지민

1.2K 176 16
                                    

Dug dug dug

Suara tapak kaki yang berlari kencang menggema di sepanjang koridor Rumah Sakit itu. Jungkook langsung pergi ke Rumah Sakit ketika Daniel memberi tahu bahwa Jimin sudah sadar. Jantungnya memompa cepat dengan buliran keringat yang membasahi wajah dan lehernya.

Brak

"Hah~ hhh~ hosh, J-jimin?"

Ia membuka kasar pintu rawat Jimin, melihat bagaimana Jimin yang terbaring lemah, matanya pun juga mengedip lemah.

"J-jimin... hiks... kamu s-sadar."

Bruk

Jungkook memeluk Jimin tergesa, menenggelamkan kepalanya pada perpotongan leher Jimin. Air matanya menurun deras, begitupun dengan isakan-isakan yang pilu.

Bahkan Taehyung dan Mama Jimin ada disana, tapi mereka diam, entahlah... untuk saat ini Taehyung membiarkannya. Ia tahu benar bahwa Jungkook pasti sangat sedih.

"J-jimin.. hiks.. maafin kakak."

Tangannya yang masih lemas ia coba sekuat tenaga untuk membalas pelukan Jungkook. Berhasil, tangannya mulai membelai lembut punggung dan rambut belakang si kakak. Berusaha menenangkan dengan perlahan.

"Ssstt... kakak kenapa nangis?"

Suara itu terdengar begitu lirih, serak, dan kering. Jungkook menggeleng kecil dibahu Jimin, masing dengan isakannya yang sedikit mulai mereda. Tangan besarnya membelai lembut punggung jimin, kemudian membawa tangannya untuk menangkup kedua sisi wajah jimin.

"T-tante... boleh Jimin duduk?" Melepas tangkupan tangannya, ia bertanya kepada Mama Jimin untuk meminta izin mendudukan Jimin dari acara berbaringnya.

Mama Jimin tersenyum. "Ya tentu."

Dengan persetujuannya, Jungkook mengangkat perlahan tubuh Jimin, menaruh sebuah bantal pada sandaran ranjang, ia berusaha membuat posisi yang nyaman untuk Jimin duduk.

"Nyaman gak?" Dan Jimin hanya bisa mengangguk.

Mama Jimin dan Taehyung pamit keluar ketika sang Mama sadar Jungkook butuh privasi. Dan Jungkook hanya bisa tersenyum haru melihatnya.

Menggenggam satu tangan Jimin, ia mengelusnya lembut. "Kakak kangen kamu. Kamu kangen kakak gak?"

Jungkook mendongak, posisi Jimin yang lebih tinggi membuatnya sedikit mendongak. Ia terseyum manis pada Jimin dan sialnya, matanya kembali berkaca-kaca saat melihat Jimin yang masih pucat.

Dan gak ada hal yang lebih bahagia untuk Jungkook ketika Jimin mengangguk.

Sial, aku ingin menangis lagi.

♤♡♤♡

"Kakak minta maaf ya."

"Tentang... apa?"

"Nolak kamu... kakak gak tau kenapa bisa nolak orang sesempurna kamu. Kakak... kakak bener-bener minta maaf, Nanda. Sekarang kakak kena karma, kakak suka kamu. Gak-gak, bukan suka... kakak cinta kamu. Rizki Jimin Ananda, tau gak... Arya Jungkook Artana ini, si berandalan sekolah, si tukang bolos, dia cinta kamu."

Dan gak ada yang lebih bisa bikin Jimin bahagia selain ini, setelah bertahun-tahun ia mengejar si kakak. Akhirnya, ia- dan Jimin mulai menangis sekarang.

"Dek? Dek loh.. kenapa nangis? Dek astaga, maafin kakak. Ya ampun, sayang." Jungkook berdiri, mengusap lembut air mata sang terkasih, lalu memeluknya lembut namun erat.

"Gak kak... gakpapa... Nanda cuma seneng aja." Melepas pelukan, mereka berdua sama-sama tersenyum sekarang.

"Jadi? Ananda sah jadi hak milik Arya, kan?" Dan mereka sama-sama bahagia ketika sudah sampai pada sebuah kepastian.

Kembali memeluk sang terkasih, Jungkook berbisik pelan ditelinga Jimin. "Kakak sayang kamu, Dek."

"Nanda juga sayang kakak."

"Ada apa nih? Ketinggalan apa gue?" Mereka sama-sama terkejut ketika tiba-tiba Taehyung masuk bersama Daniel. Ah, Jimin jadi malu.

"M-mama mana, Lana?" Berusaha mengalihkan topik, Jimin memilih bertanya.

"Oh? Tadi mau makan dulu katanya. Kasian, Mama belum makan tadi."

"Eh eh. Ngalihin topik lagi, kalian ngapain tadi. Kok peluk-peluk?" Sayangnya Daniel itu peka.

"G-gak ada ap-"

"Kami resmi pacaran."

"HAH?!"

"APA-APA?!"

"BOKIS LO!"

Daniel dan Taehyung terkejut. Jika Daniel hanya terkejut, maka Taehyung lebih ke tidak percaya.

Apa-apaan, gak mungkin jadian kan?

"Iya, gue jadian sama Jimin. Kasih selamat dong."

"Ah, bokis lo anjir." Taehyung kembali menyahut tidak percaya.

"Ji, dia gak percaya masa'. Kasih tau gih, Ji."

"K-kakak apa-apaan sih."

"Loh, sayang. Kan kita emang udah pacaran. Ananda sah hak milik Arya. Iya 'kan?"

"T-tapi kan, g-gak disini juga ngomongnya. Nanda belum siap." Jimin memelilin ujung baju pasiennya karena gugup.

Sialan, gue gemas.

"Nah kan, secara gak langsung Jimin udah bilang kami resmi."

"Gue gak percaya ini, Tae." Ia menggumam lumayan keras sambil menoleh pada Taehyung.

"Dan lo tau kalo gue lebih gak percaya lagi, Niel." Balasnya menoleh pada Daniel. "Jimin kita udah gede." Lanjutnya.

"Yang jomblo tinggal lo doang, Tae."

"Lah? Iyaa!"

Sementara mereka masih berdebat tentang Jimin, yang dibicarakan justru sedang digoda oleh sang kekasih. Seperti-

"Kamu manis banget sih, Dek."

"Kakak nyesel banget dulu nolak malaikat cantik."

"Aduh sayangnya Jungkook kenapa imut banget sih."

"Kakak pengen nyubit pipimu deh, Dek."

"Ih, pengen cium deh."

Dan diperkataan terakhir, Jungkook mendapat bonus bogeman dari Taehyung.


____________________

Yeay update :"

Tau kok gak ada yang nunggu :"

Sorry Love 》꾹민 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang