Naya #17

307 22 2
                                    

"Aku mau bicara" ujar leo

"Bicara aja" kata naya tidak mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

"Aku suka kamu"

Deg

Naya mematung lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah leo. Namun sayang, leo sudah menghilang entah kemana, membuat naya terdiam sendiri dengan kebingungan yang melandanya.

"Apa maksudnya?" ucap naya lirih seakan bertanya pada dirinya sendiri

Tidak mau ambil pusing, akhirnya naya kembali masuk keruangan dzaki. Disana terlihat mereka sedang membicarakan sesuatu, namun saat naya membuka pintu dan mengucap salam, semuanya tiba-tiba terdiam dan kemudian menjawab salam naya.

"Lagi ngomongin apa bun?" tanya naya pada hilya yang membuat hilya sedikit bingung akan menjawab apa "kok gak dilanjutin"

"Eh nggak kok sayang, tadi lagi bahas kuliah dzaki, iyakan ki?" jawab hilya lalu melirik dzaki, berharap dzaki akan mengerti situasi saat ini.

"I...iya nay, kita lagi bahas kuliahku" ucap dzaki yang kemudian diangguki oleh naya.

Naya yang tak menaruh curiga sama sekali pun hanya mengangguk mengiyakan saja. Setelah satu jam berada diruangan dzaki, akhirnya naya dan sang bunda meminta izin untuk pulang.

***

Diperjalan menuju rumah, hilya basa basi kepada naya membahas tentang seorang dzaki. Hilya yang tahu dzaki seperti apa di waktu kecil, selalu membuat hilya gemas. Baik, ramah, sopan, tampan, semua ada di diri dzaki. Tapi, yang membuat hilya kagum dengan sosok dzaki yaitu, ia tidak pernah sekali pun meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, pemuda tampan yang selalu mengajak pemuda pemuda lainnya untuk senantiasa taat kepada Allah.

Siapa yang tidak tergoda? Pasti semuanya ingin memiliki suami yang seperti itu bukan? Aamiinkan saja untuk kalian yang masih menjomblo seperti diriku wkwkwk

***

Sesampainya dirumah, naya disambut oleh kekonyolan tsaqib yang tiada habis habisnya. Hari ini, tsaqib sedang menyuapi kucing peliharaan dirumahnya, kucing yang di beri nama Miya itu tidak henti hentinya mengunyah, lantaran yang diberikan oleh tsaqib adalah potongan daging ayam yang sengaja ia ambil di meja makan. Tsaqib yang duduk bersila di sofa dengan memegang piring daging dan si Miya yang duduk tepat dihadapan tsaqib menanti suapan selanjutnya. Sangat menggemaskan jika dilihat oleh kalian para kaum hawa.

"Ya allah ngapain kamu dek?" tanya naya menghampiri tsaqib lalu duduk di sofa sebelahnya.

"Nyuapin si miya makan" ucap tsaqib santai "Bunda mana mbak?" lanjutnya

"Ke kamar dulu tadi" jawab naya "Ayah kemana?"

"Ayah keluar dulu tadi, beli makan si miya"

"Oh pantes kamu nyuapin si miya makan, ternyata makanan sehari harinya abis"

Tsaqib mengangkat kedua jempolnya lalu disodorkan kedepan wajah naya sehingga membuat naya refleks memundurkan kepalanya.

"Kamu iniii" geram naya gemas

Tanpa basa basi, tsaqib kabur begitu saja meninggalkan naya dan miya di ruang kelurga.

"Kabur dia"

Terjadi keheningan di antara naya dan miya. Akhirnya, naya memutuskan untuk mengajak miya mengobrol, siapa tau saja miya mengerti.

"Miyaa" ucap naya menyejajarkan wajahnya dengan wajah miya

"Miya, kak tsaqib tadi ganteng kah? Kok kamu mau disuapin sama dia" tanya naya ngawur

"Meong" miya mengeluarkan suaranya

"Meong artinya apa miya?" tanya naya lagi, lantaran tidak mengerti apa yang diucapkan miya

"Meong" lagi lagi miya hanya mengeong

"Huh taudah pusing aku pusing miyaaaaa" ujar naya lalu pergi meninggalkan miya yang terbengong bengong sendiri

***

Dikamar, naya merutuki kebodohannya sendiri, mengapa tadi ia mengajak miya mengobrol? Toh miya tidak akan menjawab pertanyaannya dengan benar. Naya tertawa miris memikirkan hal yang dilakukannya tadi, karena bosan, akhirnya naya coba menelfon reina. Tidak butuh waktu lama, akhirnya reina menjawab telfon dari naya.

"Assalamu'alaikum nay, adaapa?" ucap reina dari sebrang sana

"Wa'alaikumsalam, nggak rein, gabut aja aku hehe"

Setelah cukup lama mengobrol dengan reina ditelfon, naya pun memutuskan sambungannya, lalu dia berniat akan tidur siang hari ini.

Belum sedetik ia melepaskan kerudungnya, terdengar pintu kamarnya diketok oleh seseorang dari luar sana.

Tok tok tok

"Mbak naya, ada tamu di depan" ucap si bibi selaku pembantu dirumah naya

"Oh iyaa sebentar bi"

Akhirnya naya memakai kerudungnya lagi setelah ia lepas tadi, lalu ia keluar kamar dan berjalan menuruni tangga dengan perlahan.

Alangkah terkejutnya ia melihat tsaqib, ayahnya, dan seorang pria tampan sedang berbincang ria di ruang keluarga.

"Assalamu'alaikum" ucap naya membuat semuanya melirik lalu tersenyum dan menjawab salam naya.

"Wa'alaikumsalam, sini duduk nay" ujar adnan kepada naya yang berdiri tak jauh darinya

Naya pun akhirnya duduk disamping tsaqib, sang adik.

"Apa kabar nay?" tanya seorang pria yang duduk berhadapan dengan tsaqib

"Alhamdulillah baik, mas reren sendiri apa kabar?"

Tbc

Hollaaaaaa maaf baru update lagi😁ngumpulin niat buat nulisnya lama banget gaess😂gatau kenapa hari hari ini mood aku jelek mulu, jadi gaada niatan buat nulis. Maapin ya😁

Oh iya, buat kalian yang baca part ini, plisss kasih vote sama komen😭kalian tau gak sih rasanya kalo udah capek capek nulis, terus yang baca cuma baca aja tapi gak kasih vote😭sedih tau😭

Tolong follow juga wattpad aku ya😭

Byeeeeeee.

Dear AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang