Jum'at pagi, naya dan tsaqib bersiap pergi ke kampus. Setelah menyalami kedua orangtua nya, mereka pun memulai perjalanannya. Tak lupa disertai membaca do'a sebelum berangkat. Ditengah perjalanan, terjadi keheningan diantara kakak beradik ini, radio mobil pun tidak dinyalakan, hingga yang terdengar hanyalah suara pengendara-pengendara lain yang sedang salip menyalip agar tidak terlambat sampai tujuan.
Brakkk
Naya dan tsaqib terlonjak kaget melihat sebuah motor yang tertabrak mobil bus. Motor ninja berwarna merah itupun nyaris hancur. Untung hanya depannya saja yang parah. Sedangkan si pengendara tengah terkapar di tengah jalan dengan darah yang berceceran dimana-dimana. Orang-orang berkumpul mengerumuni si korban tanpa ada yang berniat menolong, hanya ada beberapa yang mengambil koran lalu ditutupkannya kepada sikorban.
Naya dan tsaqib turun dari mobil, menghampiri kerumunan itu, lantas dia menanyakan apakah sudah ada yang menelpon ambulans atau polisi. Namun, naya hanya mendapatkan gelengan kepala dari semua orang yang ada disana. Naya pun menyuruh tsaqib untuk menelpon ambulans dari rumah sakit terdekat. Lantas tak lama polisi datang menghampiri, menanyakan bagaimana kronologis dari kejadian tersebut. Beberapa menit sesudahnya, ambulans datang dengan terburu-buru lalu membawa korban menuju rumah sakit terdekat. Beruntung rumah sakit itu mempunyai alat-alat yang lengkap.Karena tidak diketahui nama sikorban siapa, akhirnya polisi menemukan dompet dan tanda pengenal sang korban, polisi menghubungi keluarga korban dengan tenang agar keluarga sang korban tidak terlalu panik. Naya yang akan pergi ke kampus bersama tsaqib terpaksa ikut ke rumah sakit sebagai sang penelpon dan saksi dari kejadian tersebut.
30 menit berlalu, akhirnya keluarga korban datang kerumah sakit, wanita cantik yang belum begitu tua berjalan tertatih-tatih sambil menahan isak menghampiri naya yang sedang duduk diruang tunggu.
"Mana anak saya?" tanya wanita itu seraya menangis
"E...e di IGD bu" jawab naya terbata
Wanita cantik itu terus saja menangis disamping naya. Naya yang tidak tega melihatnya pun kemudian memeluk wanita itu.
"Ibu yang sabar, ini ujian bagi kita semua, do'akan saja semoga putra ibu terselamatkan. Insyaallah Allah akan kabulkan jika memang Allah mengkehendaki putra ibu untuk masih bisa beribadah kepadanya." ucap naya memeluk lalu mengelus punggung wanita itu.
Wanita itu membalas pelukan naya erat. Dia sedikit tenang mendengar apa yang diucapkan naya. Dia mengangguk lalu menatap naya.
"Terimakasih, namamu siapa? Sungguh cantik gadis didepanku ini" ucap wanita itu tersenyum setelah menghapus jejak air mata dipipinya
"Saya Naya bu" ujar naya menunduk malu dengan ucapan wanita tadi.
"Ohh naya, perkenalkan nama saya arini, biasa dipanggil bunda, bunda arini. Ibu dari dzaki yang sedang berada diruang IGD" ucap arini kemudian kembali menahan tangis.
"Uhm, sholat dhuha yuk bu, sekalian kita berdo'a untuk keselamatan dzaki" ajak naya
"Yukk, oh iya, panggil saya bunda aja" ujar arini yang kemudian diangguki oleh naya.
"Mari bunda"
***
Setelah kembali ke ruang tunggu, naya berbincang-bincang dengan arini. Yang baru naya tahu, ternyata dzaki adalah mahasiswa sekampus dan seangkatan dengannya, hanya beda jurusan saja. Dzaki mengambil jurusan kedokteran sedangkan naya keagamaan.
Naya yang sudah meminta ijin kepada dosen karena tidak bisa masuk hari ini, merasa lega karena dosennya mengiyakan dengan sangat baik karena tau apa yang terjadi tadi pagi. Sedangkan tsaqib telah pergi ke kampus selepas mengantarkan naya ke rumah sakit.
Hari sudah semakin petang, dan dzaki sudah dipindahkan keruang rawat inap. Untung saja darah yang tadi berceceran adalah darah yang mengalir dari tangan kiri dan kaki kiri sang korban yang sobek. Jadi tidak perlu terlalu khawatir.
"Udah sore nay, kamu pulang aja, bunda gakpapa kok sendiri" ucap arini pada naya yang sudah terlihat sangat letih.
"Eh iya bunda, nunggu adek saya jemput dulu. Nanti insyaallah saya kembali lagi besok" ujar naya.
Setelah tsaqib tiba, naya pun pulang dari rumah sakit. Sesampainya dirumah, naya menceritakan kejadian tadi kepada hilya.
"Tunggu tunggu, Arini? Arini yang anaknya ganteng itu?" tanya hilya heboh
"Bunda tau?" ucap naya balik bertanya.
"Itu temen bunda sayang" ujar hilya "Ya allah kasian banget. Kita harus kesana besok nay"
"Iya bunda siap"
***
Setelah sehari tidak sadarkan diri, akhirnya dzaki telah siuman. Saat membuka matanya, ia mendapati bundanya yang sedang tersenyum bahagia, disamping bundanya ia melihat wanita yang sudah tidak asing baginya yaitu tante hilya, begitulah ia menyebutnya. Dan disamping hilya? Ia tidak mengenali wanita itu, menurutnya wanita itu sangat cantik, tatapan matanya teduh menghangatkan.
"Bundaa" ucap dzaki lirih
"Iya sayang kenapa?" tanya arini kepada putranya
"Itu siapa?" tanya dzaki seraya melirik naya yang sedang menunduk
"Ohh itu anaya, putrinya hilya" jawab arini lalu tersenyum jahil
Naya yang merasa malu kemudian meminta ijin untuk keluar sebentar.
Saat naya duduk sendiri di depan ruangan sambil menatap layar handphone nya, naya dikagetkan oleh kedatangan leo yang tiba-tiba.
"Nay"
"Hah. iya apa?" kaget naya menatap leo lalu mengalihkan lagi pandangannya menatap handphone
"Aku mau bicara" ujar leo
"Bicara aja" kata naya tidak mengalihkan pandangannya dari handphone nya.
"Aku suka kamu"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anaya
Teen Fiction[Selow Update] Seorang perempuan cantik yang sangat menjaga akhlak dan imannya, memiliki kelebihan yang hampir tidak dimiliki oleh setiap orang. Perempuan itu bernama Anaya Aysha Fathiya. Ia memiliki kelebihan bisa berkomunikasi dengan makhluk yang...