Part 8 - Jurig

1.9K 117 31
                                    

Di dalam tenda cewek.

"Kamu nggak tidur Yan?" tanya Lisa ke Dian yang meringkuk di sebelah Dewi.

Dewi sudah sedari tadi melayang ke alam mimpi sedangkan Lisa sendiri baru saja masuk ke Tenda dan berniat merebahkan diri.

"Nggak bisa Sa..." jawab Dian.

"Kenapa?" tanya Lisa.

"Mmm..." Dian terlihat ragu untuk menjawab.

Lisa lalu mencari posisi di sebelah Dian dan berbaring disana. Kini Dian berada di tengah-tengah antara Dewi dan Lisa.

"Aku takut..." jawab Dian pendek.

"Takut?" tanya Lisa keheranan.

"Hu um," jawab Dian.

"Takut apa?" tanya Lisa penasaran.

"Tadi..." Dian menghentikan ucapannya dan pandangan matanya terlihat mengelilingi dinding tenda mereka.

"Aku ngelihat bayangan cewek berambut panjang di luar tenda Sa," jawab Dian dengan suara berbisik.

Serrrr.

Darah Lisa berdesir ketika mendengarnya. Dia tahu apa yang Dian maksud.

"Kamu seriusan Yan?" tanya Lisa.

Dian menganggukkan kepalanya.

Lisa merasakan bulu kuduknya merinding. Seolah-olah hembusan napas aneh yang tadi dirasakannya kembali hadir.

Tanpa sadar Lisa merapatkan tubuhnya ke arah Dian.

"Aku... Juga Yan..." bisik Lisa lirih.

"Maksudmu?" tanya Dian.

"Barusan, aku merasakan hembusan napas di leherku tadi waktu sama Dicky di luar," jawab Lisa.

"Sa..." kata Dian pelan sambil memegang jemari Lisa yang bergetar.

"Aku takut..." lanjut Dian.

"Aku juga Yan," jawab Lisa, "gunung ini keknya angker deh Yan," lanjutnya.

"Huft," Dian menghembuskan napasnya pelan.

Mereka berdua saling bertatapan mata dan berpegangan tangan, tapi tak ada rasa kantuk sama sekali yang mereka rasakan.

=====

Sreekkk Sreekkkk Sreekkkkk.

"Apa sih?" gerutu Eki yang merasa terganggu dengan suara yang barusan didengarnya dan mengucek-ngucek matanya.

Dia melirik ke arah jam tangannya dengan jarum yang dilapisi fosfor dan menyala dalam gelap.

10.07

"Kehed!!"

Eki membuka matanya sambil mengumpat.

Sreekkkk. Sreekkkk. Srekkkk.

Suara itu kembali terdengar di telinga Eki. Suara sesuatu yang terdengar sedang melompat dan bergerak mengelilingi tenda mereka.

Eki bangun dari tidurnya dan duduk di dalam tenda. Dia lalu berdiri dan keluar dari tenda.

"Ulah gandeng!!" teriak Eki di depan pintu tenda.

Tapi saat dia sudah berada di luar tak ada seorang pun yang ada di sekeliling tendanya.

Hanya ada beberapa orang yang sedang bercengkerama di depan tenda lain yang terletak beberapa meter dari tenda mereka.

Eki tiba-tiba merasakan bulu kuduknya merinding, matanya melihat ke sekeliling tenda dengan tatapan sedikit ketakutan.

Eki dengan cepat masuk kembali ke dalam tenda.

Dia membuang semua pikiran aneh-aneh yang ada di kepalanya dan mencoba untuk memejamkan mata kembali.

Tapi.

Suara itu kembali terdengar.

Srekkk. Srekkk. Srekkk.

Suara sesuatu yang sedang meloncat-loncat dan terdengar mengelilingi tenda. Tapi kali ini, Eki tak lagi emosi seperti tadi, bulu kuduknya merinding.

Sebuah pikiran tiba-tiba menyeruak dalam kepala Eki, sosok berwarna putih dengan tujuh ikatan di tubuhnya. Termasuk bagian di atas kepala, dada, dan kaki.

Sosok yang meloncat-loncat dan membuat tubuh Eki gemetar ketakutan.

Pocong.

Eki tak bisa memejamkan matanya lagi setelah itu, bayangan menyeramkan sosok itu terlihat jelas di kepalanya setiap kali matanya tertutup.

Beberapa menit kemudian, Eki sedikit menarik napas lega setelah dia tak lagi mendengar suara aneh yang menerornya tadi.

"Huft," Eki membuang napas panjang.

Tapi.

Sreekk. Srekkk. Sreekkkk. Sreekkk.

Eki terperanjat kaget.

Suara itu kembali, tapi tak seperti tadi, suara itu berhenti tepat di sebelah Eki.

Tanpa sadar, Eki menoleh ke arah belakangnya dan saat itulah dia melihatnya.

Bayangan sosok sesuatu yang memiliki kuncir di kepalanya terlihat jelas di tendanya.

Eki tak melihatnya langsung, tapi dia tahu kalau sesuatu itu berdiri di luar sana, hanya berjarak 1 m dari tempatnya berbaring.

Mahluk itu tak lagi meloncat tapi hanya berdiri saja di luar sana.

Seluruh tubuh Eki bergetar ketakutan. Mulutnya terbata-bata ingin berteriak tapi tak ada yang keluar.

Tangannya terangkat dan menunjuk ke arah pocong yang ada di luar tenda.

Dan pocong yang tadinya berdiri diam di luar sana, mulai menggoyangkan tubuhnya ke depan ke arah Eki.

Eki jelas melihatnya dan dia makin ketakutan.

Eki mengumpulkan semua tenaganya dan kembali mencoba berteriak sekencang-kencangnya.

"Poooocooooonggggg!!!"

01. Gunung (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang