pandanganmu?" Tanyanya.
"Eoh..."
"Sampai kau mengabaikan aku yang lebih tampan?"
"Eoh..." kataku singkat karena masih sibuk memandangi langit. Tu-tunggu? "Yaaa! Apa katamu tadi?"
Jimin memandangku dengan percaya diri dengan tangannya yang bersedikap di dadanya, "aku lebih tampan."
Mataku memicing mendengar jawabannya, "kau percaya diri sekali." Kataku seraya tertawa lalu melempar pasir ke tubuhnya lalu berlari menjauh.
"Gadis nakal!" Pekiknya kencang lalu berlari, berusaha untuk menangkapku. "Akan ku tangkap kau, Giselle sang gadis nakal!"
Sreeeet
Tiba-tiba jaketku tertarik ke belakang sehingga aku kehilangan keseimbangan. Tubuhku hampir terjungkal namun Jimin segera menangkapku.
Jimin memegang erat pinggangku sedangkan tanganku melingkar sempurna pada lehernya. Mata kami saling memandang satu sama lain. Salah satu tangan Jimin terangkat untuk menyikap helaian rambut yang menutupi wajahku.
Bukannya menjauh, tubuh kami semakin mendekat bak magnet, "J-Jimin," panggilku sangat pelan dan melepaskan lilitan tanganku di lehernya.
Ia enggan menjawab. Tangan yang semulanya ia gunakan untuk menyingkap rambutku sekarang memegang erat daguku, dan menariknya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red [end]
Fanfiction[COMPLETED] "Ini tidak akan berhasil," "Kita bisa. Kau harus percaya padaku, semuanya akan baik-baik saja." Mungkin sedikit gila dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, seorang idol ingin mengencani fansnya? Itulah yang terjadi pada salah satu member...