"ayah apa benar suran nuna adalah ibuku?"
Yoongi bukam, diam seperti patung. Pasalnya dia tidak tau bagaimana kata yang harus ia ucapkan agar jiyo bisa mengerti, jika harus menceritakan yang sebenarnya yoongi takut nantinya yang ada jiyo akan membenci suran
Yoongi memang membenci suran tapi bukan berarti jiyo juga harus membenci suran karena bagaimanapun suran adalah ibu kandung jiyo.Yoongi juga manusia berperasaan jika harus melakukan hal sepertu itu sangat kekanak-kanakan
Menghela nafas sudah seperti orang bersiap-siap dalam perlombaan padahal dia cuma akan berbicara dengan putranya sendiri "iya" jawabnya lirih
"kenapa ayah bilang jika ibu sudah meninggal ayah berbohong padaku kenapa? " tanya jiyo dengan suara bergetarnya
"bukan membohongi ayah akan mengatakan yang sebenarnya tapi nanti tidak sekarang"
Oke pertikel kecil menetes dari mata seiring mendengar jawaban sang ayah "kenapa tidak sekarang?"
"ayah hanya takut--" belum selesai ucapan yoongi sudah di potong oleh sang putra
"lalu siapa yoonji nuna? Kenapa yoonji nuna membenciku? Hah? Kenapa?"
"hei anak laki-laki ayah tidak boleh menangis--" yoongi membawa jiyo kedalam pelukannya "--dengar yoonji nuna tidak membencimu"
Jiyo menggelekan kepalanya "tidak yoonji nuna membenciku! Nuna bilang aku anak dari putra ayahnya, apa aku penjahat? Aku mencuri ayahnya, yoonji nuna tidak punya ayah garagara aku"
Mengusap bagian kepala jiyo mencoba menenangkan "dengarkan ayah dulu hemm berhenti menangis laki-laki tidak boleh cengeng--" medengar ucapan sang ayah jiyo menghentikan tangisan nya sejenak "--jiyo dan yoonji nuna adalah anak ayah meski kalian beda ibu tapi kalian tetap anak ayah tidak ada yang mencuri ayah atau apapun jangan mengatakan hal seperti itu"
"tapi hiks... Aku takut ayah meninggalkan aku dan pergi dengan yoonji nuna"
Yoongi melonggarkan pelukannya menatap mata jiyo yang sudah basah oleh air mata "tidak akan ada yang meninggalkan dan di tinggalkan jika ayah akan pergi maka ayah akan mengajak kalian pergi bersama ayah"
Yoongi tau seberapa takutnya jiyo di tinggalkan olehnya melihat ini mengingkatkan yoongi pada kenangan saat dimana dia meninggalkan yoonji, saat itu yoonji sama menangis hanya untuk menahannya agar tidak pergi tapi apa yang yoongi lakukan ia tetap kukuh pergi meninggalkan putri kecilnya
Miris mengingat itu membuat yoongi merasa berasalah begitu jahatnya ia dulu hanya karena mimpi banyak hal yang dia korbankan "yoonji nuna tidak membencimu jika kau ingin bertemu dengan nunamu besok kita akan ke kedai kopi paman seokjin"
"tidak mau"
"kenapa?"
"aku takut yoonji nuna marah lagi kepadaku seperti terakhir kali aku pergi ke kedai bersama ayah waktu itu"
"tidak akan, percaya pada ayah"
"ayah serius?"
"iya ayah serius besok ayah jemput kalin saat pulang sekolah nanti kita mampir di kedai paman seokjin sekarang pergilah tidur sudah larut"
"tidur di kamar ayah"
"tidurlah di kamarmu"
"tidak mau"
"baiklah baiklah ayo"
Setelah itu mereka melangkah pergi ke kamar yoongi
.
Ke esokan harinya seperti biasa yoongi bekerja, tadi sebelum pergi ke kantor ia mengantar jiyo ke sekolah putranya sedang manja ingin pergi dengan sang ayah tidak ingin di antar oleh supir
KAMU SEDANG MEMBACA
• Don't Break Me Again •
FanfictionEntah nanti akhirnya seperti yang di harapkan atau tidak yang terpenting aku sudah berusaha dan tidak menyerah di persatukan kembali atau tidak aku pasrahkan semuanya kepada ketentuan tuhan.