Setelah berpusing-pusing mengerjakan tugas dari sang dosen, akhirnya naya bisa keluar juga dari kelasnya. Sambil menunggu kelas tsaqib bubar, naya memutuskan untuk pergi ke kantin. Perutnya sedari tadi sangat keroncongan karena belum terisi oleh apapun sejak dosennya masuk. 2 jam mengerjakan tugas lumayan menguras energi naya dan menguras kerja otak naya. Pusing, itu yang naya rasakan sekarang.
Sesampainya dikantin, ia langsung memesan bakso pada bu ira, lebih tepatnya ibu kantin.
Sesekali ia melirik ke bu ira yang lumayan agak lama membuatnya. Sekian lama menunggu, akhirnya bakso pesanannya datang. Ia pun langsung melahapnya dan tak lupa membaca do'a."Ekhm" suara deheman laki-laki membuat naya terlonjak kaget sehingga ia tersedak.
Ia pun mengangkat kepalanya. Dan betapa terkejutnya naya, melihat leo yang sedang duduk dihadapannya tengah menatapnya dengan tangan yang menopang dagunya sendiri."Eh ngapain kamu disini? Ngagetin aja" ucap naya dengan sedikit kesal
"Ya ketemu kamulah nay, siapalagi coba." jawab leo dengan santainya. "Aku kan belum cerita ke kamu, yang tadi siang ditaman itu."
"Oh iyaa, sebentar aku habiskan dulu makananku." ujar naya lalu melahap kembali baksonya.
Setelah makanannya habis, naya meneguk minumannya lalu mulai menatap leo yang sedang memerhatikannya."Gimana?" tanya naya
"Apanya?" tanya balik leo
"Ceritanya" ujar naya sedikit jengah dengan sikap leo yang seperti itu
"Oh iya, jadi gini. Dulu ak.."
"Assalamu'alaikum mbak" ucap tsaqib yang baru datang menghampiri naya.
"Wa'alaikumsalam, udah bubar dek?" tanya naya pada tsaqib yang baru saja duduk disampingnya
"Udah. Mbak tadi ngobrol sama siapa? Dari jauh aku liatin mbak kaya lagi ngobrol sama seseorang" ujar tsaqib yang memang sedari tadi melihat naya seperti sedang berbicara sendirian.
"Eh nggak. Nggak sama siapa-siapa. Yaudah yuk kita pulang, bunda pasti udah nunggu dirumah" ucap naya mengalihkan pembicaraan. Ia melirik pada leo yang sedang menopang dagu dengan raut wajah sedih karena naya tidak jadi mendengarkan ceritanya untuk yang kedua kalinya.
"Yukk mbak"
"Sebentar, mbak mau bayar dulu" naya pun melenggang menghampiri kasir kantin lalu mengangguk dan menangkupkan kedua tangannya kearah leo yang sedang menatapnya.
Leo hanya mengangguk lemas, ia menatap naya yang tengah melenggang kian menjauh dari pandangannya. Setelah naya hilang diambang pintu kantin, dengan sekejap mata, leo pun seketika menghilang.
***
"Mbak tadi ngobrol sama siapasi? Aku celingukan nyari orang yang ngobrol sama mbak, tapi gaada. Apa mbak ngobrol sama temen ghaib mbak?" cerocos tsaqib yang masih penasaran dengan pandangannya yang melihat naya berbicara sendiri.
"Iya, temen baru" jawab naya santai
"Cewek? Cantik gak mbak?"
"Ih cowok"
"Eh kirain cewek hehe. Siapa namanya mbak? Ganteng gak? Kalo ganteng, gantengan mana aku sama dia?" kepo tsaqib berlebihan
"Kalo cewek mau kamu deketin gitu?. Namanya leo, lumayansih, hampir setara sama kamu" jawab naya
"Enggak lah mbak, masa aku deketin makhluk yang aku sendiri gak bisa liat. Amit-amit deh" ujar tsaqib bergidik ngeri "Oh leo. Dih, masa aku disamain sama hantu"
"Ya kamu ada-ada aja. Kamu sendiri yang nanya, yaudah mbak jawab"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anaya
Teen Fiction[Selow Update] Seorang perempuan cantik yang sangat menjaga akhlak dan imannya, memiliki kelebihan yang hampir tidak dimiliki oleh setiap orang. Perempuan itu bernama Anaya Aysha Fathiya. Ia memiliki kelebihan bisa berkomunikasi dengan makhluk yang...