Naya #8

420 35 0
                                    

Happy Reading's
.
.
.
.
Awalnya naya sempat minder, ia bahkan tidak mau membuka matanya, karena dia bilang, "Gamau bunda, takut. Disitu ada, disitu juga ada." ucap naya sambil menunjuk ke arah kanan dan kiri rumahnya.

Waktu itupun dia hanya diam didalam kamar, bangun karena mau wudlu saja, setelah itu sholat lalu tidur lagi. Ia merasa sangat takut. Naya lebih banyak menutup mata karena kata dia "Bunda aku takut, yg tadi mukanya hancur, terus yang baru lewat gak ada tangannya. Aku takut bunda huaaaaaa" naya pun menangis. Adnan terheran, darimana semua itu masuk ke dalam rumahnya, padahal biasanya tidak ada. Karena kasihan melihat putrinya seperti itu, adnan pun memutuskan untuk menelfon abinya agar datang.

Setelah 30 menit menunggu, akhirnya sang abi datang.

"Bagaimana abi? Apa ditutup saja mata batinnya?" ujar adnan

"Hmm... Kamu mau ditutup sayang mata batinnya?" tanya opa pada naya

"Gamau opa, nanti aku gakbisa lihat wilma"

"Yasudah berarti kamu harus biasain dari sekarang ya sayang"

"Iyaa opa"

"Tapi bii, kok anehsih jadi banyak yang dateng kesini?" tanya adnan bingung

"Mereka tau kalo naya bisa berkomunikasi dengan mereka, jadi mereka datang agar naya bisa membantu mereka. Padahal kalo sudah beda alam ya susah, naya hanya bisa membantu mendo'akan saja"

Dan semakin bertambah umur naya, iapun sudah mulai terbiasa dengan mereka yang sering datang tiba-tiba.

Sekarangpun naya sudah dewasa, dia sudah terbiasa dengan makhluk-makhluk yang ingin berinteraksi dengan dirinya.

Dan sekarang, jika ada yang mendatangi naya, naya hanya bisa mengusirnya dengan lembut, yaitu dengan membacakan do'a-do'a yang membuat mereka tidak kuat dan akhirnya memilih untuk pergi.

***

"Mbak, mbak kan bisa lihat kayagituan, kita bikin jurnal kaya yang di youtube-youtube yuk mbak" ajak tsaqib jahil

"Nggak ah"

"Loh kenapa? Kan lumayan bisa dapet rizki, itung-itung cuci mata hehe"

"Cuci mata cuci mata, banyak tuh cewek-cewek dipohon. Mereka suka kalo ada cowok ganteng katanya" ujar naya terkikik

"Ish mbak jahat sama aku, maksudnya bukan itu. Kan lumayan bisa terkenal gitu mbak"

"Cuci mata, terkenal, yang ada nanti kamu tambah dikejar-kejar sama kaum hawa, jaga pandangan adek"

"Iya tau mbak, yang tadi cuma becanda doang kok"

"Mbak gamau kayagitu ah, nyali mbak gak sekuat mereka. Kalo mau, kamu aja sana, minta sama opa dibuka mata batinnya"

"Gak ah, aku kan belum biasa, yang ada aku pingsan duluan" ujar tsaqib bergidig ngeri

"Heh kalo mereka tau kamu takut, mereka malah suka loh gangguin yang ketakutan"

"Mbak udah ah jangan ngomongin itu"

"Lah kamu yang mulai duluan. Sudah, mbak mau sholat dulu, sudah adzan, sana ke masjid, siapatau ayah sudah nunggu dibawah"

Naya belum sepenuhnya menutup mulut, sudah terdengar suara adnan dari bawah

"Dek tsaqib, ayo cepetan, ketinggalan jama'ah nanti" teriak adnan

"Iya ayah sebentar wudlu dulu" ucap tsaqib balas berteriak

Beruntung ia sudah siap, hanya tinggal wudlu saja.

Ketika tsaqib sudah selesai, mereka pun pergi ke masjid bersama, sedangkan naya dan bunda hilya sholat berjama'ah dirumah.

"Bunda, mukena ku dimana ya? Kok gak ada? Perasaan, tadi sehabis sholat ashar aku gantung disini" ujar naya menunjuk ke arah gantungan baju

"Oh tadi bunda bawa ke tempat cucian sayang, maaf gak bilang dulu. Sebentar, bunda ambilin dulu di lemari ya"

"Eh gausah bunda, aku ambil sendiri saja, bunda tunggu saja disini"

"Yasudah"

***

Pagi hari ini adalah hari pertama tsaqib masuk kampus, setelah pengumuman kelulusan, ia memutuskan untuk masuk ke kampus yang sama bersama naya.

Berhubung nilai tsaqib yang bagus, ia pun berhasil lulus tes dan akhirnya diterima dengan cara yang baik.

"Mbak, kok aku deg-deg'an ya?" ujar tsaqib saat diperjalanan menuju kampus

"Ihh lebay, cuma tinggal duduk dengerin dosen aja adek"

"Yasudah iya mbak" ucap tsaqib pasrah dan kemudian "Mbak, aku jagain mbak dikampus setahun doang dong, kan tahun depan mbak wisuda"

"Yaa harus gimana lagi, nanti kalo mbak udah kerja, kamu tetap antar mbak kan?"

"Ya tetaplah. Masa aku biarin mbak naik angkutansih, yang ada aku didemo sama ayah bunda."

"Hehe iya yaa" ucap naya menunjukan cengirannya yang membuat orang lain melihatnya terpesona.

***

Bekasi, 31/05/19✨

Dear AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang