4 : 4

281 34 1
                                    

Sebelumnya makasih loh udh mampir




Semenjak kejadian dimana jiyo di tolong oleh yoonji mereka jadi semakin dekat ya kemana mana yoonji pergi jiyo pasti ikut. kantin halam belakang sekolah perpustakaan kecuali satu toilet. Dan sekarang mereka sedang ada di kedai kopi paman seokjin dan ini adalah hari pertama jiyo main ke sini itu pun harus merengek dulu agar di ijinkan karna jiyo main ke sini tanpa bilang dulu pada ayahnya

"ibu kenalkan ini jiyo yang waktu itu aku ceritakan" ucap yoonji sambil menghampiri sang ibu di meja kasir

"hai bibi kenalkan namaku min jiyo"

"jiyo tampan sekali kenalkan nama bibi kim yerin"

"ah jiyo sudah makan mau mencoba roti buatan bibi" lanjutnya

"boleh wa bibi hebat sekali" pujinya

Mendengar itu yerin hanya bisa tersenyum simpul

"ibu sebenarnya anak ibu aku atau dia kenapa ibu dahulukan dia dibanding aku" ucap yoonji dengan nada pura-pura kesal

Yerin dan jiyo hanya bisa tertawa melihat tingkah yoonji

"baiklah anak ibu mau roti apa hm"

"apa saja karna roti buatan ibu enak semua"

"sebntar ibu ambilkan kalin duduk saja dulu"

Yerin melangkah pergi ke belakang untuk menyiapakan roti untuk yoonji dan jiyo

"wah kedai kopi ini sederhana tapi nyaman" ucap jiyo memperhatikan keadaan kedai

Mendengar yang di katakan jiyo yoonji hanya tersenyum

Saat sedang asik mengusap kepala jiyo tiba-tiba ada yang merusak moment mereka
"wah siapa ini temanmu atau kekasihmu"

"paman" pekik yoonji

"jiyo kenalkan ini pamanku"

"hai! Paman namaku jiyo?"

"aku kim seokjin pamannya yoonji yang paling tampan"

"salah seharusnya pamannya yoonji yang paling menyebalakan" ucap yoonji mengoreksi

"berarti kita harus memanggil paman dengan sebutan paman seokjin yang menyebalkan" ucap jiyo semangat

"betull" yang di setujui oleh yoonji

"bagaimana bisa begitu, tidak bisa kalian harus memanggilku paman seokjin si taman"

"tidak mau" ucap yoonji dan jiyo secara bersamaan setelah itu mereka bertiga tertawa

"harus mau" ucap seokjin dengan nada pura pura kesal

"yoonji jiyo paman tinggal kebelakanh dulu ya" lanjutnya sambil pamit

Setelah mengucap itu seokjin langsung melangkah pergi ke dapur tepat saat akan memasuki dapur berpapasan dengan yerin yang sedang membawa nampan yang berisi roti dan juga susu kotak

"oh kaka sudah pulang, bagaimana kedai yang di gwangju"

"tidak apa-apa hanya masalah kecil"

"ah syukur kalau begitu"

"kalau begitu aku keatas dulu badanku pegal gara-gara perjalanan jauh"

"ah iya mau ku buatkan kopi" tanya yerin

"tidak perlu" ucap sokjin dengan di iringi senyum simpul

Setelah itu seokjin melangkah pergi ke atas ke kamar yang tersedia dikedai ini mereka memang tinggal di kedai. Kedai ini sebenarnya rumah namun seokjin merancangnya agar tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya lagi pula ini memudahkan mereka bagian atas adalah kamar-kamar mereka dan bagian bawah tempat mereka bekerja

Di kedai ini tersedia tiga kamar kamar seokjin, yerin dan juga yoonji dulu yoonji tidur dengan sang ibu namun seiring berjalannya waktu ia tumbuh dewasa dan ingin memiliki kamar tidur sendiri

"sudah jangan tertawa terus ayo dimakan rotinya" ucap yerin

"roti buatan bibi enak" ucap jiyo

"tentu saja, siapa dulu ibuku" ucap yoonji

"ah iya jiyo, apa orang tuamu tau kau mampir ke sini?" tanya yerin

"tidak" jawab jiyo polos

"astaga anak ini, kau tadi bilang padaku kau sudah bilang ayahmu" yoonji dengan kesal pasalnya jiyo bilang bahwa dia sudah ijin pada ayahnya mangkanya yoonji ijinkan jiyo ikut ke kedai

"maap nuna aku bohong" ucapnya sambil memaerkan cengiran dengan wajah tak berdosanya

"hey anak kecil tak boleh berbohong" ucap yerin sambil mengusap puncak kepala jiyo

"habisnya jika aku jujur nuna pasti akan melarangku untuk ikut bibi" ucapnya melemah

"tentu saja bodoh nanti jika ayahmu khawatir bagaimana?" yoonji dengan nada sedikit kesal

"maap" ucapnya sambil menundukan kepala

"sudah sudah jangan bertengkar, jiyo lain kali jika ingin kemari bilang pada orang tua mu hem, agar nanti mereka tidak khawatir mengerti?" ucap yerin

"iya bibi"

"lalu kau nanti pulang dengan siapa, aku tidak mau mengantarmu rumahmu kan jauh" ucap yoonji

"tentu saja tidak, kan aku sudah bilang pada supirku untuk menjemputku disini"

"kau tidak takut di marahi ayahmu" ucap yoonji

"tidak, ayahku kan baik"

"hem, baiklah" jawab yoonji

"yoonji tadi siapa nama temanmu" tanya paman seokjin tiba-tiba

"jiyo kenapa paman"

"itu ada yang mencarinya" ucap seokjin sambil menujuk ke arah pintu masuk kedai

iya seokjin tidak sengaja saat akan membuang sampah ke depan kedai dia melihat seorang paman yang sedang kebingungan seperti sedang mencari sesuatu ternyata saat di tanya paman itu sednag mencari anak laki-laki dengan menyebutkan ciri-cirinya yang sama percis dengan teman yoonji

"paman oh" ucap jiyo sambil memandang ke arah yang seokjin tunjukan

"kau kenal" tanya yoonji pada jiyo

"iya dia supirku" jawabnya

"kenapa kaka tidak ajak saja kemari" ucap yerin

"sudah tapi dia menolak" jawabnya

"kau sudah mau pulang" tanya yoonji

"iya paman oh sudah menjemput"

"ya sudah sanah pulang, jika ayahmu marah jangan salahkan aku" ucap yoonji

"yoonji tidak boleh seperti itu"

"maaf yoonji bercanda ibu"

"iyaiya nuna aku akan pulang dan ku pastikan ayah tidak akan marah" jawab jiyo sambil cengengesan

"ayo ku antar kau kedepan"

"bibi terimakasih ya rotinya kapan-kapan aku akan main kesini lagi bolehkan"

"tentu saja boleh"

"ayo bodoh kasian supirmu menunggu"

"ah iya baibai bibi paman seokjin yang menyebalkan aku pulang yah"

"kyaa" ucap seokjin dengan nada pura-pura kesal

Yoonji pun mengantar jiyo ke depan kedai dimana supir jiyo berada.

"nuna terimaksih ya"

"iyaiya sudah sana pulang"

"iya nuna, paman oh ayo pulang"
























































Bersambung....

Bosan gak?

Lanjut jangan?

Makasih loh udah mampir

• Don't Break Me Again •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang