꾹의

968 160 10
                                    

"K-kakak."

"Ssst. Tenang oke, kakak disini." Meluk si kesayangan, Jungkook usap lembut punggung dan rambut Jimin biar sedikit lebih tenang.

"Jangan nangis, oke. Kakak disini, kakak bakal selalu sama kamu. Jangan pernah mikir yang aneh-aneh, ya."

"T-tapi rambut Jimin, kak. Rambut Jimin mulai rontok, Jimin gak suka." Mejamin matanya yang mulai panas, perlahan air mata yang dia tahan mulai keluar.

"Kamu tetep cantik, sayang. Stop bilang gak suka, ya. Lihat deh." Lepas pelukan, Jungkook arahin bahu jimin dengan lembut ngadep ke cermin.

"Lihat, mata kamu cantik, hidung kamu lucu, walaupun pipi kamu sedikit nirus, tapi tetep enak dicubitin, bibir kamu apalagi, montok. Kamu cantik dengan apa adanya, dan kakak selalu cinta kamu apa adanya. Rambut kamu mungkin mulai rontok, tapi percaya deh. Kamu tetep cantik dengan ataupun tanpa rambut, karena kakak selalu sayang kamu."

Peluk si kesayangan dari belakang, Jungkook mejamin mata dengan kepala yang bertumpu sama bahu Jimin. Dan ngerasain air matanya mulai netes dengan isakan Jimin. Jungkook ikut sedih.

"Ice cream, yuk."

___________

"Kakak, makasih."

"Buat?"

"Semuanya. Cinta kakak, sayangnya kakak, dan semangatnya kakak. Makasih." Senyum manis, Jimin yang mau usap sedikit noda ice cream di mulutnya dengan tangan, seketika ditahan oleh si kakak.

Gantiin tangan Jimin, Jungkook usap lembut sekitaran bibir Jimin yang kotor, begitupun dengan senyumnya yang mulai merekah. "Kamu tau kalau kakak selalu ada buat kamu, 'kan?" Dan senyum Jimin menjawab semuanya.

"Kakak sayang kamu, cinta kamu, ya walaupun kakak tau kalau kakak sedikit telat sadarin itu. Kakak minta maaf buat yang dulu, karena sekarang. Arya Jungkook Artana ini janji, pelukan Rizki Jimin Ananda adalah rumahnya Arya, tangisan Jimin adalah hal terburuk yang Jungkook dengar, sakitnya Jimin adalah sakitnya Jungkook juga. Dek, dengerin kakak, ya." Senyum, si kakak genggam dan elus lembut tangan Jimin.

"Kamu harus berjuang, kamu harus hidup, kamu harus terus sama kakak. Karena tanpa Nanda, Arya gak akan bisa hidup." Dan Jimin lihat ada ketulusan dimata si kakak. Jimin bersyukur, sungguh.

"Makasih kak."

__________

Beberapa hari mendekati ulangan kenaikan kelas, Jungkook dan Jimin sangat sibuk, begitupun juga dengan Daniel dan Taehyung. Tapi, bukan berarti Jungkook tidak ada waktu bersama Jimin.

Ketika disekolah, ia akan berusaha selalu makan siang dengan Jimin dan menghabiskan waktu istirahatnya dengan sang kekasih. Dan ketika pulang sekolah, ia akan belajar bersama dengan Jimin, Jungkook menghabiskan hampir seluruh waktunya bersama Jimin.

Seperti saat ini, ia sedang belajar bersama Jimin dirumah Jimin tentunya. Kemoterapi yang Jimin lakukan sejak beberapa bulan lalu kini mulai timbul efeknya. Mimisan pasti sering terjadi, apalagi ditambah Jimin yang sering kelelahan, Jungkook jelas khawatir, namun dokter bilang itu normal.

Dan dari semua efek yang ada, yang paling terlihat adalah rambutnya. Ya, rambut Jimin mulai rontok, rambutnya yang dulu begitu lebat sekarang menjadi lebih menipis, belum sampai botak. Tapi sungguh, Jimin tidak suka itu. Dan sekarang, ia harus memakai beanie kemanapun itu.

Wajahnya pun sekarang lebih pucat, bibirnya mulai pecah-pecah. Sehingga dari Jimin sendiri harus pakai lipbalm yang ada efek basahnya. Tapi tak apa, seburuk apapun keadaan Jimin, Jungkook ada disana untuk menemaninya. Jungkook benar-benar menepati janjinya, dan Jimin senang akan hal itu.

"Ji, kakak haus nih. Mau ambil minum dulu, ya."

Oh ya, setelah beberapa bulan mereka menjalin kasih. Terlebih Jungkook yang selalu menempel pada Jimin. Mama Jimin mulai terbiasa dengan kehadiran pacar dari putranya ini, apalagi ketika secara pribadi Jungkook mengatakan pada sang Mama Jimin ingin menjaga Jimin dan melamarnya setelah mereka lulus.

Dan juga, Jungkook senang bung. Mamanya Jimin sudah menyuruhnya memanggil 'Mama' seperti sama halnya dengan Taehyung. Jadi, sekarang rumah Jimin pun seperti dia anggap rumahnya sendiri. Seperti tidak malu untuk minta minum, makan, atau bahkan menginap.

"Ji! Kamu mau minum gak?!" Dari arah dapur Jungkook berteriak keras, hampir seperti orang yang sedang malak uang.

"Jus jeruk aja, kak. Bikinin, ya." Jimin jelas menjawab lirih, setelah menjalani kemoterapi suaranya jadi tidak kuat untuk berteriak.

"Apa, Ji? Kakak gak denger." Jungkook berjalan pelan keluar dapur, berhenti beberapa meter dari Jimin.

"Jus jeruk, kak."

"Oh, jus jeruk. Oke-oke, pangeran kecilnya Jungkook tunggu sebentar ya, hamba buatkan dengan cepat." Dan jungkook membalas dengan menggoda.

Oh, mereka sekarang ini sedang belajar sains dan matematika. Ya, karena besok ada pelajarannya. Karena Jimin sendiri tidak terlalu mengerti matematika, jadi ide belajar bersama dari Jungkook jelas langsung disetujui olehnya.

"Jus jeruk dan es sirup, juga kripik kentangnya udah datang nih." Ia menerbangkan nampan yang berisi dua buah minuman dan dua piring keripik kentang itu keudara, seakan-akan itu adalah sebuah pesawat terbang yang akan mendarat.

"Kakak aneh." Dan Jimin terkekeh kecil. Dan Jungkook pun ikut terkekeh.

__________________

Anu.. em ini udah mau end gaes wkwkwk :v

Makanya upnya cepet-cepet terus mwehehehe

Tanggunganku banyak, jadi mau cepet-cepet selesaiin ini 😂

Udah udah dari pada nanti aku bacot ;'

Bye bucinnya jikook.

Sorry Love 》꾹민 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang